11

4.2K 594 8
                                    

"kapan kau datang? sini bawa," ujar yoongi setelah melihat kedatanganku.

tiba-tiba ruang tengah menjadi sepi dan semua mata tertuju padaku. aku hanya mematung saja di tempatku karena aku masih belum terbiasa dengan orang-orang di sini.

kami baru saja pindah ke seoul dan yoongi sudah menggaet teman sebanyak ini?! walaupun yoongi terlihat seperti orang yang anti sosial, tapi setidaknya ia lebih baik dari pada diriku yang hanya mengenal baik mashiro.

"kenapa diam saja sih?" karena tak kunjung bergerak, yoongi menjadi gemas dan berjalan ke arahku. ia merampas kantung plastik yang berisi makanan ringan pesanannya.

"itu adikmu yoon?" tanya seorang lelaki dengan rambut cokelat dan pipinya terdapat lesung pipi yang dalam.

"ya," jawab yoongi pendek lalu membuka satu bungkus makanan ringan dan memakannya dengan santai. bahkan remahan makanan ringan yang dimakan yoongi jatuh ke karpet, membuatku gemas saja karena pasti aku yang bertugas untuk bersih-bersih besok.

"sumpah?!" teriak temannya yang lain.

"cakep euy!"

"ga nyangka ternyata yoongi nyembunyiin cewek cakep di rumahnya."

"dik, jurusan apa?"

"minta nomor telpon dong!"

"basi! langsung aja! dik, mau jadi pacarku ga?"

"besok sibuk ga? nge-date yuk!"

sumpah demi apa, kenapa yoongi santai sekali?! dia bahkan hanya memerhatikan teman-temannya yang menggodaku sambil makan snack yang dia buka tadi.

wajahku memerah karena malu sekarang. rasanya ingin menangis. habisnya mereka punya badan yang tinggi dan besar, selain itu mukanya pada garang. kecuali satu orang. yang rambutnya blonde dan pipinya tembam.

aku melirik ke arah taehyung yang berdiri tidak jauh dariku. lelaki itu menatapku dalam. sepertinya ia menyadari bahwa aku sedang ketakutan sekarang.

lelaki itu menghela napasnya kasar. "sudahlah, mereka hanya kumpulan lelaki kurang belaian. masuk saja sana kamarmu. tidak usah hiraukan mereka," ujar taehyung lembut. selembut-lembutnya lelaki itu, suara beratnya masih terdengar seperti suara beruang jahat di telingaku.

aku masih terdiam di tempatku. kumpulan lelaki di ruang tengah semakin menjadi-jadi. bahkan mereka mulai main fisik, memperebutkan siapa orang pertama yang menghampiriku.

teman-teman yoongi memang gila.

"atau mau kuantar ke kamarmu?" tawar taehyung.

belum saja aku menyetujui tawaran lelaki itu, taehyung sudah menarik tanganku, menggenggamnya dan menyeretku mendekati ruang tengah. saat taehyung ingin menaiki tangga, ia berhenti, memperhatikan teman-temannya yang masih bercanda.

"ya!" teriak taehyung. seketika semuanya langsung terdiam. "kalian membuatnya takut!"

setelah itu taehyung kembali melanjutkan langkahnya untuk naik tangga. aku mengikutinya, tangannya masih menggenggamku. aku tidak menolehkan kepalaku sedikit saja ke arah teman-teman yoongi dan hanya fokus ke punggung taehyung yang membawaku ke lantai atas.

"woy kim taehyung curi start!"

"curang!"

"ngapain ke atas berduaan?"

"ingat pakai pengaman!"

"biar ga bocor diplester aja!"

aku mencoba untuk menulikan pendengaranku. mendengarnya saja membuat pipiku benar-benar merah. kutebak telingaku juga ikutan memerah.

saat kami sudah di lantai atas, aku langsung menuju kamarku, membuka pintunya sedikit sebelum berbalik melihat taehyung. lelaki itu sudah melepaskan genggaman tangannya sejak ia menginjakkan anak tangga yang paling terakhir.

"terima kasih, tae," ujarku. aku dilahirkan dengan penuh sopan santun. setidaknya aku perlu berterima kasih, bukan?

taehyung tersenyum lebar. "no prob. anything for you, little princess."

tiba-tiba saja mood-ku langsung turun. bisakah dia berhenti memanggilku dengan panggilan menjijikkan seperti itu?

"kamarmu yang ini?" tanya taehyung kemudian menunjuk ke arah pintu yang sudah kubuka sedikit.

"ya. kenapa?"

"apa kau punya jendela di kamarmu?"

aku mengerutkan keningku. kenapa dia menanyakan jendela? sinting.

"tentu saja ada," ujarku lalu membuka pintu sebagian, menampilkan jendela yang terletak tidak jauh dari meja belajarku. "kenapa kau menanyakannya?"

"tidak kenapa. aku hanya mengingatkanmu untuk menutup jendelamu rapat pada malam hari. dan pada siang hari buka sedikit dan biarkan kamarmu terkena sirkulasi udara luar."

aku menatap aneh taehyung. kenapa dia menceramahiku seperti itu?

"by the way, terima kasih karena sudah mengantarku. kau boleh turun sekarang," ucapku, terdengar seperti usiran sih. apakah terlalu kasar jika aku mengusirnya?

taehyung tersenyum lebar kemudian mengacak rambutku pelan. "baiklah. istirahatlah." setelah itu taehyung menghilang.

aku segera masuk ke dalam kamar dan membanting diriku di kasur. aku lelah sekali, dan lapar. seandainya kalau tidak ada teman-teman yoongi di bawah, pasti aku akan menghabiskan dua bungkus ramyun sendirian di bawah. kenapa yoongi harus mengundang mereka sih?! bikin repot saja. dianya yang enak, aku tidak.

mencoba untuk melupakan rasa laparku, lebih baik aku mandi saja.

tapi akhirnya sama saja. setelah selesai mandi, yang ada malah perutku tambah lapar. aku menyesal kenapa tidak menyimpan beberapa snack di kamarku. dengan lemas aku hanya menidurkan diriku di kasur.

tok tok tok

terdengar suara ketukan pintu dari luar. dengan malas aku langsung membukanya. di sana berdiri yoongi dengan wajah datar khasnya.

"aku pesan pizza, mau makan bersama?"

Perks Of Knowing You; kth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang