Lili berjalan bersama dengan Seira mengeliling area sekolah. Banyak stan-stan mulai didirikan. Semua murid-murid IHS mengikuti kegiatan dengan perasaan senang.
Masing-masing kelas maupun klub-klub di IHS akan menjadi bagian dalam acara. Mereka akan membuat atau menjual berbagai macam aksesoris, pernak-pernik, makanan bahkan minuman. Semua akan tersedia di malam puncak acara.
"Jadi, kelas kita akan membuat stan toko pernak-pernik di sini." ujar Seira. Posisi stan kelas mereka akan berada di pinggir taman sekolah.
"Yeah, semua pun juga telah setuju." jawab Lili.
Siswa/siswi kelas Lili berada sedang mendirikan stan. Ada yang membuat pernak-pernik serta hiasan yang menarik.
"Minna! Kita harus semangat dan bersenang-senang!" seru Lili kencang.
"Yosh!" jawab siswa/siswi kelas XI-2 tak kalah kencang.
Di balik pepohonan terdapat Eric dan Miya yang mengawasi kelas Lili. Keduanya tak bisa bergabung diakibatkan tidak terdaftar dalam bagian IHS.
"Hiks... Aku ingin sekali membantu nona Lili." kata Miya sedih.
"Aku pun juga, tetapi kita tak bisa ke sana sesuka hati." balas Eric datar.
"Kau tenang saja. Kita dapat bergabung setelah acara festival sekolah di buka." lanjutnya.
"Benarkah? Aah... aku tak sabar menunggu waktunya tiba." ujar Miya senang.
Eric tak terlalu menghiraukan kelakuan gadis Suku Mink ras Anjing tersebut. Tetapi ia mengawasi di sekitar area sekolah. Ia merasakan aura jahat entah berasal dari klan mana.
"Aku akan pergi dulu." pamit Eric.
Ia langsung menghilang menggunakan teleportasi. Miya terdiam sesaat.
"Eric-san, jahat sekali meninggalkan aku sendirian di sini." seru Miya kesal sekaligus sedih.
Wajahnya sudah di tekuk cemberut. Ia pun menghibur diri dengan menatap sang nona dengan semangat.
😅😅😅😅😅
Persiapan klub pustakawan sudah mencapai kira-kira 50%. Namun, hal itu tak membuat mereka pantang menyerah.
Kerja sama dan berbagai ide menjadi kemampuan khusus sesama anggota klub. Huda yang menjabat sebagai ketua merasa bangga.
"Tuan," panggil Oki.
"Ada apa?" tanya Huda.
"Ano... Apa boleh aku menambahkan jus wortel sebagai menu tambahan?" tanya balik Oki malu-malu.
Huda tersenyum tipis. Ia mengelus rambut merah muda Oki lembut.
"Tentu saja." jawabnya.
Semburat rona merah muncul di kedua pipi Oki. Ia merasa senang sekaligus malu di perlakukan seperti itu pada Tuan-nya.
"Te-terima kasih." balas Oki.
Ia segera pergi menuju ke tempat Bella dan Hanamura berada. Ketiganya memang bertugas sebagai pembuat atau mencari beberapa menu makanan ataupun minuman untuk kafe mereka.
Saat Huda akan beranjak keluar. Suzume menghalangi langkahnya. Ia merentangkan kedua tangan di depan Huda.
"Mau kemana Gichu?" tanya Suzume tajam.
"Aku. Tentu saja akan pergi ke Dewan sekolah." jawab Huda heran.
"Untuk apa?" tanya Suzume kembali.
Huda menghela napas lelah. "Aku pergi ke sana untuk menyerahkan dokumen tentang kafe klub kita ini kepada Hito."
Suzume masih menatap tajam Huda. Ia terlihat tak begitu percaya dengan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer DxD
FantasySaya kembali lagi dengan cerita baru nih hehe... Cerita ini terinspirasi dari anime High School DxD. Tapi, saya tidak sampai mengcopy paste loh! . . . . . Seorang pemuda yang menutupi jati dirinya sebagai penerus keturunan dari Kaum Malaikat/Iblis y...