Gue ngambil keranjang kosong di depan kamar mandi. Ini hari ke 5 atau ke 6 ya di rumah Doyoung?
Yah pokoknya hampir seminggu gue numpang disini. Dan seminggu juga gue engga ada kontak sama dunia luar.
Gue bener-bener kayak rapunzel yang dikurung. Kalo rapunzel karena ibu tirinya, maka gue karena kemauan gue sendiri.
Gue jalan ke balkon, dan ngambil selimut yang di jemur di jemuran balkon, terus gue taruh di keranjang.
"Aku pulang," seruan Doyoung tiba-tiba kedengaran.
"Oh udah pulang? Tumben cepet," kata gue sambil ngangkat keranjang terus gue jalan dan naruh keranjang di sofa.
"Iya tadi muridnya sedikit dateng," jawab Doyoung yang bantu gue ngelipet selimut-selimutnya.
"Udah makan? Mau aku bikinin makan siang?" tanya gue.
"Boleh, bosen juga makan makanan luar,"
Gue ngangguk terus lanjut ngelipet selimut bareng Doyoung. Gue yakin Doyoung mau ngomong sesuatu, soalnya dia ngeliatin gue mulu.
"Jennie kamu yakin engga mau balik?" tanya dia tiba-tiba.
"... Iya, aku masih belum tau mau kemana. Tapi kayaknya ke luar negri lebih aman," jawab gue.
"Tadi aku ketemu Jungkook,"
Gue yang nunduk karena masih sibuk nyusun selimutnya, jadi natap dia.
"Dia sama bingungnya kayak Rose jen," lanjut Doyoung. "Kadang engga tega bohong ke mereka,"
"Tega ga tega kamu cuman perlu bohong,"
"Tapi jen—"
"Kamu mau makan apa?" tanya gue mengalihkan pembicaraan.
Doyoung diam sebentar, terus ngehela nafas. "Apa aja,"
Gue ngangguk dan ngiket rambut terus jalan ke dapur. Keranjang yang tadi di bawa Doyoung ke kamar.
Kadang gue ngerasa bersalah juga ngelibatin Doyoung. Tapi jujur, gue engga bisa gini sendiri.
Gue ngehela nafas panjang, dan ngambil beberapa sayur dari kulkas.
"Sorry tadi nanya gitu," kata Doyoung tiba-tiba yang di depan meja pantry.
Gue noleh, dan senyum tipis. "Bukan salah kamu kok. Aku juga engga enak ngerepotin terus,"
"Kamu engga ngerepotin. Aku nanya gitu, takut kamu engga nyaman,"
"Emang siapa sih yang nyaman sama situasi gini?" gue mulai ngupas bawang bombay.
"Jadi—"
"Cuman bisa berusaha terbiasa tanpa mereka, tanpa Om Taeyong," gue senyum kecil dan mulai motong-motong bawangnya.
"Istirahat sana, nanti kalo udah jadi aku panggil," kata gue.
Doyoung ngangguk dan jalan menuju ruang tv. Gue lanjut masak.
Dulu gue masak buat Om Taeyong, sekarang malah buat laki-laki yang udah gue tolak.
Gue sama aja kayak mainin perasaannya dia.
"Om.." panggil gue ke Om Taeyong yang lagi kerja.
"Apa?"
"Kok kontaknya Ten ga ada? Om block dia?" gue duduk di samping Om Taeyong sambil nyari kontaknya Ten di hapenya.
"Iya berisik dia, nanyain kamu terus,"
Gue noleh terus ketawa kecil. "Om cemburu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy; Lty ✔
Fanfiction[SUDAH TERBIT] "om mau servis yang gimana?" "terserah, yang penting itu kamu" warn: 18+ of course harsh word