Pemisah

16 2 0
                                    

Zarbika pov

Semakin hari aku merasa dirundung ketakutan dengan datangnya Ujian Nasional yang akan diadakan lusa. Bukannya takut tidak lulus dalam ujian, tapi rencanaku yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

"Huft." Aku membuang nafas dengan kasar diantar buku-buku pelajaran yang terbuka dengan lebar, menatapnya dengan sendu.

Ping!

Notifikasi
Amour : "udah tidur?"
Amour : " oiya sorry, ganggu ya gua, yaudah terusin aja belajarnya^^"
Amour : "jangan kemalaman belajarnya ya ^-^ semangat!"

Aku membaca pesan dari Rani yang membuat diriku makin merasa bersalah. Aku akan meninggalkannya ke tempat yang jauh disana.

Aku membuka pesan darinya lalu mulai mengetik membalas pesan darinya.

"Oke ♥"

Aku perlu tidur sekarang. Tidak ada gunannya memikirnya hal semacam itu sekarang, aku harus menjaga raga dan jiwa untuk menghadapi masalah yang akan datang nantinya.

***

"Zar." Seseorang telah menepuk pundakku yang sedang melamun diatas sepeda motor.

"Heh? Iya." Jawabku sekenanya dengan mulut yang terhalang oleh helm putih.

"Kok lu bengong si? Belum sarapan ya lu?"

"Engga kok, dah jangan bawel," aku menyerahkan helm yang senada dengan milikku. "Buruan nanti kita telat."

Dia melirik arlojinya yang ada disebelah tangan kirinya. "Eh iya! Bentar lagi masuk!" Ia langsung menyerobot helm dan langsung menaiki kursi penumpang yang ada dibelakang tanpa aba-aba. Kalau aku tidak sigap dengannya mungkin kami telah jatuh menyamping sekarang.

"Ayo Zar! Buruan! Gua ga mau dapat hukuman lagi." Pintanya sambil menepuk-nepuk pudakku seperti ojek pengkolan yang diminta mengejar jambret.

"Iya bawelll" aku langsung menge-gas motor sport putihku dan mendapatkan morning hug  darinya.

"Pelan-pelan!" Ucapnya ketus.

Aku hanya tertawa dibalik helmku. Membuatnya kesal adalah hobi baruku kini, tiada hari tanpa menjahilinya dan membuatnya naik darah.

"Ga usah cengengesan deh."

Mungkin ide untuk belajar di luar negeri dapat ku urungkan deminya. Demi melihatnya setiap hari tanpa harus takut merindu.

"Nanti pulang naik ojol aja, gua balik sore, ada pendalaman materi buat ujian nanti." Aku berjalan bersamanya dikoridor menuju kelasnya.

"Hmm," lamat dia menjawab permintaanku. "Oke!" Jawabnya tiba-tiba lalu berjalan cepat meninggalkan ku seorang diri.

"Dia kenapa? Salah minum obat?" Aku melihat punggungnya yang perlahan hilang dibalik daun pintu kelasnya. Lalu menuju kelasku dilantai tiga.

Apa yang harus aku lakukan setelah lulus sekolah. Apa aku harus tetep melanjutkan pendidik di luar negeri? Atau masuk Perguruan Tinggi disini? Tapi, aku ingin mendapatkan pendidikan yang lebih unggul. Aku mengacak-acak rambut secara frustrasi. Oke Zarbika Ibra kamu harus buat keputusan. Jadi laki-laki itu harus tegas! You can do it  Zar!

"Zarbikaaa!" Teriak seseorang dari belakang.

Aku menengok untuk melihat siapa yang memanggilku dengan cara seperti di hutan itu. Dia berlari dengan cepat ke arah ku.

Buk!

Aku mendapat pelukan sepihak darinya. Damn. Dalam benak aku mengupat. Apa yang dilakukan perempuan ini. Dengan kasar aku langsung melepaskan pelukannya.

"Menjauh lah." Pintaku dalam menetralkan emosi yang hampir meledak dihadannya.

"Ih beby, kamu kenapa gitu. Kita kan udah melakukan penyatuan waktu itu." Tuturnya dengan nada yang dibuat manja bak menggoda lelaki hidung belang.

"Ga usah dekat-dekat gua. Ngerti lu." Jelasku kembali.

"Ihhh beby, kalau aku jauh nanti kamu kangen lagi." Dia tertawa sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangan dan menambah kesan malu-malu yang membuatku semakin muak didekatnya.

Aku membungkuk dihadapannya lalu berbisik ditelinganya. "Dengar ya bitch. Jangan ganggu kehidupan gua. Atau hidup lu gua hancurin sampai ke alam baka." Bisikku penuh dengan penekanan disetiap katanya.

Aku langsung meninggalkannya ditengah-tengah para siswa yang sedari tadi menatap aneh ke arah kami.

"Apa lu liat-liat! Sana-sana!" Stella berteriak mengusir para siswa yang sedari tadi melihat tingkah lakunya yang absudr.

Aku melihat ke arahnya kembali sebelum masuk ke kelas. Lalu tersenyum meremehkan kepadanya dan dapat dilihat dari raut wajahnya. Dia sedang menahan rasa malu yang dibuatnya sendiri. Bitch.

***


Notifikasi
Line
Hukum Netton : ke kantinya sama Syifa aja ya

Tepat jam istirahat makan siang aku mendapatkan pesan dari Zarbika yang tidak dapat makan siang bersama ku.

"Ga usah murung gitu dong. Emang ga enak apa makan bareng sama gua?" Aku dan Syifa sedang melihat-lihat menu kantin hari ini.

"Iya ga enak." Aku membenarkan ucapannya lalu membuat ekpresiku semakin murung.

"Kenapa?" Tanyanya tanpa menoleh kearahku yang sibuk menunjuk dietalase memesan makannya.

"Karna ga ditraktir." Tuturku polos.

"What?!" Dia langsung menengok cepat kearahku. "Sebenarnya itu lu sama ka Zarbika pacar atau mesin ATM berjalan?"

"Dua-duanya." Aku hanya cengengesan menanggapinya lalu mulai beralih memesan makanan.

Menu makan siang hari ini sungguh menyehatkan. Ya menyehatkan, saking sehatnya aku menjadi vegetarian siang ini.

Aku memesan salad buah berserta jus alpukat yang menambah selera makanku naik. Sedangkan Syifa memesan salad sayur dan jus wortel. Aku tidak bisa membayangkan dia memakan dengan rasa yang hambar itu. "Kenapa lu?" Syifa bertanya heran yang melihatku menatanya dengan tatapan aneh.

"Enak Syif?"

"Enak lah. Lu mau coba?" Dia menawarkanku dengan menyodorkan sendok dengan tomat ceri dan selada. "No thanks mam," aku menolah dengan menjauhkan sendoknya dari hadapanku.

"Yaudah," lalu dia melanjutkan sisa makanan yang ada didalam mangkuknya dan menyeruput beberapa kali jus wortel.

Aku melihat sekeliling kantin yang mulai ditinggal siswa siswi ke kelasnya masing-masing karna lima menit lagi jam istirahat akan usai. "Syif ayo, bentar lagi masuk ni."

"Iya iya bentar," Syifa memasukan satu sendok penuh salad ke dalam mulutnya. "Ayo," aku kembali mengajaknya.

Dia hanya mengangguk sebagai jawaban lalu mengikutiku yang meninggalkan kantin.

Baru beberapa langkah aku meninggalkan kantin tiba-tiba ada tangan yang mencekal tangan kananku lalu menarik kebelakang kearahnya.

"Tunggu!"

.
.
.
Thank you for attention ^^
Jangan lupa vote & comment :D
.
.
· Love Hikari
~Hikari

Avontur RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang