4. Rapuh

6.4K 251 6
                                    


Berkat kerja keras Bryan, kini kedua buah hatinya telah tumbuh menjadi anak remaja sempurna.

Aleeyah menjadi remaja cantik sekaligus menawan, tubuhnya kecil dan ramping dengan kulit seputih salju, rambut hitam legam sebahu serta paras yang sangat indah. Sikap dan tuturnya pun manis sekali.

Armando pun tak kalah. Berparas tampan, pintar, cerdas, dan mandiri. Tubuhnya tinggi besar dengan kulit sedikit eksotis. Dia jago karate atas permintaan Bryan agar bisa melindungi adiknya.

Armando dingin tak tersentuh layaknya sang papa, namun tidak kepada Bryan. Ando akan menjadi anak kecil yang manja bila bersama Bryan.

Kedua remaja itu sangat popular disemua kalangan, sesama remaja ataupun orang dewasa.

Selain karena anak seorang pemilik perusahaan besar yang terkenal, sifat dan penampilan mereka sendiri membuat mereka digemari banyak orang.

Semua remaja iri dengan posisi Aleeyah yang menjadi adik dari seorang Armando dan juga iri dengan posisi Armando yang menjadi kakak dari seorang Aleeyah.

Jangan lupakan tentang kedekatan dan keharmonisan tiga manusia dalam keluarga itu.

Membuat mereka menjadi keluarga yang sangat orang lain ingin miliki meskipun tanpa Alysia.

Dekat, akrab, hangat, dan harmonis..

Sudah pasti orang lain akan menyebut kata itu bila harus mendeskripsikan keluarga Bryan.

Tanpa mereka ketahui titik hitam yang sebenarnya.

Armando sedang menempuh pendidikan di universitas elit dengan jurusan yang selaras akan takdirnya untuk melanjutkan perusahaan Bryan.

Sedangkan Aleeyah masih duduk di bangku sekolah menengah atas, dia diberi kebebasan oleh Bryan dalam berkarir nantinya.

"Pa, ando mengikuti final karate internasional di Belanda besok." kata Ando di tengah sarapan pagi.

"Berapa orang dan berapa hari?" tanya Bryan.

"Lima orang, and maybe 3-4 days."

"Baiklah, Ando akan berangkat bersama papa dan Ale. Kita bisa liburan disana."

"Papa serius?" tanya Ale.

"Iya Sayang. Setalah makan kemasi barang kalian."

"Yeaayy! Love you Dad." Ale memeluk dan mencium pipi Bryan.

Bryan dan anaknya pergi setelah sarapan menggunakan pesawat pribadi agar cepat sampai.

Bryan menginginkan Ando punya banyak waktu untuk istirahat sebelum menghadapi pertandingan.

--------

Ale's pov

Aku senang sekali ketika menginjakkan kaki di bandara keluar dari pesawat pribadi papa.

Aku senang karena akhirnya bisa liburan bersama setelah beberapa bulan yang menyibukkan bagi masing-masing dari kami.

Aku sangat senang bisa memberi dukungan untuk Ando meskipun ini bukan pertama kalinya.

Di setiap pertandingan Ando aku dan papa selalu datang memberi dukungan.

Hanya saja kali ini spesial. Bukankah Ando kami sangat hebat hingga lolos pertandingan internasional.

Kamar itu kosong ketika aku membukanya,

"Halo! Kakak ada dimana?" aku tidak melihatnya setelah makan malam jadi kutelfon saja.

"Diluar."

"Harusnya Kau istirahat bukan berkeliaran seperti ini Kak."

"Simpan omong kosongmu!"

Ditinggalkan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang