2

7.6K 829 10
                                    

"apa yang kau lakukan?!"

aku menepis tangan lelaki yang mengusap dadaku. lelaki itu juga tampak terkejut dengan perlakuannya.

"m-maafkan aku. aku hanya mencoba untuk membersihkan noda kopi yang menempel di bajumu."

apa dia bilang? membersihkan noda kopi di bajuku? tch, orang ini memang suka sekali mencari kesempatan. memangnya noda kopi bisa hilang kalau sekedar di usap dengan tangan atau tisu saja? bahkan kalau dicuci sekali pun noda kopi di bajuku tidak akan hilang.

"apa kau bilang?! sekalipun bajuku dicuci berulang-ulang noda kopi di bajuku tidak akan hilang! ini termasuk pelecehan seksual!" ujarku setengah berteriak, membuat lelaki itu berjengit.

ucapanku langsung mengundang perhatian pelanggan. memang sih, pelanggannya sekarang tidak terlalu ramai, tapi aku malu sekali.

"aku hanya tidak sengaja, habisnya badanmu kecil sekali. aku tidak lihat."

setelah dia mengusap dadaku tadi, sekarang dia mengejekku kecil?! yah, memang gen keluargaku berperawakan kecil. yoongi saja masih dibilang cukup pendek jika disandingkan dengan teman-temannya. tapi lelaki ini benar-benar keterlaluan!

aku mendongakkan kepalaku, melipat tanganku di depan dada, dan menatapnya dengan tatapan menantang. sial, kenapa badan lelaki ini besar sekali sih? aku jadi terlihat bukan apa-apa jika disandingkan dengan dirinya.

"apa kau bilang? aku kecil? kau saja yang terlalu besar!" pekikku tidak terima.

lelaki itu tampak bingung dengan apa yang harus dia lakukan sekarang. ia menggigit bibirnya, irisnya bergetar. "a-aku akan menggantikan bajumu."

"tidak usah! pergilah dari hadapanku, dasar cabul!"

lelaki itu tidak bergeming. sebenarnya bukan dia yang pergi dari hadapanku, tapi aku yang pergi dari hadapannya. aku tidak mau melihat wajahnya lama-lama. semakin lama aku melihat wajahnya, amarahku semakin melonjak saja. ingin sekali rasanya tanganku ini menonjok hidung mancungnya.

tidak peduli dengan pesanan yoongi, aku segera mencari lelaki itu.

yoongi mencari duduk di pojok kafe, dekat jendela. kedua telinganya terpasang earphone dan kepalanya mengangguk-angguk sesuai irama musik yang masuk ke dalam telinganya. matanya sibuk memerhatikan pemandangan di luar jendela.

melihat yoongi yang santai saja duduk-duduk membuatku tambah kesal. apa dia tidak tahu kalau adiknya menjadi korban pelecehan seksual?

setelah 15 detik berdiri di depan lelaki itu, yoongi akhirnya menyadari keberadaanku. tch, sepertinya lelaki ini benar-benar tidak tahu apa yang terjadi barusan.

"mana kopiku?" tanyanya dengan polos.

apa dia tidak sadar? kenapa ia lebih mementingkan kopinya dari pada adiknya yang baru saja dilecehkan?!

aku tidak membalas pertanyaan yoongi sampai lelaki itu menyadari bajuku yang kotor. "kenapa bajumu?"

"ayo pulang," ucapku.

yoongi tampak tidak setuju dengan ucapanku. "pulang? kita bahkan belum di sini selama 15 menit lamanya."

"apa kau tidak lihat bajuku? aku malu, yoongi!"

"ya sudah. bersihkan saja."

ingin rasanya aku merobek mulut lelaki ini.

"ini noda kopi, min yoongi. mana bisa hilang! ayo pulang!" paksaku.

yoongi menaikkan sebelah alisnya. wajahnya menunjukkan ekspresi tidak suka.

"panggil aku oppa dulu."

aku mengerutkan keningku. ugh, jengkel sekali rasanya. sempat-sempatnya dia meminta yang aneh-aneh dalam keadaan seperti ini.

"kau sangat tidak sopan padaku. kau harus ingat, aku lebih tua 2 tahun darimu."

aku memutar bola mataku malas. yoongi sangat fanatik sekali dengan perbedaan umur kami.

"jangan memutar bola matamu di depanku. sangat tidak sopan dan menyebalkan."

aku mengulum bibirku, menarik dan mengeluarkan napasku perlahan. mencoba untuk meredamkan amarahku.

"oppa, ayo kita pulang, hm?" ugh, aku ingin muntah rasanya mendengar perkataanku sendiri.

yoongi berdecak. "bisakah kau tidak sok imut? terdengar menjijikkan."

aku menggigit bibirku geram. "ayo pulang oppa," ujarku dengan nada yang datar.

yoongi terdiam sebentar. tampak menimang-nimang sesuatu. "ayo. tapi lain kali kau harus mentraktirku ice americano."

tsk, ternyata selama ini dia hanya minta traktiran dariku? pantas saja dia tidak memberiku uang.

Perks Of Knowing You; kth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang