34. Kisah Para Raja - Bagian 3

137 27 3
                                    

Aku berbicara dengan Fransesco Ayala. Sepanjang malam badanku terus menggigil dan aku tidak bisa tidur. Bagaimana ceritanya, aku bisa bertemu dengan arwah Fransesco Ayala, berbincang tentang masa lalunya? Aku terus mengigau sepanjang malam, sehingga Rendra dan Bethlehem yang kesal terus menerus menyumpahiku.

"He, apakah kauminum air kobokan Kah Raman?" sungut Rendra. Oh, mengesankan. Kini fenomena mengenai orang yang histeris karena racun Kah Raman, telah berubah secara viral menjadi sebuah sarkasme pada orang yang sedikit miring atau tidak wajar kelakuannya. Singkatnya, sebuah sindiran yang berasal dari fenomena yang bahkan, korelasi dengan apa yang aku alami, tidak ada hubungannya sama sekali!

"Bukankah sudah kubilang berkali-kali, aku bertemu Fransesco Ayala!" ingsutku.

"Yakin?" Rendra menaikkan sebelah alisnya.

"Haqqul Yakin!" sahutku.

"Lalu, bagaimana ceritanya kaubisa bertemu dengan orang yang sudah mati ratusan tahun lalu!?" timpal Rendra.

"Mana aku tahu! Aku hanya disuruh membersihkan gudang gereja oleh seorang pria yang katamu Bapa Youchi, lalu aku bertemu sosok Bapak Youchi ketika di gudang dan kukira itu Bapa Youchi!!" protesku hampir berteriak.

"Makanya ... Kalau ketemu orang asing, lihat dulu kakinya, menapak tanah tidak ...," cibir Rendra.

"Beruntung sekali kau, Bekti." Kemudian, Bethlehem muncul dari balik pintu. Aku membuang muka dari mereka berdua.

"Setelah apa yang kauceritakan dan apa yang kauigaukan kemarin malam hingga pagi ini, sudah dikonfirmasi kebenarannya oleh Nan Dase," lanjutnya.

Aku menoleh, seraya bertanya, "He? Nan Dase tahu cerita mengenai Fransesco Ayala?"

"Tentu saja, lah! Ia adalah tukang cerita terbaik se-Tirtanan! Tentu saja dia tahu seluk beluk sejarah mengenai terbentuknya Klan Mizu dan Fransesco Ayala!" sungut Bethlehem.

Jika memang benar apa kata Bethlehem, maka aku malah merasa merinding. Kemungkinan besar aku bertemu dengan arwah Fransesco Ayala sore kemarin. Hal itu semakin menambah daftar pengalaman anehku, selama berada di Tirtanan.

Demi kutu tersandung!

Jika aku pikirkan lagi, bahkan sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di Tirtanan ini, rasa-rasanya aku mendapatkan berbagai pengalaman aneh. Lebih tepatnya, sebuah kemampuan—bila didefinisi-operasionalkan begitu—yang tidak biasa. Sebuah kemampuan aneh, bahwa aku dapat bersentuhan dengan hal-hal yang berbau spritual. Anomali cuaca di hutan Tirtanan, kemunculan Roh Badai yang terus digembar-gemborkan Ronny, hanyalah awal dari mimpi buruk ini.

Persoalan aku berada di alam lain, di mana aku dipertontonkan dengan rentetan kehidupan masa lalu Rendra dan Annelies juga salah satunya. Kemudian, baru kali ini, aku tidak menyadari bahwa ada membo-membo (hantu menyamar menjadi manusia), tepat di depanku dan bercerita denganku hampir dua jam penuh. Rasa-rasanya aku ingin melakukan konsultasi dengan Nenek Naode untuk mengetahui, apa yang sedang terjadi di dalam tubuhku.

"Omong-omong soal Nan Dase, ia ingin bertemu denganmu," lanjut Bethlehem.

Aku terperangah seraya bertanya, "Kenapa Nan Dase ingin bertemu denganku?"

"Ya, mana aku tahu? Dia bilang agar kau menemuinya. Juga, bawa teman-temanmu bila ingin mendengar ceritanya," ingsut Bethlehem.

"Apakah dia ingin bercerita dengan kita, para mahasiswa?" tanya Rendra yang juga penasaran.

"Hmm ... apa Mbah Dase ingin meminta bantuanku untuk menceritakan kisah Fransesco Ayala?" dugaku.

"Tidak." Bethlehem dan Rendra serempak menjawab.

THE BACKWOODS LOST - ARCHIVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang