Aurora Pilar
Tiba-tiba muncul enam pilar berbagai warna mengurung diri Sora. "Ada apa ini?" tanyanya.
Sora mencoba untuk keluar dari kurungan enam pilar tersebut, namun hasilnya nihil.
"Maaf aku baru ikut bertarung," ucap Bella tak enak hati.
.
.
.
.
."Bella!" seru mereka serempak.
Bella berjalan mendekati teman-temannya. Ia agak menundukan kepala karena merasa bersalah.
"Angkat kepalamu itu," ucap Suzume lembut.
Perlahan Bella mulai mengangkat kepalanya. Ia melihat sebuah senyuman terukir mengarah kepadanya.
"Aku... minta ma--"
"Kau tak usah meminta maaf. Aku mengerti apa yang kau rasakan saat ini," potong Hime. Ia tersenyum tipis.
"Terima kasih," ucap Bella terharu.
Sora masih mencoba untuk meloloskan diri dari pilar aurora tersebut. Ia mengerahkan segala cara agar terbebas.
"Seranganku tidak akan bertahan lama lagi," kata Bella memberitahu.
"Ini sudah cukup untuk menghentikannya," sahut Nara.
Ia melakukan sebuah gerakan kepada kedua tangannya. Jurus ninja apalagi yang akan ia keluarkan, hanyalah dia sendiri yang tahu.
Pilar aurora mulai menghilang. Sora menatap tajam ke arah mereka. "Akan kubalas perbuatan kalian!" serunya geram.
Saat akan mengeluarkan serangan badai yang besar, kedua kaki Sora tak bisa ia gerakan. "Ada apa ini? Kakiku tak bisa digerakan?" tanyanya heran.
Ninja no sutansu: Seifuku-sha no kage
Ternyata yang menyebabkan Sora tak bisa bergerak adalah ular Nara yang menggunakan jurus ninja digabungkan dengan bayangan.
Sora mulai terduduk lemas. Ia seakan mati rasa. "Tcih!" decaknya.
"Pengkhianat harus dimusnahkan," ucap Nara dingin.
Hime ingin melerai sebenarnya, tapi ia tak bisa berbuat banyak. Hanya sang King yang bisa menghentikan pertarungan antar sesama teman ini.
"Hito, cepatlah selesaikan pertarunganmu itu," batin Hime.
Saat Nara akan menyerang kembali. Sebuah serangan mendadak datang ke arahnya. Ia dengan cepat membuat sebuah dinding bayangan.
"Seorang keturunan dari klan ninja terkuno memang sangatlah hebat," ucap seseorang yang berjalan mendekati Sora.
Nara menatap dingin seseorang yang berada di hadapannya. Ia sangat mengenal sosok tersebut.
"Lama tak jumpa... teman masa kecilku," sapanya sopan.
"Kupikir kau telah mati, ternyata..." jeda Nara. "--kau bisa muncul kembali dihadapanku... Izumi!" lanjutnya penuh penekanan di kalimat terakhir.
"Haha... kau masih mengenalku dengan baik," balas Izumi.
"Maaf aku lupa memperkenalkan diri, namaku adalah Yamanaka Izumi," lanjutnya memperkenalkan diri.
Yamanaka Izumi, memakai pakaian seorang samurai kuno pada Zaman Edo. Sebuah kain seperti kimono berwarna biru kehitaman sepanjang kaki yang dilapisi oleh semacam rompi kain warna putih. Di pinggangnya terdapat sebuah pedang yang terikat di sana. Ia juga memakai sendal kayu seperti macam bakiak warna hitam.
"Aku sekarang telah menjadi bawahan, sang Ratu Lilith." ujar Izumi.
"Aku tak peduli!" sahut Nara dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer DxD
FantasySaya kembali lagi dengan cerita baru nih hehe... Cerita ini terinspirasi dari anime High School DxD. Tapi, saya tidak sampai mengcopy paste loh! . . . . . Seorang pemuda yang menutupi jati dirinya sebagai penerus keturunan dari Kaum Malaikat/Iblis y...