Srek!!!
"Maaf telat!" seru Huda. Ia baru saja sampai di klub pustakawan.
Untungnya suasana di ruangan atau yang telah di ubah menjadi sebuah kafe inazuma sedang sepi. Mereka memang sengaja menutup kafe sementara di karenakan bahan makanan yang sudah menipis.
Bella dan Hanamura menyambut kedatangan Huda. Dengan sigap Hanamura membawakan semua barang yang berada di tangan sang Raja.
"Tuan, maaf telah membuatmu membeli bahan-bahan makanan ini." ujar Hanamura menunduk hormat.
"Anoo... Aku akan buatkan kue spesial untukmu sebagai tanda terima kasih." sambung Bella malu.
Huda tersenyum tipis kepada kedua anggotanya. Ia tak merasa keberatan, malah ia senang bisa membantu yang lain.
"Sudahlah, aku tak apa kok. Sebaiknya kita bersiap-siap untuk menyambut para pengunjung di luar sana." kata Huda.
"Baik!" seru semuanya kompak.
Mereka melakukan kegiatan yang sudah menjadi tugas masing-masing. Sten membantu bagian dapur bersama Bella. Suzume dan Ganesha merapikan meja dan bangku. Sedangkan Oki serta Hanamura sedang berdiskusi sebagai pelayan yang akan melayani para tamu dengan lebih baik.
Tigapuluh menit kemudian kafe inazuma telah di buka kembali. Beberapa orang ternyata telah mengantri di luar.
Hanamura menyapa para pengunjung yang hadir dengan ramah. Satu-persatu pengunjung mulai masuk ke dalam kafe. Salah satunya ialah Lili bersama anggota peerage.
"Selamat datang di kafe inazuma. Silahkan lihat menu yang telah kami siapkan di sini." kata Oki ceria.
"Hai Oki. Hari ini kau terlihat lucu dan cantik sekali." puji Lili.
"Benarkah? Terima kasih atas pujiannya Lili-sama." balas Oki senang.
Eric tengah sibuk melihat menu pesanan. Miya dan Seira juga ikut melihat. Setelah menunggu beberapa menit, mereka telah menentukan pesanan.
"Oke, silahkan di tunggu." ucap Oki selesai mencatat pesanan.
"Semangat Oki-san!" seru Miya.
Oki tersenyum tipis. Ia segera menaruh catatan pesanan ke dapur.
"Interior kafe inazuma cukup menarik." ujar Seira.
"Iya kau benar. Aku suka sekali dengan tanaman dan bunga yang di pajang di setiap sudut ruangan." sambung Lili.
"Hmm... Selera Lucifer Jr memang hebat." lanjut Eric memuji.
"Miya tak sabar dengan masakan di kafe ini." sahut Miya polos.
Semua tertawa melihat tingkah laku Miya. Selama menunggu Lili beserta anggotanya mengobrol beberapa hal.
😁😁😁😁😁
Di Aula Sekolah...
Di sana tengah di adakan acara ajang pencarian bakat. Siswa-siswi IHS menampilkan berbagai macam bakat. Ada yang menyanyi, menari, berakting dan memainkan alat musik.
Nampak teriakan para penonton memenuhi aula. Seorang pria berwajah datar melangkah masuk ke dalam aula. Ia terhenti sesaat.
"Tempat ini sungguh cocok." ucapnya.
Tanpa sepengetahuan orang-orang, ia menjatuhkan sebuah benda berbentuk tabung berwarna hitam. Saat benda itu menyentuh lantai, tiba-tiba menghilang menembus ke dalamnya.
Pria berwajah datar keluar dari aula. Ia kembali berjalan menyusuri arah ke belakang sekolah.
"Selanjutnya di sana..." gumamnya menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer DxD
FantasySaya kembali lagi dengan cerita baru nih hehe... Cerita ini terinspirasi dari anime High School DxD. Tapi, saya tidak sampai mengcopy paste loh! . . . . . Seorang pemuda yang menutupi jati dirinya sebagai penerus keturunan dari Kaum Malaikat/Iblis y...