19. France

4.4K 215 0
                                    


Seorang gadis dan pria paruh baya baru saja turun dari pesawat kemudian berjalan menuju keluar bandara. Tanpa melakukan apapun dua orang tersebut berhasil menarik seluruh pasang mata melihat ke arahnya.

Seluruh orang yang melihat berpikir mereka adalah pasangan yang sangat serasi meskipun dapat dilihat bahwa jarak usia mereka pasti terpaut cukup jauh.

Gadis muda berparas malaikat dengan rambut hitam legam lurus sebahu serta tubuh bak model yang dilekati sweater croptee berwarna abu-abu dan skinny jeans panjang putih jangan lupa topi adidas hitam bertengger dikepalanya.

Pria paruh baya berparas sempurna rahang tegas dan mata tajam serta tubuhnya yang dapat dilihat rajin dibawa ke tempat gym dilekati kaos hitam yang mencetak jelas dada bidang dan pasti perutnya sixpack serta sweatpants abu-abu dan topi yang sama dengan gadis disebelahnya. Mereka terlihat modis dan tentu saja berasal dari kalangan atas.

Mereka jalan membawa koper masing-masing. Tangan sang gadis Melingkar sempurna di pinggang sang pria yang seperti sedang menelpon seseorang.

"Daddy mengapa mereka melihat kita seperti itu, apakah ada yang salah dengan penampilanku?"

"No Babygirl. Putri daddy yang sangat cantik ini telah membuat semua orang disini terpana."

Percakapan mereka membuat orang yang mendengar bersemu merah. Pasalnya mereka mengira bahwa sepasang ayah dan anak ini adalah kekasih. Namun kekaguman mereka bertambah setelah tau hot daddy itu berlaku sangat manis kepada putri cantiknya. Membuat semua orang iri.

Setelah sampai di pintu bandara, Aleeyah dan Kevin disambut oleh seorang lelaki yang umurnya beberapa tahun diatas Ale. Ale berpikir lelaki itu sangat tampan memiliki wajah bule seperti nya dan sang daddy, pakaian kaus bomber dan jeans hitam senada itu membuat penampilannya keren.

"Wellcome home, Daddy." sambut lelaki itu dan memeluk Kevin dengan senyuman merekah.

"Thanks, Son. Aku senang melihatmu sehat dan tampan." balas Kevin kemudian mencium kening lelaki itu membuat Aleeyah terdiam memandang mereka berdua dengan banyak pertanyaan dikepala.

"Aleeyah kemarilah peluk kakak mu." kata Kevin membuyarkan lamunan Aleeyah. Dia berjalan perlahan menuju lelaki yang telah merentangkan tangan dan memeluknya erat, terasa hangat.

"Kau lupa padaku, Sayang? Apakah Daddy tidak menceritakan tentangku?" tanya lelaki itu, Aleeyah hanya menggeleng tersenyum kikuk dengan pipi merona.

"Dia Sammuel Moore kakakmu." jelas Kevin.

"H-hai, Kak. Maaf aku melupakanmu hehe.."

"Penculik sialan itu yang patut disalahkan atas hilangnya ingatanmu, Sayang."

"Sudahlah ayo kita pulang, Sam dimana mobilmu."

"Disana, tapi Dad aku lapar karena belum sempat makan sejak pagi, bisakah kita makan malam dulu diluar?"

"What the hell are you doing Sam? Sudah berapa kali Daddy katakan kau harus makan tepat waktu." Kevin memijit pangkal hidungnya.

"I'm sorry Dad. Kelasku padat dan aku membersihkan rumah sebelum kalian datang." Sam meringis mendengar kemarahan daddynya.

"Baiklah kita makan dulu. Come on kids!" kata Kevin yang telah beranjak mendahului mereka menuju mobil Sam.

Tak ada yang tau bahwa Kevin memiliki seorang putra yang tinggal di negara yang berbeda dengan Kevin. Kevin tinggal di Amerika bersama Bryan sedangkan putranya itu tinggal di negara kelahiran Kevin, Perancis. Kevin belum menikah dan tentu saja anak itu bukan putra kandung. Kevin mengadopsi anak kecil yang ditemukannya ketika berumur 20 tahun, ketika Kevin masih kuliah.

Sam mengetahui semua yang terjadi pada Aleeyah dan rencana Kevin. Dengan senang hati dia menerima Aleeyah karena dengan itu dia memiliki saudara dan tidak sendiri lagi.

----------

Pagi ini Kevin memulai hidup barunya bersama putra dan putri barunya. Kehidupan yang lebih baik untuk Aleeyah.

"Morning, Dad!" sapa Ale memasuki dapur dan mencium pipi Kevin.

"Morning too, Sweetheart.." balas Kevin mencium puncak kepala Aleeyah.

"Masakan Daddy sangat harum."

"Benarkah? Mereka akan berada dalam perutmu beberapa menit lagi. Bantu daddy membangunkan Kakakmu."

"As you wish, Sir!"

Aleeyah melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamar Sam yang berada di sebrang kamarnya. Rumah mereka bernuansa modern berwarna abu abu dan gradasinya, berlantai dua dengan atap yang dijadikan taman oleh Kevin atas permintaan Sam sewaktu dulu membuat rumah ini.

Ckleekk..

Ruangan bercorak abu dan putih yang luas dan rapi, tak banyak barang di dalamnya. Terlihat Sam tertidur di meja belajar bersama lembaran desain bangunan dan laptop yang masih menyala. Sam adalah seorang mahasiswa arsitektur, membuat Aleeyah memikirkan dirinya kelas berapa dan berada di jurusan apa.

Dia berjalan menuju sisi dinding kamar yang hampir seluruhnya kaca dan membuka tirai tebal menyajikan pemandangan yang luar biasa. Sinar mentari pun menyoroti kamar itu.

"Kakak bangunlah sudah pagi." bisik Aleeyah lembut di telinga pemuda itu.

Sam bergeming menengakkan dan meregangkan tubuhnya, mengerjapkan matanya sebentar untuk membiasakan cahaya masuk ke mata kemudian memandang Aleeyah yang berada disampingnya.

"Morning, Baby." sapa Sam kemudian mencium kening Aleeyah.

"Morning, Kak. Apakah kau begadang semalam?"

"Ya. Kertas kertas ini harus diserahkan hari ini, Sayang."

"Begadang tak baik untuk kesehatan. Mandilah, Daddy sudah menunggu kita dengan masakannya yang lezat."

Ale menuju ruang makan yang mejanya telah terisi sarapan. Salad yang tersaji sangat menggoda dimatanya. Dia duduk disamping Kevin yang ada dikursi ujung. Tak lama kemudian muncul Sam menghampiri Kevin mencium pipinya.

"Morning, Dad!"

"Morning, Boy. Kau kuliah hari ini?"

"No, Dad. Hanya ada tugas yang harus dikumpulkan, tidak ada kelas."

"Baguslah. Kau temani Aleeyah hari ini daddy harus pergi ke kantor."

"As you wish, Lord. Apakah ada masalah dikantor?"

"Tidak, hanya menemani pamanmu harus dituruti permintaannya itu untuk bertemu kolega bisnis."

"Cih! Paman Bryan tak pernah berubah." umpat Sam.

"Siapa itu Paman Bryan Dad?"

.
.
.
.

Ditinggalkan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang