Berjalan-jalan ditengah kerumunan, menjadi satu dengan masyarakat. Menghilang sementara dari lingkungan, tuk mengenal diri sendiri lebih dalam.
Akhir pekan ini ku pikir akan pergi bersama dengan mama dan papa, namun itu hanyalah planning. Yang sekian kali dibatalkan.
Harusnya aku tidak terlalu berharap. Berharap bahwa mama, papa, dan aku akan pergi bersama. Walaupun hanya sekedar makan malam direstoran, bergurau bersama dimeja yang sama sebagaimana keluarga yang harmonis.
"Cafe Kane." gumam ku. Yang telah tepat berdiri didepan cafe yang telah menarik perhatian ku.
Mungkin aku bisa menghibur diri sendiri dengan memakan atau meminum sesuatu ditempat ini. Ku dorong pintu kayu dengan tulisan open pada depannya, terdengar suara lonceng yang beradu dengan pintu kayu. Yang menandakan seseorang telah berkunjung.
"Selamat datang di Cafe Kane." sapa seorang wetris pria dengan senyumnya yang hangat.
Aku hanya menganggukkan kepala sebagai balasan, lalu berjalan mencari meja yang cocok dengan suasana hati ku saat ini.
Ku pilih meja yang paling sudut, dengan pembatas antar luar dan dalam terbuat dari kaca yang didalamnya ada air seperti air terjun yang mengalir dengan berirama.
"Selamat sore, wahai kaum hawa." Sapa wetris pria yang menunjukkan senyum hangatnya lagi.
"Sore," balasku.
Aku sejenak diam. Memejamkan mata, menikmati air yang jatuh bagaikan irama yang syadu. Hening. Itulah yang aku cari disini, menenangkan hati yang sedang kacau.
Ku tarik nafas sedalam mungkin, mencoba merasakan udara sekitar.
"Matcha." gumamku.
"Matcha?"
"Eh iya, satu matcha latte and cake coklat ya mas." pesan ku pada wetris pria yang sedari tadi berdiri disamping ku.
"Oke. Pesanan akan segera datang my princess." ucapnya sambil tersenyum diakhir kalimat.
Ku mainkan ponsel yang sedari tadi berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk.
Notifikasi
Hukum Netton
"Gorrr."
"Oi."
"Oioi."
"oiiiiiii."
"How are you?"
"Jangan ngilang bogel."
"Aduhhh dimana si lu?"
"Woiiiiii."
"Awas aja nanti kalo gua nemuin lu, gua bawa pulang lu."
"Missing you."Papa
"Nak, kamu dia mana? Jangan pulang larut ya, papa nanti pulang malam. Love you honey."Mama
"Sayang, jangan marah sama papa mama. Mungkin lain kali kita bisa pergi sama-sama, mama usahain kita akan holiday. Maafin mama papa ya sayang. Kami sayang kamu Rani."Setelah selesai membaca kubalas semua pesan satu persatu.
For : Hukum Netton
"Hm... Bawel lu. Gua bukan anak kecil yang bakalan ilang gitu aja, ga usah khawatir sama gua"For : Papa
"Lagi di cafe pah, iya aku ga akan pulang malam. Me too."For : Mama
"Iya mah, aku ngerti kesibukan papa mama. Itu semua juga buat kebaikan aku. Aku juga sayang mama papa."Ku masukan kembali ponsel pada kantung jaket jens yang ku gantung pada kursi yang kududuki.
Aku kembali memperhatikan air yang mengalir dibalik kaca yang transparan, ada hiburan tersendiri saat melihat air yang jatuh.
"Silahkan." ucap wetris pria yang tadi setelah meletakkan pesanan ku.
"Makasih mas." balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avontur Rasa
Teen FictionMengerahkan seluruh usaha guna dipandang takdir. Bukan hal pasti nan mudah dalam melakukannya. Aku kerap ragu akan perasaanku. Gelisah terus membebani pikiranku. Haruskah bertindak atau diam. Zarbika Ibra, bagaimana aku bisa menghadapinya.