Author pov
Zarbika dan Rani kini sedang makan malam bersama dirumah Rani.
"Lu yang cuci piringnya." Titah Rani pada suapan terakhir nasi gorengnya.
"Iya." Jawab Zarbika yang masih makan.
Zarbika kini sedang berperan sebagai pengawal pribadi bagi Rani karna ia diperintahkan bukan tapi lebih tepatnya permintaan, dari seorang ayah untuk menjaga putrinya.
"Assaalamualaikum nak Zarbika, om minta tolong kamu untuk menginap dirumah ya, om takut Rani sakit lagi. Dirumah dia cuman sendiri, om ga bisa pulang hari ini karna ada meeting mendadak ke luar kota. Om minta tolong ya nak, jaga Rani. Terimakasih sebelumnya."
Begitulah isi pesan dari Sakti yang ditujukan untuk Zarbika, mempercayakan Rani untuk dijaga oleh Zarbika.Awalnya Rani enggan untuk mengizinkan Zarbika menginap tapi apa daya kalau ini diperintahkan langsung dari Sakti sang Raja dirumah, tak ada perintah yang lebih mutlak dari perintahnya.
Rani kini sedang berada diruang tamu merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang dengan ponsel berada ditangan kiri dan tangan kanan mengambil kripik kentang yang sedang ia makan.
Sedangkan Zarbika berada didapur mencuci piring dengan memakai celemek berwarna merah muda agar baju yang ia kenakan tidak kotor.
"Rani!" Teriak Zarbika dari dapur.
Rani yang sedang fokus dengan ponselnya seketika kaget dan membuatnya tersungkur ke karpet berbulu yang ada dibawah sofa. "Aduh... remuk dah badan gua." Keluhnya.
Dengan langkah lemas Rani berjalan ke dapur. "Why?" Tanya Rani yang telah berada dibelakang Zarbika.
"Ikatin." Kata Zarbika sambil menunjuk belakang celemek.
"Manja banget." Gumam Rani sambil mengikat simpul.
"Udah."
"Thanks."
Rani hanya membalas dehaman, lalu berlalu meninggalkan Zarbika didapur.
"Santai lagi," baru saja Rani ingin merebahkan tubuhnya di atas sofa namun ketukan dipintu mengusik pendengarannya. "Sapa lagi yaampuuunnn..." kesalnya.
Dengan langkah kesal ia menuju pintu.
Tok tok tok
"Iya bentar." Teriaknya agar sang pengetuk tidak menjadi-jadi.
Sebelum membuka pintu Rani melihat pada monitor siapa gerangan yang ada diluar. "Heh! Bukannya dia temennya si jangkung? Ngapain dia ke rumah gua?" Debat Rani pada dirinya sendiri.
"Mau ketemu sama si jangkung kali." Pikir Rani.
Rani pun membukakan pintu. "Ya, ada apa?" Tanya Rani sopan.
"Hai," sapanya. "Inget gua 'kan?" Tanya Felix.
"Iya, temennya kak Zarbika 'kan." Jawab Rani.
"Lebih tepatnya sahabat." Ucapnya sambil menyengir.
"Mau ketemu sama kak Zarbika?" Tanya Rani to the point.
"Iya."
"Tunggu didalam aja,"ajak Rani, lalu mempersilahkan Felix untul menunggu di ruang tamu.
"Gua panggil Zarbika dulu ya." Ucap Rani.
Felix hanya mengangguk sebagai balasan.
"Kayak udah jadi suami istri." Gumam Felix.
Sambil menunggu Zarbika, Felix memadangi interior dari rumah Rani yang bisa dibilang semuanya mewah.
"Dapet cewe tajir ternyata dia, gua pikir cewe biasa. Tapi Zarbika juga tajir si jadi ya setara lah. Dari pada dapet cewe matre." Pikir Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avontur Rasa
Teen FictionMengerahkan seluruh usaha guna dipandang takdir. Bukan hal pasti nan mudah dalam melakukannya. Aku kerap ragu akan perasaanku. Gelisah terus membebani pikiranku. Haruskah bertindak atau diam. Zarbika Ibra, bagaimana aku bisa menghadapinya.