"Kita mulai dari nol ya..."
***
"Bener kok, gue pacaran sama Aldo. Terus kalau sudah gini, apa kalian juga akan musuhi gue kaya Fia dan Ayumi?"
Salina membuka kedua matanya, menatap Manda dengan tatapan tidak mengerti.
"Gue juga sakit, gue terluka. Apa kalian akan bela gue kaya kalian bela Lina?"
Semua diam, mencoba mencerna situasi yang terjadi.
"Lo terluka karena melukai, apanya yang mau dibela? Itu hukum alam. Lo akan tersayat dengan belati yang lo bawa sendiri." Fia membalas dengan santai.
"Gue cinta sama Aldo, apa itu salah?"
Telinga Salina benar-benar panas, seperti batang korek dengan api menyala menyambar daun telinganya. Sementara Fia maupun Ayumi hanya sanggup menganga. Mereka sudah kehabisan kata-kata. Tidak paham lagi dengan jalan pikiran Manda yang seenaknya. Lantas apakah dengan alasan cinta lalu bisa merebut hak orang lain sesuka hatinya? Apakah dengan alasan cinta, lantas menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pujaan hatinya?
"Nggak salah kok Man, Aldo udah jadi milik lo satu-satunya." jawab Salina, telak. Lalu ia bangkit berdiri, menyambar tas miliknya sebelum ia meletakkan gelas kosong di atas meja, selanjutnya gadis itu melangkah pergi meninggalkan cafe in dengan santai.
Adam geleng-geleng kepala, "Memangnya harus Aldo ya Man?"
"Harus lah, kan dia cinta." sahut Ayumi tak terima, tanpa sedikit pun menatap Adam dan Manda.
***
Reza memberhentikan mobilnya di ujung jalan samping pos satpam, dari arah mini market terlihat wanita paruh baya menenteng tas belanjaan. Reza tak mengalihkan pandangannya sedikit pun, kedua tangannya mencengkeram erat setir mobil miliknya. Wanita itu berjalan santai, dengan dompet merah bata yang ia apit di antara tas belanja dan tangannya.
Rahang Reza mengeras, melihat wanita itu baik-baik saja selama ini berhasil membuat dadanya panas. Betapa egois pikirnya. Ketika habis semua kebutuhan hidupnya, dengan tak tahu diri wanita itu menghubungi Ayahnya. Sementara selama bertahun-tahun ia menghilang dan tak peduli pada keluarganya karena masih berlimpah harta.
Reza menyalakan mesin mobil, melaju keras hingga deru ban mobil beradu dengan aspal nyaring terdengar. Reza sempat melirik ke arah spion, wanita itu mengerutkan kening memperhatikan mobil Reza yang menjauh. Sedikit pun tidak ada desir dalam hatinya, tidak ada rasa ingin jatuh ke dalam pelukan wanita itu, sekali pun dia adalah Ibu kandung Reza sendiri.
Reza sudah tidak ada hati.
Sementara Anita dengan malas menyantap masakan di meja makan yang sengaja dihidangkan oleh pelayan rumah mewah ini atas perintah Reza. Di sampingnya berdiri santai Novi, asisten pribadinya, menemani Anita menyantap hidangan.
"Novi, wanita itu..." Anita tidak sanggup melanjutkan.
"Menurut informasi yang saya dapatkan, dia tinggal di rumah yang baru saja Pak Erwin beli, salah satu daerah di Bandung." Novi mengerti maksud atasannya, ia menjelaskan informasi sementara yang ia dapatkan.
"Tolong buat dia pindah bagaimana pun caranya, beri dia uang dan kebutuhan yang ia perlukan."
Novi menoleh, lalu ia mengangguk paham.
"Rahasiakan ini dari Erwin dan anak-anak." Anita menatap lurus ke depan, lalu tersenyum mengejek, mengasihani dirinya sendiri.
"Baik, saya mengerti." jawab Novi dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salina
Romance[LENGKAP] Hidupnya nyaris sempurna bagi siapa saja yang melihat dari luar potret kehidupannya. Salina Elira, anak bungsu dari pemilik perusahaan ternama, memiliki kakak laki-laki super penyayang, sahabat-sahabat setia juga kekasih yang tak kalah lua...