04 Klub Pustakawan

341 33 35
                                    

"Baiklah! Aku sudah memutuskan! Kau boleh bergabung menjadi salah satu anggota keluarga baruku." ujar Huda bijaksana.

Air mata mengalir deras keluar dari iris mata violet. Ia merasa bersyukur dapat bertemu dengan Huda, sang penolong.

"Te-terima kasih banyak Tuan...," ungkap Oki terharu.

Huda memberikan seuntas senyum tipis. Ia pun membawa Oki ke dalam apartement miliknya untuk melakukan ritual keluarga khas keturunan Lucifer.
.
.
.
.
.

Mereka telah sampai di apartement milik Huda. Apartement Huda berada di lantai 4.

"Kita sudah sampai," ujar Huda.

"Wahh... Besar sekali!" seru Oki.

Ia pun masuk ke dalam setelah Huda mempersilahkannya untuk masuk. Keadaan Huda sang keturunan Lucifer di bilang cukup mewah.

Di dalamnya terdapat ruang tamu yang berisikan sofa, TV berbentuk tipis dan besar, DVD dan meja kaca. Ia memiliki dua buah kamar dan terdapat kamar mandi setiap kamar.

"Baiklah! Kita mulai ritual untuk menjadikanmu sebagai anggota keluarga baruku." ucap Huda.

"Iya, aku siap Tuan!" sahut Oki antusias.

Huda memejamkan kedua mata. Lalu ia buka kembali. Lingkaran warna hitam dan putih muncul di lantai tempat keduanya berdiri. Ia merapalkan sebuah mantera.

Cahaya suci dan kegelapan, dengarkanlah suaraku ini. Aku keturunan asli Lucifer menginginkan diriku ini Taiki Huda sebagai King. Dan terimalah Kiseko Oki sebagai bidakku.

Salah satu bidak miliknya yaitu Rook bercahaya. Lalu bidak itu terbang dan masuk ke dalam tubuh Oki.

"Selesai... Kau telah resmi menjadi bawahan sekaligus anggota keluargaku," ucap Huda tersenyum tipis.

Oki merasa amat senang. Ia pun memeluk erat Huda.

"Terima kasih banyak, Tuan! Aku akan menjadi pegabdimu yang setia!" ikrar Oki.

"Se-sesak...," ujar Huda terbata-bata. Ternyata Oki memiliki ukuran dada yang cukup besar dan memeluknya terlalu erat sekali.

Secara refleks Oki melepaskan pelukan mautnya. Ia membungkung setengah badan beberapa kali.

"Ma-maaf Tuan, aku tidak sengaja," ungkap Oki merasa bersalah.

"Sudah aku tidak apa-apa. Lebih baik kau membersihkan diri lalu kita akan makan bersama. Nah! Ini kamarmu untuk sementara." jelas Huda.

Ia pun pergi menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri dan merileksasikan badan dengan berendam air hangat.
.
.
.
.

Esok harinya...

Huda biasanya berjalan menuju ke sekolah sendiri. Kini ia ditemani atau lebih tepatnya seperti dibuntuti oleh wanita cantik yaitu Oki.

Sebenarnya ia sudah mencegah Oki untuk tidak mengikuti dirinya dan tinggal di apartement saja. Tapi dengan sifat keras kepalanya, Oki menolak dan sekarang tengah berada di belakangnya.

"Huh!" Huda menghela napas kasar. Ia merasa risih di perhatikan oleh murid-murid ISH sepanjang menuju ke kelas.

"Pergilah sana! Tak usah mengikuti diriku!" seru Huda geram.

Tapi, lagi-lagi Oki tak memperdulikannya. Ia tetap mengikuti kemanapun Huda berada.

"Lihat! Si Taiki membawa seorang gadis cantik!" bisik salah satu siswi 1.

"Iya, tadi kau dengar tidak kalau gadis itu memanggil Taiki dengan sebutan Tuan." balas siswi 2.

"Ihh! Ternyata Taiki orangnya seperti itu!" ujar siswi 1 kaget.

Lucifer DxDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang