13. Tawa

4.4K 198 0
                                    


"Makan malam sudah siap." kata Aleeyah dengan datar pada Ando yang sedang duduk di ruang tamu.

Mereka menuju meja makan dan melakukan kegiatan tanpa suara, hanya ada dentingan sendok.

Sejak kejadian itu Aleeyah bersikap dingin pada Armando. Dia tidak akan membiarkan Ando melukai dan merendahkannya kembali.

Selesai makan Aleeyah kembali ke kamarnya.

"Halo Princess.." terdengar suara dari seberang sana.

"Halo, Sabian. Bisakah aku menginap di apartemenmu malam ini?" tanya Aleeyah.

"Tentu, dengan senang hati. Kakak tunggu disana ya, Sabian akan datang 15 menit lagi." jawab Sabian.

"Aku menunggu, Sayang."

Piipp.

Setelah bersiap Aleeyah turun dan berpapasan dengan Ando yang ada di ruang tengah.

"Mau kemana Kau malam-malam begini?" tanya Ando tajam.

"Bukan urusanmu." jawab Aleeyah dingin.

Jawaban Aleeyah berhasil membuatnya geram. Ando tak suka semakin hari Aleeyah semakin mati rasa padanya tidak takut lagi bahkan tidak menangis lagi.

Ando beranjak dari tempatnya menghampiri Aleeyah hingga tak ada jarak antara mereka, lalu menarik rahang adiknya dan menatap tajam.

"Berani-beraninya Kau berbicara seperti itu padaku!" Ando mengeraskan rahangnya.

"Tak ada alasan bagiku untuk takut padamu." jawab gadis itu tanpa nada dan ekspresi.

"Jalang brengsek!!" umpatnya ambil mendorong tubuh sang lawan keras ke arah meja ruang tengah.

Ando berjalan mendekati Aleeyah untuk memberikan siksaan selanjutnya namun tengannya ditahan oleh seseorang.

"Maaf, tapi tangan Anda sudah menyentuh dan menyakiti milik saya." kata orang tersebut.

Sabian..

Dia memutar tangan Ando dari belakang membuat sang pemilik kesakitan lalu mendorongnya hingga tersungkur di lantai.

"Brengsek!!!" teriak Ando kemudian bangkit meninju Sabian.

Perkelahian pun terjadi di rumah itu. Meskipun Sabian lebih muda namun ingat bahwa dia badboy yang pandai berkelahi.

Tinju dan tendangan memang beberapa kali Sabian dapatkan namun dia membalas lawannya dengan lebih banyak dari yang dia dapatkan.

Pertarungan selesai ketika Ando terkapar tak berdaya di lantai. Wajah mereka berdua sama-sama mengenaskan namun Sabian masih bisa berdiri tegak.

"Apabila tangan kotor itu menyentuh Kak Aleeyah lagi, maka Anda akan dapatkan yang lebih dari ini." ucap Sabian sebagai peringatan pada Armando.

Sabian bergegas membawa sang gadis ke dalam mobil dan pupang ke apartemennya

-----------

Aleeyah benar-benar diliputi rasa bersalah setelah melihat keadaan kekasihnya terluka seperti ini karena membelanya.

"Hiks.. Maaf aku membuatmu terluka seperti ini."

Pemuda itu tersenyum lembut melihat gadisnya menangis khawatir akan dirinya yang terluka.

"Sakitnya tidak setara dengan ketika aku liat Kakak dilukai Ando."

Lihatlah, pipi itu merona. Sabian selalu berhasil membuat wanitanya ini tersipu.

Aleeyah mengusap air matanya kasar.

"Biarkan aku mengobati luka-luka ini. Berani sekali mereka bertengger di wajah tampan kekasihku." Aleeyah beranjak dari sofa mencari kotak obat dengan wajah kesalnya membuat Sabian terkekeh, lalu kembali dan mengobati luka Sabian dengan perlahan.

Ditinggalkan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang