06 Penentuan

216 24 14
                                    

Di kedua tangan Sten nampak api yang membara. Tongkat sihir miliknya telah hilang entah kemana. Ia juga tidak memakai topi kerucut dan rambutnya juga membara.

"Aku adalah penyihir api merah yang akan terus membara." ujar Sten dalam mode aslinya.

"Hmm... Inikah wujud aslimu," komen Huda. Ia semakin sangat tertarik untuk merekrut Sten sabagai anggota keluarganya.

Keempat sayap Huda mengembang lebar dan gagah. Ia pun tak mau kalah. Aura putih dan hitam bercampur menjadi satu menyemiluti dirinya.

"Hiaattt!!!" seru keduanya serempak.
.
.
.
.
.

Sten memukul Huda dengan tinju apinya. Api merahnya terus membara.

Fire Punch

Huda menyilangkan kedua tangan untuk menahan serangan tinju api milik lawan.

Duaghh!!

Ia mampu menahan serangan itu. Namun, Sten kembali menyerang dengan menendang perut Huda.

Hap!

Dengan mudahnya Huda menangkap kaki Sten. Lalu ia terbang ke atas dengan tetap memegang salah satu kaki lawan. Sten sendiri ikut terbang dengan posisi kepala di bawah.

"Kau terlalu bersemangat." ucap Huda.

Ia pun menjatuhkan Sten begitu saja. Ia juga mengeluarkan serangan.

Holy Dark Fur

Bulu-bulu putih dan hitam melesat cepat ke arah Sten. Sten nampak tak menunjukkan wajah ketakutan. Dalam posisi akan jatuh ke bawah, ia merapalkan sebuah mantera.

Akar-akar tanaman muncul lalu berkumpul menjadi satu titik. Sten terjatuh dengan selamat di titik tersebut.

"Xixixi... Terimalah ini,"

Akar-akar yang sudah diselimuti api merah menjalar ke atas membuat sebuah cambuk. Satu persatu bulu-bulu putih hitam hilang dalam sekejap.

Huda terbang melesat ke bawah. Ternyata ia telah menciptakan sebuah pedang dengan setiap sisi terukir seperti batik dan berwarna putih hitam.

Slash Holy Heaven

Tebasan suci surga mengarah kepada Sten. Ia tersenyum tipis.

"Semakin menarik," gumam Huda.

"Xixixi... Aku takkan kalah!" seru Sten.

Ia membuat sebuah tameng terbuat dari akar-akar yang dilapisi oleh api merah membara.

Blasttz!!

Trang!!!

Pedang dan tameng saling berbenturan. Huda mengepakan sayapnya kuat hingga menciptakan hempasan angin yang besar. Sten harus terdorong beberapa langkah.

Stamina Huda masih tersisa banyak. Ia kembali mengayunkan pedang miliknya membuat tebasan zig-zag.

Sten menciptakan akar-akar untuk melindunginya namun terpotong-terpotong menjadi kecil akibat tebasan pedang Huda yang tak berhenti.

"Sudah lelahkah?" tanya Huda sedikit mengejek.

"Masih belum!" jawab Sten semangat.

Kobaran api di tubuhnya semakin besar. Nampaknya ia akan mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Huda tersenyum misterius. Rencana yang ia buat telah berhasil walau hanya setengah saja.

Sten berlari kencang. Apinya terua membara. Akar-akar pun terus bermunculan dari bawah tanah.

Lucifer DxDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang