9

4.6K 618 4
                                    

"hai, cantik."

aku memutar bola mataku malas. bisakah lelaki ini berhenti mengikutiku?

aku tidak memperdulikan eksistensinya dan lanjut membaca buku tebal yang membosankan ini. jika saja besok tidak ada kuis, pasti aku tidak akan membaca buku yang isinya hanya hitam putih ini.

"serius sekali. memangnya apa yang kau baca?"

lelaki itu kemudian berjalan mendekat ke arahku. entah sejak kapan kepalanya sudah ada di sampingku, aku bisa merasakan bau mint maskulin khas taehyung.

"hm ..." taehyung bergumam sambil menganggukkan kepalanya.

ugh, bisakah dia menjauhkan wajahnya? ini terlalu dekat! kalau aku bergerak sedikit saja, pipi kami pasti bersentuhan. wajahku pasti sudah memerah sekarang.

"ini materi untuk kuis besok ya?" tanya taehyung dengan suara baritonnya. siapapun tolong aku! kenapa suara taehyung bisa se-seksi ini? apalagi dia mengatakannya dekat dengan telingaku.

"uh-uhm ... tae ... b-bisakah kau menjauh?" pintaku gugup. sial! kenapa aku malah gugup begini?

taehyung menjauhkan wajahnya. lelaki itu lalu duduk di bangku kosong di sebelahku. salah satu tangannya ia gunakan untuk menyangga kepalanya. sekarang ia menatapku dalam-dalam dengan mata almond-nya itu.

"kenapa wajahmu memerah, hm?" taehyung mengatakannya seolah bukan apa-apa. kali ini bukan senyuman yang keluar dari bibir lelaki itu, melainkan seringaian.

"eh? c-cuacanya hanya sangat panas hari ini," ujarku lalu terkekeh kecil sambil mengibas-ngibaskan tanganku ke wajahku. apakah aku sudah kelihatan natural?

"hm ... perasaan semua ac di perpustakaan dihidupkan, apakah aku harus meminta penjaga perpus untuk menurunkan suhunya?"

sial sial sial!

seringaian taehyung tambah lebar. terkutuk kau kim taehyung! dasar setan!

"oh, apakah aku terlalu tampan sampai wajahmu memerah begitu?"

tampan? narsis sekali.

"aw! gwiyeopda!" taehyung kemudian mencubit pipiku gemas.

"yak! lepaskan kim taehyung! sakit!"

"sshhh! kalau kalian mau pacaran di luar saja!" terdengar teriakan dari salah satu pengunjung perpus. sekarang semua orang menatap ke arah kami dengan tatapan ingin membunuh.

aku menghela napasku kasar, sedangkan lelaki ini malah tertawa kecil. sepertinya ia senang menggangguku.

dengan segera aku merapikan barang-barangku dan keluar dari perpus dengan kaki yang dihentak-hentakkan kesal. aku bisa merasakan taehyung mengikutiku dari belakang.

"hei! apa kau marah?" tanyanya.

bukankah sudah jelas?

"kenapa kau tidak menjawab?"

dasar tidak peka!

taehyung tiba-tiba saja meraih bahuku dan menariknya, membuatku berbalik badan dan menghadap tubuh tinggi dan besar lelaki itu. aku mendongak untuk melihat wajahnya. sampai saat ini pun aku masih kesal kenapa tubuhku pendek sekali.

aku menatap lelaki itu tajam. penuh tidak suka.

"kau marah?" tanyanya lagi.

"menurutmu?" balasku ketus.

lelaki itu menggaruk-garuk kepalanya. "tadi aku hanya tidak bermaksud--"

"sekarang alasan apalagi yang mau kau keluarkan, hah?! waktu itu kau mengelus dadaku karena tidak sengaja, dan sekarang kau mau bilang kalau kejadian tadi itu tidak disengaja?!" ujarku setengah berteriak, tepat di depannya.

sekarang wajah taehyung tampak penuh dengan rasa bersalah. "sungguh, tadi aku tidak bermaksud untuk membuatmu diusir. awalnya aku hanya ingin menanyakan kenapa kau mem-block kontakku."

cih, alasan macam apa itu?

"kalau kau ingin tahu kenapa, tanyakan pada dirimu sendiri kenapa aku melakukannya!" ujarku geram kemudian berbalik badan dan melangkah pergi.

setidaknya taehyung berhenti mengikutiku sekarang. apa sih maunya lelaki itu?

Perks Of Knowing You; kth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang