"What?! Tinggal bersama?! Yang benar saja... Dasar benar-benar pria gila!"
-Joanna Carey-
❤️❤️❤️
Joanna masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia memandang Oliver penuh tanya. "Me-melayani... melayani seperti apa, Tuan?"
Oliver menatap Joanna. "Melayani... melayaniku! Itu artinya kau akan tinggal bersamaku untuk memenuhi kebutuhanku. Itu sudah termasuk pengertian dari kata 'melayani'!" Oliver sengaja menekankan kata terakhirnya.
"Tinggal bersama Tuan?! Apa itu sama saja seperti saya bekerja sebagai pembantu?" tanya Joanna lagi.
"Yahh... bisa dikatakan begitu," balas Oliver santai.
Ekspresi Joanna berubah menjadi tidak suka. "Tuan! Saya tidak mau jadi pembantu. Saya sudah mati-matian mengejar pendidikan sampai bangku kuliah agar bisa bekerja di perkantoran. Masa saya harus bekerja sebagai pembantu? Buat apa dong ilmu saya itu kalau nggak dipakai?!" protes Joanna panjang lebar.
"Mau tidak mau. Suka tidak suka. Kau harus!" tegas Oliver kembali pada nada dinginnya yang dalam.
❤️❤️
Joanna menatap rumah besar dihadapannya dengan pandangan kagum. Berbagai pujian dihatinya terus mengalir tatkala ia sudah berada didalam rumah besar itu.
Pilar-pilar emas tinggi menjulang tidak luput dari pandangannya. Lantai yang terbuat dari marmer putih begitu mengkilat. Serta tangga yang meliuk sempurna disertai karpet merah yang menghiasi anak tangganya.
Joanna terpaku tidak dapat melangkah barang sejengkal. Ia masih setia berdiri diambang pintu putih nan besar itu sambil terus memandang seisi rumah dengan takjub.
"Mau sampai kapan kau berdiri di situ?"
Suara Oliver berhasil membuyarkan ketakjubannya."Saya nggak habis pikir, ada ya seorang wanita sepertimu yang hobi banget jadi patung!" sindir Oliver heran.
Joanna memandang cukup lama pria yang sekarang berada dua meter darinya dengan datar. "Saya hanya merasa tidak pantas berdiri di tempat yang semegah ini, Tuan."
"Saya akan menunjukkan kamarmu." Oliver tidak mengindahkan perkataan Joanna.
Joanna mengikuti langkah pria itu yang mulai menaiki anak tangga. Setelah sampai dilantai atas, mereka melangkah menuju pintu kamar berwarna putih yang tertutup. Dan berdiri di sana.
Oliver membuka pintu itu. "Mulai sekarang ini adalah kamarmu."
Joanna lagi-lagi merasa takjub dengan apa yang dilihatnya. Matanya menyusuri setiap sudut kamar yang luas itu. Namun, rasa takjubnya seketika berubah menjadi heran, ia memandang Oliver yang berada disampingnya. Sialnya, pria itu sedang menatapnya dengan mata tajamnya itu.
"Emm... apa benar saya akan tidur di sini?" tanyanya sambil mencoba menghindari tatapan itu.
"Kenapa? Apa kau mau ada seseorang yang menemanimu tidur?" ujar Oliver dengan suara yang entah mengapa menjadi serak.
Joanna mendelik. "Tidak!"
Oliver terkekeh mendengar jawaban cepat Joanna. "Lalu?"
Joanna membasahi bibirnya. "Saya hanya heran. Bukankah saya pembantu, mengapa saya harus diberi tempat tidur yang mewah seperti ini?"
"Hey, Nona. Tenang saja, masih banyak kamar yang jauh lebih mewah dari ini jika kau mau."
Joanna hanya diam.
"Ya sudah, jika ada sesuatu, saya ada di kamar."
Joanna menoleh. "Kamar Anda dimana, Tuan?"
"Tidak jauh, hanya butuh beberapa langkah dari depan kamarmu," katanya tanpa menoleh, lalu meninggalkan Joanna dengan seringaian yang tidak diketahui gadis itu.
Sial! Jadi dia sengaja menempatkan gue dekat kamarnya agar dia lebih leluasa memperbudak gue?! Geram Joanna.
❤️❤️❤️
20 Januari 2018
Don't forget vote and comment, guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Love Me!
Romance"Kupeluk tubuh rapuhmu erat. Tak akan kubiarkan kau lari dariku. Aku selalu berada disampingmu. Walau kau tak akan membalas perasaanku, aku akan selalu mencintaimu. Please, love me!" -Joanna Carey- "Pelukanmu menghangatkan hatiku yang dingin. Mengh...