8. Awal dari LDR

5.9K 272 5
                                    

Pagi hari aku sudah lari lari di Bandara. Bukannya aku olahraga di sana,kali ini aku seperti di kejar waktu. Bertemu atau tidak sama sekali.

Bandara pagi ini sangat ramai. Dengan langkah setengah berlari,bodo amat lah menabrak orang, yang penting aku kesampaian. Aku terus mencari laki laki bertubuh tinggi. Di mana dia?

Air mataku sudah berada di ujung pelupuk. Apa ia sudah berangkat? Ahh pikiranku kalut. Padahal hari ini adalah hari terakhirnya di Jakarta.

"Dik" Panggil seseorang. Aku menoleh ke belakang.

"Mas Tama" Aku berjalan pelan,nafasku ngos ngosan. Seperti habis lari keliling Bandara.

"Aku tahu loh kalo kamu cariin aku,hahaha"

"Hah,aku panik" Kataku.

"Udah,nduk. Tama belum berangkat loh. Minum dulu" Mama Mas Tama.

"Eh,Tante" Aku bersalaman dengan beliau. Beliau mengusap hijabku pelan. Aku merasakan aura kelembutan.

"Nak Ressa kan?"

"Hehe,iya, Tante"

"Tama suka cerita sama Tante,katanya kamu baik,cantik,dan sholehah. Eh,ternyata bener. Malah ngelebihin ekspetasi tante"

"Ya Allah,Tante. Hehe,Alhamdulillah Allah memberi Ressa keadaan fisik yang lengkap hehe"

"Alhamdulillah. Sudah berapa tahun pacaran,nduk?"

"Wah,udah lama,Ma. Kalo Tama udah Lettu nanti Tama nikahin dong" Sahut mas Tama. Aku dengan refleks memukul lengannya.

"Tuh,Tama sudah serius"

"Hehehe" Aku tertawa renyah. Mama mas Tama memang tak semenakutkan yang ku bayangkan. Ternyata beliau lebih asik daripada anaknya haha.

"Oh,iya. Ini Adiknya Tama. Sampai lupa kan mau ngenalin hehe. Rara kenalan dulu,dik"

"Hallo,mba. Aku Rara"

"Hai,cantik. Mba namanya Ressa. Rara kelas berapa?"

"SMP kelas 1,mba"

"Wih,masih muda nih,hehe"

Semua tertawa. Perpisahan kali ini seperti acara kumpul keluarga. Namun,aku tidak melihat keberadaan Ayah Mas Tama.

"Tama pamit dulu ya. Bentar lagi pesawat Take off"

Oke,acara nangis nangis sudah dimulai.

"Jaga diri baik baik ya,bang. Besuk Mama baru nyusul sama Ayah. Jaga kesehatan,fokus sama kegiatan. Semangat terus" Pesan Mamanya.

"Iya,ma. Tama bakalan jaga diri sama kesehatan. Mama di sini juga jaga kesehatan ya". Mas Tama dan Mamanya berpelukan. Aku mengusap air mataku yang jatuh dan mengalir di pipi. Sungguh terharu. Jadi seperti ini rasanya perpisahan.

"Rara" Mas Tama meraih Rara dan langsung memeluknya. Aku sudah bilang,aku terharu.

"Ressa,aku pergi dulu ya. Jaga kesehatan,jangan lupa belajar. Kamu udah kelas 12" Aku hanya mengangguk dan menangis. Tak kuat untuk berbicara.

My prince of love [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang