41 Persiapan 80-100%

72 9 76
                                    

Huda menatap langit yang sudah mulai gelap. Sekumpulan awan gelap membuat langit akan segera menurunkan air matanya.

"Cuaca kali ini susah di prediksi," gumamnya.

Ia pun menjauhkan diri dari jendela. Saat membalikkan badan tiba-tiba ada yang memeluk dirinya.

"Eehh!"

"Huda-kun, aku takut sekali." ucap Bella. Ia menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Huda.

"Takut? Memang apa yang kau takutkan?" tanya Huda sedikit heran.

Bella memunculkan wajah cantiknya. Rona tipis merah timbul di kedua pipi.

"A-aku takut... kau tak memilihku." jawab Bella malu-malu. Namun, tiga kata terakhir tak terlalu di dengar Huda. Dikarenakan Bella memelankan suaranya.

Huda mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal. Ia pun membalas pelukan sang Ratu dengan erat. Rasa hangat terasa menjalar di kedua tubuh mereka.

Aura menakutkan muncul dari belakang mereka. Ternyata Oki dan Suzume melihat adegan pelukan ala romeo juliet dengan jelas. Keduanya nampak marah, kesal serta cemburu.

"Sial! Aku kalah start!" batin Suzume geram.

"Hiks! Aku kalah lagi dengan sang Ratu." batin Oki lirih.

Anggota kelompok Inazuma yang lain hanya menggelengkan kepala. Mereka tak ingin ikut campur urusan masalah hati, apalagi sang Raja yang tak peka.

Semua melakukan aktivitas kembali, seolah-olah kejadian barusan hanyalah iklan yang lewat. Bella dan Huda masih berpelukan, seakan dunia hanya milik berdua.

Rasa bahagia yang luar biasa terpancar jelas dari keduanya. Latar belakang berubah menjadi warna merah muda dan bentuk hati mengelilingi mereka.

Beberapa menit kemudian, persiapan kelompok Inazuma hampir mencapai 100%. Semua berkeja dengan semangat  yang luar biasa.

Huda menatap anggotanya penuh bangga. Ia berharap acara festival sekolah yang akan di laksanakan besok berjalan lancar tanpa ada gangguan dari pihak manapun.

Langit yang sebelumnya gelap semakin bertambah gelap. Rintikan air hujan jatuh membasahi tanah. Angin juga berhembus kencang, membawa awan mendung beserta petir yang mulai menyambar-nyambar. Daun-daun dan ranting terbang tertiup angin. Hingga debu pun ikut terbawa.

😃😃😃😃😃

Di salah satu bangunan menjulang tinggi...

"Master," panggil gadis berwujud manusia namun memiliki ekor dan telinga seperti kucing.

Pemuda yang di panggil menolehkan kepala. Ekspresi yang awalnya suram perlahan membaik. Ukiran senyum kecil dan tatapan mesum mulai terlihat. Hingga cairan berwarna merah keluar dari lubang hidungnya.

"Ada apa Kineko-chan?" tanya Alfha yang tak tahan melihat tubuh loli di depannya yang menggoda.

"Tak apa-apa Master. Aku hanya khawatir dengan keadaanmu saja." jawab Kineko tersenyum tipis.

"Aaa... Kau perhatian sekali padaku." balas Alfha.

"Sebagai hadiah karena perhatikan kepadaku, kamu di persilahkan untuk duduk di pangkuanku." lanjutnya.

Kineko tersipu malu. Dengan perlahan ia duduk di pangkuan Alfha. Keduanya terlihat intim di lihat dari dekat.

Alfha mulai mengelus lembut rambut Kineko. Terkadang ia mencubit gemas pipinya.

"Aku suka dengan loli sepertimu." ungkap Alfha.

"Master, kau terlalu memujiku." ujar Kikeno malu.

Lucifer DxDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang