PLM 7 ~ Don't Talk with My Maid

1.3K 67 0
                                    

"Aku tidak suka saat dia berbicara dengan pelayan! Karena mereka bekerja bukanlah untuk mencari teman, tapi mencari uang! Dia membuatku ingin memecat pelayanku yang berani melanggar aturan."

-Oliver Leinster-

❤️❤️❤️

Joanna memandang Oliver datar. Sebaliknya, Nency memandang pria itu takut-takut karena telah berani mengajak gadis secantik Joanna berbicara.

“Tuan… saya hanya ingin mengenal Nona Joanna. Maafkan saya,” ungkap Nency sambil menunduk. Ia sudah beranjak dari tempat duduknya. Begitu pula Joanna.

“Saya sedang tidak bertanya padamu!” kata Oliver tanpa mengalihkan tatapan tajamnya dari Joanna.

Seakan mengerti, Joanna menjawab, “Saya sedang duduk sambil melihat taman yang penuh dengan bunga mawar ini.  Lalu apa salah jika saya ingin mengenal orang-orang di rumahmu? Terutama Bi Nency?”

Oliver menatap tajam Joanna. Tanpa mengalihkan tatapannya, ia berkata pada Nency. “Nency! Tinggalkan kami dan bekerjalah layaknya seorang pelayan!”

Mendengar itu, Joanna membesarkan matanya tak suka. Ia kira Oliver adalah salah satu pria yang tahu akan sopan santun. Ternyata…

“Tuan! Saya tahu Anda adalah majikan di sini. Tapi setidaknya Tuan tahu sopan santun. Bi Nency ini lebih tua dari kita. Tidak sepantasnya Anda berkata kasar seperti itu!”

Oliver hanya diam memandang Joanna. Bibirnya membentuk garis lurus yang artinya ia tidak suka dengan perkataan Joanna.

“Tidak apa Nona, kalau begitu saya permisi ke dalam.” Nency meninggalkan mereka yang sedang memandang tidak suka satu sama lain.

Setelah merasa cukup menahan emosi karena tidak tersampaikan, Joanna hendak melangkah meninggalkan Oliver jika pria itu tidak menahan tangannya.

“Apa lagi?” tanya Joanna ketus.

“Kenapa?”

“Kenapa apanya?”

Oliver menghela nafas kasar. “Kenapa kau berani melawanku?!”

Joanna memutar bola matanya malas. “Karena apa yang saya katakan adalah benar. Puas?”

“Oh gitu ya? Lalu kenapa kau keluar kamar? Sudah saya bilang, sebelum saya pulang dari kantor, kau tetap harus berada di kamar!”

“Gila ya! Tuan mau saya mati kebosanan berada di kamar terus?!”

“Ya… setidaknya tetaplah di dalam rumah.”

“Saya bosan. Sendiri tanpa teman, tanpa ada orang yang bisa diajak ngobrol. Pokoknya saya ingin kerja di kantor anda kembali, Tuan!” tegas Joanna menantang.

“Jangan mimpi! Kau tetap akan menjadi pelayan khususku! Tidak ada kata tidak!” Oliver berbalik meninggalkan Joanna.

❤️❤️

Joanna melihat ponselnya yang terus berdering. Setelah tahu bahwa yang menghubunginya adalah Selina, dengan cepat ia langsung mengangkatnya. “Hallo?”

“Jo… lo kemana aja sih? Sudah tiga hari lo nggak masuk kerja. Mau dipecat?!” berondong Selina diseberang sana.

Ya memang gue sudah dipecat... batin Joanna.

“Joan?”

Joanna terkesiap. “Ya? Kenapa?”

“Lo tahu nggak, semenjak lo nggak masuk kerja, Pak Ken terus nyariin lo. Kayaknya dia merasa kehilangan banget deh. Sampai ya… dia itu nanya ke gue kenapa lo nggak berangkat kerja. Ya udah, gue jawab aja mungkin lo sedang sakit. Ehhh… dianya malah nanyain nomor ponsel lo. Ya gue kasih tuh nomor lo. Nggak pa-pa, kan?”

Joanna hanya diam mendengar penuturan panjang Selina. Lalu ia berkata, “Pak Ken minta nomor gue? Serius lo?”

“Hmm… dia ngehubungin lo, kan?”

Tanpa sadar, Joanna menggeleng. Seakan lawan bicaranya dapat melihatnya. “Nggak tuh! Nggak ada nomor baru yang singgah di ponsel gue.”

“Kok gitu ya? Padahal mintanya dua hari yang lalu, lho.” Selina terdiam sejenak. “Anyway, lo kemana sih? Kalau beneran sakit kenapa nggak ngabarin gue?”

“Emm…” Joanna mencoba berpikir untuk menyiapkan jawaban yang masuk akal. Karena ia tahu, Selina termasuk orang yang tidak mudah percaya. “Gue… ya! Gue memang sedang sakit nih… biasa cewek… nanti juga sembuh kok. Dan…”

“Jadi lo beneran lagi sakit?!!” teriak Selina di sana. “Aduuuhhh… ya udah kalau gitu gue tengokin ya.”

Joanna gelagapan. Tentu saja apa yang diucapkannya tadi hanyalah bohong semata. “Eh, eh, eh! Nggak usah! Lagian gue udah sembuh kok. Ya elah lo… lebay banget deh!”

“Yeee… gue kan sahabat yang peduli. Emangnya lo!” bela Selina tak terima.

“Emm… Sel!” panggil Joanna setelah tidak mendengar suara Selina.

“Ya?”

“Kayaknya gue nggak kerja di kantor itu lagi deh. Gue…”

"What? Kok gitu? Bukannya itu impian lo ya? Lo kan belum lama bekerja di situ, kenapa keluar sih?”

Joanna menghela nafas lelah. Gue juga nggak mau keluar dari pekerjaan itu, Sel...

“Pokoknya ada sesuatu hal yang belum bisa gue jelasin ke lo. Tunggu waktu yang tepat ya?”

“Tuh kan… sekarang berani main rahasia-rahasian, ya!” kata Selina ngambek.

“Ya… pokoknya nanti juga gue cerita, kok. Tapi bukan sekarang.”

“Ya… terserah lo deh. Tapi… janji ya, lo bakal cerita?”

“Janji. Gue bakal cerita kalau waktunya udah tepat!” ucap Joanna meyakinkan sahabatnya.

Tanpa Joanna tahu, sejak tadi Oliver mendengar percakapan gadis itu. Ia berhasil mengagetkan Joanna dengan bertanya, “Cerita apa?”

❤️❤️❤️

27 Januari 2018

Penasaran??? Vote and comment dulu. Baru lanjut. Ok?

Please, Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang