PLM 2 ~ Hot Coffee

1.6K 77 0
                                    

"Shit!! Benar-benar gadis pembawa sial. Kau akan merasa terbakar melebihi apa yang aku rasakan. Kopi ini benar-benar panas!"

-Oliver Leinster-

❤️❤️❤️

"Selamat pagi, Joanna." Sapa seseorang pada Joanna yang sedang duduk di tempat kerjanya.

Joanna menoleh dan melihat pria tampan sedang tersenyum manis padanya. Seperti sihir, Joanna membalas senyuman itu canggung.

"Pagi, Pak." Joanna bangkit dari duduknya untuk menyambut managernya itu.

Kenneth adalah salah satu manager di perusahaan tempatnya bekerja . Pria itu sangat manis dan ramah jika berbicara dengan lawan bicaranya. Terlebih kepada Joanna. Entah karena apa alasannya, yang pasti pria itu seperti tertarik pada Joanna.

"Seperti biasa, hari ini kamu segar sekali. Terlihat sangat bersemangat!" ujar Kenneth yang masih memandang Joanna dengan senyuman.

"Tentu saja! Saya harus bersemangat agar melewati hari ini dengan penuh keceriaan!" balas Joanna bersemangat.

Kenneth tertawa pelan melihat aksi Joanna. Gadis lucu... juga... cantik...

"Kalau begitu, selamat bekerja, Joanna." Kenneth meninggalkan Joanna hendak ke ruangannya sendiri.

❤️❤️

Joanna terus memikirkan kejadian tadi pagi, saat dirinya di sapa oleh sang manager yang tampan. Dan itu hampir setiap hari! Sedangkan ia tahu tidak semua karyawan bisa di sapa oleh bos mereka. Sejauh ini, Joanna hanya tahu bahwa dirinya saja yang di sapa setiap hari oleh Kenneth. Ada apa dengan pria itu?

Tangan Joanna tak henti mengaduk kopi panas yang baru ia pesan untuk menghilangkan rasa kantuk di siang hari.

"Joanna!" Lagi-lagi Selina berhasil mengejutkannya.

Joanna menarik nafas mencoba sabar dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Gue dengar, lo di sapa lagi sama Pak Ken, ya?" tanya Selina serius.

Joanna melirik Selina. "Hmm..."

"Exactly! Gue bilang juga apa? Bos kita itu naksir sama lo. Buktinya aja dia selalu nyapa lo. Kalau Pak Ken nggak naksir lo, harusnya dia nyapa gue juga dong... atau kalau nggak karyawan yang lain," kata Selina percaya diri.

Joanna membesarkan matanya. Untung sekarang sedang jam makan siang, sehingga di ruangan itu hanya ada mereka berdua. "Apaan sih, Sel! Nggak mungkinlah Pak Ken naksir gue."

"Lo tuh kenapa sih nggak mau percaya sama gue? Gue tuh tahu gerak-geriknya Pak Ken. Dasar lo nya aja yang nggak mau peka!"

"Udah ah! Gue mau makan, lapar!"

Joanna meninggalkan Selina hendak mencari makan siang sembari tangannya membawa kopi panas yang belum sempat ia minum. Namun, saat ia hendak berbelok, tak sengaja ia menabrak seseorang dengan cukup keras. Rupanya orang itu sedang terburu-buru hingga membuat kopi panas yang dibawa Joanna berhasil tumpah ke orang itu.

"Aaarrrggghh... Shit!" maki pria itu geram.

Joanna menganga tak percaya akan apa yang telah diperbuatnya. Terlebih saat melihat orang didepannya. Orang yang Joanna tahu pernah dijumpainya. GAWATT!!!

Pria itu melihat jas mahalnya yang terkena tumpahan kopi hitam. Ditambah rasa panas yang menjalar disekitar dada dan perutnya. Lalu, ia mendongak menatap Joanna yang sedang melihatnya takut-takut.

"KAU??!!" teriak pria itu marah.

"Ma-maafkan saya..." ucap Joanna terbata-bata.

"Kenapa wanita sepertimu selalu membuat saya sial?!" Oliver mengingat terakhir kali mereka bertemu. "Kau tahu?! Semuanya kacau gara-gara kau! Jas saya jadi rusak karena kopimu!"

Sebenarnya bukan masalah jas mahal yang dikenakannya, akan tetapi Oliver ada meeting penting dengan perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengannya. Tidak mungkin Oliver harus menemui relasinya dengan pakaian seperti ini! Sedangkan ia sudah ditunggu, itu membuatnya berjalan sedikit terburu tadi.

Joanna menelan ludahnya dengan susah payah. Bahaya sedang melandanya saat ini. Rupanya jas mahal Oliver dibuatnya kotor dan ia yakin sekali bahwa pria itu akan menuntutnya untuk tanggungjawab. Dan benar saja. Pria itu mengatakan sesuatu yang membuatnya menganga lebih lebar lagi.

"Sayang sekali, saya sedang terburu. Suatu saat nanti, kau akan kubuat tubuhmu kepanasan lebih dari apa yang saya rasakan! Bahkan bisa membuatmu terbakar!" ancam Oliver tepat didekat telinganya. Lalu pergi meninggalkan Joanna.

Joanna masih terpaku ditempatnya. Entah mengapa perkataan Oliver membuat bulu kuduknya meremang. Seperti ada arti tersirat dalam kalimat pria itu. Tapi apa?

"OH... MY... GOD!!! JOANNA??!!"

Teriakkan Selina berhasil membuatnya kembali ke alam nyata. Joanna menoleh memandang Selina yang berada di ambang pintu. Selanjutnya, wanita itu menghampiri Joanna dengan matanya yang masih membulat.

"Joan! Lo... lo..." Selina tak mampu berkata-kata. Jarinya hanya mampu menunjuk-nunjuk Joanna.

Joanna mengernyit. "Kenapa? Gue kenapa?"

"Lo... lo kenapa bisa ceroboh?!!" Selina mulai histeris. "Lo tahu orang yang lo tabrak itu siapa?!"

Joanna menggeleng pelan.

"Dia itu CEO kita! Mr. Leinster!"

Joanna melotot. "What?!"

"Lo udah bermain api sama dia! Dan seperti yang Mr. Leinster katakan, lo siap-siap aja terbakar!" Perkataan Selina seperti menakut-nakutinya.

"What?!" Lagi-lagi Joanna hanya mampu mengucapkan kata itu.

❤️❤️❤️

16 Januari 2018

Please, Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang