"Woi!" Suara yang menyadarkan ku dari lamunan masa lalu. Ku lihat seorang lagi yang sedang duduk di motornya sambil memperhatikan ku dan seorang yang berada di hadapan ku.
"Lu jadi bareng ga?" Tawarnya untuk yang ketiga kalinya. Aku menimbang-nimbang tawarannya "hm..." kalau tawaran kak Zarbika ku tolak, nanti aku malah diantar kak Ray lagi.
"Oke deh." Jawabku setelah berfikir panjang.
"Loh! Ran kok lu malah ikut dia sih? Gua udah niat jemput lu kok lu malah ikut dia?" Sambil meraih tanganku dan melihat sinis ke arah kak Zarbika."Maaf kak, gua udah janji duluan sama dia." Sambil melepas genggamannya. "Mungkin lain kali kak." Lanjutku sambil tersenyum yang terpaksa.
"Oke deh, kalo itu mau lu." Raut muka kecewa terpampang jelas disana.
"Gua duluan ya kak." Sambil berlalu dan meninggalkannya. "Oke oke, hati-hati ya Ran." Katanya sambil tersenyum kekecewaan.
***
"Thanks ya kak." kataku singkat berterimaksih pada kak Zarbika. "Udah gitu doang!? Lu gak ngasih apa-apa gitu? Setelah gua selametin lu dari mantan lu." Dengan senyum mengejek yang ia pancarkan diwajahnya.
"What! Kok lu tau?" Dengan raut muka yang kaget dan langsung ku kendalikan ekspresiku kembali.
"Tau lah, tampang lu udah kek tercyduk gitu hahaha..." tawanya pecah saat mengejekku. "Dasar jangkung!" Umpatku. Tawanya seketika berhenti dan langsung menatapku. Mampus dah gua, jangan-jangan dia denger gua ngatain dia lagi.
"Udah cepetan lu minta apaan?" Kataku langsung mengalihkan topik.
"Nah... itu gua belum tau." What! Tadi dia yang minta tapi sekarang dia gak tau. "Nanti gua bakalan minta pada waktunya, siap in fisik dan mental aja lu." Lanjutnya sambil tersenyum bagaikan pejahat pedofil. Aku hanya terpengah atas sikapnya sekarang ini."Udah ya, gua duluan. Ngeri gua lama-lama dihadepan gorila. Nanti gua dimakan lagi." Katanya sambil menyalakan mesin motornya. Wait? Tadi dia bilang apa? Gorila? Dihadapannya? Lah berarti gua dong!!! Baru saat ku ingin menghardiknya dia sudah berlalu. Kesal, marah, dongkol, semua campur aduk ingin rasanya ku musnahkan dia dari muka bumi ini. Dan sepertinya dia tertawa terbahak-bahak saat aku menyadari perkatanya itu.
***
Bosen, jenuh, tidak ada kegiatan itulah yang kurasakan sekarang. Selesai makan malam tadi bersama papa dan mama aku langsung masuk kekamar yang berada dilantai dua. Ini memang sudah biasa kulakukan sehabis makan malam bersama. Karna papa dan mama pasti langsung sibuk setelah selesai makan malam, papa akan sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerjanya dan mama juga akan sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerjanya sendiri.
Hm... apa yang aku harus lakukan sekarang ya? Mengerjakan pr? Sudah jelas tidak, otak ini sudah terlalu lelah untuk belajar lagi. Lalu apa? Tidur? Oh... tidak juga ini baru jam 19:20 mana mungkin bisa tidur. Yaampun... apa yang harus kulakukan. Pikiranku jenuh tidak ada yang bisaku lakukan sekarang.
Ping. Ping. Ping
Pandangan ku langsung terahlikan pada benda berbentuk persegi yang disebut sebagai ponsel. Dengan malas ku bangun dari kasur dan mengambil ponsel yang berada di meja belajar.
Notifikasi line.
Hukum netton
"Woiii..."Siapa ni? Hukum netton? Emang dikata lagi belajar matematika apa!? Dalam pikiran ku menerka-nerka siapakah ini?
Hukum netton
"Baca woi!!! Bukan cuman dipandang ."Loh kok ni orang tau, ihh... seremmm...
Hukum netton
"Baca woi! Baca bukan cuman dupandang doang! Dasar gorila. Wkwkwkwk."Hah! Ini sih jangkung. Dalam benat ku langsung teringat kejadian tadi sore.
Langsung ku balas pesannya dengan setiap huruf ada dendam didalamnya. Sambil mengetik pesan ku langkahkan kaki kembali ke tempat tidur.
"Eh! Dasar jangkung!"
Hukum netton
"Eh gorila, akhirnya dibaca juga."Hukum netton
"Eh dasar bogel! Gua tau klo gua terlalu tinggi buat badan bogel lu :v.""Sue lu! Ngapain lu chat gua?"
Hukum netton
"Iseng.""-_- bodo amat."
Hukum netton
"Wkwkwk."Hukum netton
"Oiya besok temenin ke acara ultah temen gua.""Ihhh ogah! Ngapain gua temenin."
Hukum netton
"Nanti gua jemput lu, jam 16:30."Lah... gua gak mau kocak!"
Hukum netton
"Lu mau nemenin gua ke acara ultah temen gua, apa lu mau gua sebar foto lu sama mantan terindah lu.""Hah!"
"Kok."
"Ish."
Hukum netton
"Hahaha (tawa jahat). Jadi gimana lu mau gk?""Oke oke gua temenin lu! Dasar setan laknat -,-."
Hukum netton
"Oke dech... gorila bogel wkwkwkwkwkwkwk."Setelah membaca pesan terakhir. Langsung ku matikan datanya. Dasar jangkung, manusia pea, ngeselin ingin rasanya ku pasung dia dan ku tinggalkan ditengah hutan lalu mati dimakan serigala haha...
Kulihat jam di ponsel sudah menunjukkan pukul 21:20. Hm... lebih baik sekarang tidur dari pada nanti bangun kesiangan. Mungkin besok adalah hari libur dan biasanya kebanyakan orang pasti akan bangun lebih siang dari pada biasanya, tapi tidak dengan ku. Papa dan mama selalu mangajarkan ku bangun pagi karna itu bagus untuk kesehatan.
Karna apa yang kau tanam akan kau tuwai dikemudian hari. Itulah yang diajarkan oleh kedua orang tua ku sedari kecil.
Ku istirahatkan jiwa dan raga ini setelah menjalankan aktivitas seharian. Kupejamkan mata dan perlahan ku masuk di dunia lain. Dunia yang hanya bisa ku rasakan seorang diri.
.
.
.
.
.
~Thank you telah membaca Avonture Rasa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Avontur Rasa
Teen FictionMengerahkan seluruh usaha guna dipandang takdir. Bukan hal pasti nan mudah dalam melakukannya. Aku kerap ragu akan perasaanku. Gelisah terus membebani pikiranku. Haruskah bertindak atau diam. Zarbika Ibra, bagaimana aku bisa menghadapinya.