"Gara-gara secangkir kopi itu, nasibku berada diantara hidup dan mati! Bagaimana ini?"
-Joanna Carey-
❤️❤️❤️
“Mampus gue, mampus gue, mampus gue!!!”
Joanna terus melontarkan kalimat itu untuk ke sekian kalinya sambil dirinya mondar-mandir seperti setrikaan sedang berjalan. Dengan frustasi, ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa sambil meremas rambutnya.
Joanna berpikir keras, lalu terkesiap. “Ha! Gue harus minta maaf! Atau kalau nggak…”
Joanna tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia menahan nafas membayangkan kalau dirinya akan kehilangan pekerjaan satu-satunya dalam hidupnya itu. “Nggak, nggak, nggak, nggak!!!” Ia menggeleng kuat.
Joanna bangkit kembali hendak menuju kamarnya. Dan menatap dirinya di cermin meja riasnya. “Joanna… c'mon! Lo harus menampilkan muka tembok lo didepan pria sombong itu kalau lo masih cinta sama pekerjaan lo!”
❤️❤️
Tekad Joanna sudah bulat. Hari ini ia akan menemui CEO itu, lalu meminta maaf padanya. Terserah ia mau dicaci, dimaki, atau apalah semacamnya. Yang penting niatnya adalah ia meminta maaf dan memohon kepada CEO-nya agar tidak memecat Joanna dari pekerjaannya. That's it!
Selina sempat bingung melihat tingkah Joanna yang terlihat gelisah pagi itu. Dengan rasa penasarannya, ia menghampiri Joanna, dan menanyakan hal itu padanya, "Joan, are you okay this morning?"
Joanna yang duduk dengan sangat gelisah menoleh dan menarik nafasnya pendek-pendek. “Mmm… gue… gue baik-baik aja!”
“You lie! I know that! Don't lie to me, again! Cause you can't lie to me, okay?”
Joanna menoleh lagi pada Selina. Kali ini ia memandang Selina cukup lama, sebelum ia mengembuskan nafas frustasinya yang ke sekian kali. “Yeah! You're right..."
Selina mengusap pundak Joanna pelan. “What's the matter?”
“You know... yesterday, i'm in trouble with..."
“Mr. Leinster?” tebak Selina skeptis.
Joanna mendelik cepat. “Exactly!”
“Now... apa yang akan lo lakukan kalau gitu?” tanya Selina lagi.
Joanna terdiam sambil memandang Selina lama. Selanjutnya, senyumnya terukir di sana.
♥♥♥
Oliver memandang map ditangannya dengan senyum misteriusnya. Ia melihat sederet nama seorang wanita di sana. Kemudian, matanya turun memandang lekat foto yang tertempel di kertas selembar itu.
Masih dengan senyum misteriusnya, ia menutup dan meletakkan map itu di meja kerjanya. Lalu memandang orang kepercayaannya dengan datar.
“Kerja yang bagus, Rom,” suara Oliver begitu dalam. “Kalau gitu kau boleh pergi!”
Rommy menunduk permisi pada Oliver dan berbalik meninggalkan tuannya yang sedang tersenyum jahat.
Tak lama setelah kepergian Rommy, Oliver langsung menghubungi sekretarisnya agar segera ke ruangannya, hendak menyuruhnya untuk memanggilkan seseorang.
❤️❤️
“Apa Anda bernama Joanna?” tanya sekretaris Oliver dengan nada sinis.
Joanna melirik wanita itu lama. Tatapannya beralih ke arah name tag yang terpajang di dada kanan wanita itu.
Tiffany... gumam Joanna dalam hati.
Pandangannya kembali pada mata Tiffany. “Ya, benar. Saya Joanna Carey. Ada yang bisa saya bantu?”
Tiffany mendengus tidak suka. “Kau dipanggil Mr. Leinster untuk menghadapnya di ruangannya. Sekarang!”
Hey! Ada apa dengan wanita ini? Mengapa nada bicaranya seperti orang yang tidak suka padaku? Padahal kita tidak saling kenal sebelumnya... Tapi tunggu! Apa yang dibilangnya tadi? Mr. Leinster memintaku menghadapnya? Oh My! Aku benar-benar dalam bahaya! Joanna meringis tanpa sadar.
“Hey! Mengapa kau diam saja?!” sentak Tiffany sedikit kasar.
Joanna tersadar. “Untuk apa Mr. Leinster memintaku menghadapnya? Bukankah saya hanya karyawan biasa? Mungkin yang Anda maksud adalah Pak Kenneth?”
“Sudahlah jangan banyak bertanya! Turuti saja perintahnya!”
Joanna menghela nafas pasrah. Ia memang dalam keadaan terancam. Otaknya terus berpikiran negatif. Sepertinya sebentar lagi ia akan mengucapkan selamat tinggal pada pekerjaannya.
“Baik. Saya akan menuruti perintahnya.”
Setelah mendapat jawaban dari Joanna, Tiffany pergi meninggalkan ruangan itu tanpa berpamit atau menyapa karyawan lain yang sedang memandang mereka barusan.
Dasar wanita tidak sopan! Sok berkuasa! Geram Joanna menyadari perilaku sekretaris Oliver itu.
❤️❤️❤️
18 Januari 2018
Vote and comment, please!
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Love Me!
Romance"Kupeluk tubuh rapuhmu erat. Tak akan kubiarkan kau lari dariku. Aku selalu berada disampingmu. Walau kau tak akan membalas perasaanku, aku akan selalu mencintaimu. Please, love me!" -Joanna Carey- "Pelukanmu menghangatkan hatiku yang dingin. Mengh...