28. Penantian Sia-sia?

4.9K 187 1
                                    

"Ahahaha.. Aduh Bian.. Aw! geli ih!"

"Kakak wangi sih bian kan jadi betah ndusel gini."

Aleeyah lelah tertawa karena rambut Bian yang bergesekan dengan lehernya. Hari ini Aleeyah membolos kuliah, dia benar-benar hanya ingin berduaan bersama Sabian seharian.

"Kak, Bian laper nih masak gih!"

"Kamu mau makan apa hm?"

"Apa aja deh, Kak. Semua masakan Kakak kan favorit Bian."

"Bian ih!"

"Haha.. Ih pipinya merah.. "

"Bian! Sudah aku mau masak dulu."

"Yaudah hayuk Bian bantuin deh."

Mereka memasuki dapur, beruntung bahan makanan lengkap di lemari pendingin. Aleeyah sibuk memanggang daging dan membuat mashed potato sedangkan Bian sibuk memeluki Aleeyah dan hanya sedikit membantu.

"Kak, yuk nikah! Kayaknya udah pantes nih jadi istri Bian hehe.. "

"Kamu yang belum pantas jadi suami, masih kecil juga."

"Ye meskipun bian kecil tapi Kakak mau tuh jadi pacar bian!"

"Sudah yuk makan dulu. Ini bantu bawa ke meja."

"Hmm harum banget sih..."

Cupp...

"Bian!"

"Hehe.. Hadiah buat istri. Makasih Sayang udah masakin bian.. "

"Sama-sama.."

------------

Drrrtt.. Drrtt..

"Hallo.."

"Hello, Sweetheart. Daddy dengar Kau tidak ke kampus?"

"Yes I'am."

"Kenapa? Kepalanya pusing lagi?"

"No. Hanya ingin saja."

"Disini ada yang sangat merindukanmu, Sweetheart.."

"I miss you too.. "

"Kalau daddy belum boleh ke apartemenmu, Kau datanglah ke rumah."

"Dua hari lagi Aleeyah akan pulang oke?"

"I'll be waiting.. "

"Bye. I love you so much."

"Daddy love you too Sweetheart.."

Setelah mengakhiri panggilan gadis itu berjalan ke sofa dan disuguhi pemandangan manusia terduduk dengan wajah memerah.

"Sudah telfonan sama cowoknya?" tanyanya dengan wajah remeh.

"Apasih, Bian!"  gadis itu tak menanggapi serius hingga,

"Itu pasti cowok Kakak kan selama Bian gak ada?!" suaranya mulai meninggi cukup membuat gadis dihadapannya tersentak dengan raut yang tak dapat dijelaskan.

"What the hell are you talking about.."

"Mesra banget lagi, pake i miss you i love you segala!"

"Bian ak-"

"Tau gini mending Bian gausah balik! Aku berjuang hidup cuman buat Kakak tapi apa.."

"A-apa.. Ka-mu ngomong apasih?"

"Aku kira Kakak cinta mati sama Bian tapi ternyata.. Hahahaa.. Kakak gak cinta sama Bian.. " suara mengintimidasinya membuat Aleeyah diam tak percaya.

Ditinggalkan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang