Ando benar-benar tidak bisa menyelinap masuk ke apartemen adiknya seperti biasa dan dia sama sekali tidak pernah menemukan Aleeyah di jalan. Bahkan ketika dia menunggu dikampus, Aleeyah sama sekali tak terlihat, apa gadis itu benar-benar tidak keluar dari apartemennya?
"Ando."
"Ya, Pa?"
"Kapan kamu akan kembali?"
"Entah, Ando masih merindukan Papa dan belum ingin kembali."
"Hahaha.. Bayi besar ini ternyata bisa merindukan papanya.. "
"Dimana Uncle Kevin?"
"Tentu saja dirumahnya."
"Rumah?"
"Negara ini adalah tempat kelahiran Kevin jika Kau belum tau."
"Wow benarkah? Keren.. "
"Ayo kita berkunjung kerumah Uncle Kevin!"
"Tidak bisa, Sayang. Pekerjaan papa banyak sekali.. "
Ando tinggal dirumah Bryan setelah bertemu dengan Aleeyah pertama kali. Dia ingin memberitau Bryan namun diurungkan. Ando pikir harus menyelesaikan dulu masalah pribadinya dengan Aleeyah. Masalah yang Ando pikir tidak diketahui oleh Bryan.
Hari ini Ando memutuskan untuk bertemu dengan teman lamanya yang masih kuliah disini. Mereka akan bertemu di sebuah kafe. Dia sampai lebih dahulu ketika sebuah pesan mengatakan bahwa temannya itu sedikit terlambat.
Ando menyesap kopi pesanannya sambil memindai sekeliling kafe dan matanya terfokus pada satu meja berisi seorang pemuda dan gadis. Tubuhnya menegang.
"D-dia.. Ba-gaimana bisa.. "
Penghuni meja itu adalah Sabian dan Aleeyah yang sedang bercengkrama dan menatap hangat satu sama lain. Mata Ando membelalak tak percaya dan bibirnya kelu, bagimana bisa Sabian duduk disana bersama adiknya.
"D-ia sudah mati, a-ku melihatnya sendiri dan sekarang.. "
Otak cerdasnya tak mampu mencerna keadaan dan apa yang kini terjadi dihadapannya.
"Sialan!" Ando mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Cari informasi tentang Sabian Juna Valleryan! Aku ingin data itu ada padaku nanti malam!"
"Baik, Tuan!"
Ada hasrat membara untuk menghampiri gadis yang belakangan ini berlarian dipikirannya namun Ando tak ingin gegabah hingga ia memutuskan untuk keluar dari kafe berpindah ke kafe lain untuk bertemu temannya.
---------
Sepasang kekasih sedang menikmati hangatnya kopi yang masuk ke lambung mereka sambil mengobrol dan bercanda hangat sehangat kopi yang mereka minum.
"Besok ikutlah denganku." ajak Aleeyah pada Bian.
"Where?"
"Rumah daddy."
"Tuan Bryan? Dia disini?"
"Bukan.." Aleeyah menjadi sendu mengingat papanya yang kini entah dimana dan tak berusaha untuk menemuinya meskipun dia telah bertemu Ando, "Bukan papa tapi Daddy Kevin."
Aleeyah menjelaskan semuanya yang terjadi selama Sabian tidak ada tanpa melewatkan satu bagian pun.
Pemuda itu mengalami banyak perubahan emosi selama mendengarkan cerita dari sang kekasih. Marah kepada Ando yang menyakiti Aleeyah dan Bryan yang tidak datang untuk menyelamatkan Aleeyah serta pada dirinya sendiri yang tak ada untuk sang gadis disaat seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ditinggalkan √
Ficção Adolescente"Ketahuilah Aleeyah.. Aku sangat membenci keberadaanmu dan itu tak akan pernah berubah!!!" "Ya.. Aku tau benar.. Dan tak akan berubah pula rasa sayangku padamu Armando.." ---------- "Jangan takut. Aku janji nggak akan pergi lagi. Aku akan terus disi...