PLM 26 ~ Don't Go Again

873 32 4
                                    

"Kupeluk tubuh rapuhmu erat. Tak akan kubiarkan kau lari dariku. Aku selalu berada disampingmu. Walau kau tak akan membalas perasaanku, aku akan selalu mencintaimu. Please, love me!"

-Joanna Carey-

❤️❤️❤️

"Kenapa kau membiarkan Oliver membawa jalang itu?!" Teriak seseorang di ujung ruangan itu. Emosinya sudah berapi-api.

Ya! Setelah kejadian perkelahian itu, Cynthia datang secara tiba-tiba ke rumah Kenneth. Sebetulnya hanya memastikan bahwa Oliver tidak menemukan Joanna di sana. Namun, nyatanya ia malah tidak menemukan pasangan suami istri itu, yang artinya mereka telah pergi.

Kenneth meringis menahan sakit akibat lebam di pipinya menjawab, "Tenang, Nona..."

Cynthia mendelik tajam, "Tenang?!" Ia menghampiri Kenneth yang berada di sofa ruang tamu. "Bagaimana aku bisa tenang kalau Oliver masih bersama dengan si jalang itu, Kenneth?!!"

Kenneth memandang Cynthia dengan tenang. Kemarahan Cynthia memang tidak bisa di hindari lagi.

"Oliver... Kekasihku yang telah mengkhianatiku..." Cynthia berkaca-kaca. "Mana janjinya dulu...? Dia bilang, dia sangat mencintaiku dan hanya aku satu-satunya wanita yang tak pernah tergantikan di dunia ini. Tapi... Tapi dia malah menikah dengan wanita lain dan sekarang... Mencintai wanita itu!"

"Nona Cynthia..." Kenneth berusaha menenangkan wanita itu.

"Ken, kau bilang padaku kalau kau menyukai wanita jalang itu... Tapi mengapa kau merelakan ia pergi dengan suaminya?!" Rupanya Cynthia marah kepada Kenneth.

"Dengar, Nona..."

"Apa lagi yang harus aku dengarkan, Ken?!" Lagi-lagi Cynthia memotong pembicaraan Kenneth, yang membuat pria itu menggeram kesal.

"Saya belum selesai bicara, Nona. Tolong..." Kenneth menunggu bantahan dari wanita itu, tapi Cynthia tidak membantah. "Begini, Saya membiarkan mereka pergi bersama karena Saya memiliki rencana."

Cynthia menatap Kenneth – menunggu pria itu menyelesaikan ucapannya.

"Saya harap Saya bisa bekerja sama dengan Anda." Kenneth tersenyun sinis membayangkan rencananya yang bisa di bilang sangat kejam.

"Rencana apa, Ken?"

Kenneth mendekatkan dirinya, dan membisikan sesuatu ke telinga Cynthia. Berharap wanita itu paham dengan apa yang diucapkannya. Setelah itu, keduanya menyeringai jahat.

"Boleh juga rencanamu..."

❤️❤️

Sementara itu di kediaman Oliver, Joanna memandang suaminya yang sedang kesakitan karena luka lebam di wajah tampannya. Hatinya ingin bersorak riang dan mengatakan bahwa ia rindu... Rindu pria tampan didepannya itu, rindu pria jahat itu yang sayangnya adalah suaminya sendiri. Tapi, otaknya mencegah untuk melakukannya. Ia masih marah. Marah karena Oliver baru mengakui perasaannya sekarang. Hingga tanpa sadar – ketika tangannya masih membersihkan luka di wajah Oliver – ia menekannya dengan kuat.

"Aww...!" Ringis Oliver kesakitan. "Pelan-pelan dong, Sayang... Sakit tahu!"

Joanna tersadar, "Suruh siapa berkelahi?!"

Oliver menatap mata tajam Joanna dengan sendu. Hingga beberapa menit mereka bertatapan seperti itu, tatapan Joanna berubah menjadi tatapan rindu seorang istri terhadap suaminya. Ia menunduk tidak kuat menatap mata Oliver.

"Hey..." Ucap Oliver mengangkat dagu Joanna untuk kembali mentapnya.

Jarak mereka sangat dekat. Hingga Joanna bisa merasakan deru nafas Oliver yang memburu. Mereka tak saling bicara untuk beberapa menit. Hingga Joanna tak sanggup lagi untuk tidak memeluk Oliver.

Oliver membalas dekapannya itu dengan erat. Menyalurkan rasa rindu yang menggebu-gebu terhadap istrinya. "Maafkan aku..."

Joanna menitikkan air mata. "Aku tidak mau..."

"Apa?"

"Aku tidak mau jauh darimu lagi, Oliver." Air matanya tidak bisa dibendung lagi.

Oliver ikut berkaca-kaca menahan tangis. "Tidak. Tidak Joanna... Aku yang kehilanganmu karena kebodohanku. Maafkan aku, istriku..."

Masih dalam posisi berpelukan, Oliver mendengar tangis Joanna dengan sabar. "Sayang..."

Joanna melepaskan pelukannya dan menatap mata Oliver penuh cinta. Begitupun Oliver.

"Oliver, kamu sedang tidak berbohong, kan? Kamu benar mencintaiku, kan?"

"Hey, dengar... Bahkan saat kau memohon padaku untuk mencintaimu... Harusnya aku yang memohon seperti itu. Harusnya aku yang memohon agar kau mencintaiku. Mencintai iblis yang jahat terhadap malaikat cantik dan baik sepertimu. Kamu tidak berhak meminta, karena aku yang harus meminta cinta kepada malaikat yang telah dikirimkan Tuhan untukku, Joanna..."

"Oliver, I love you..."

"Ya, Sayang... Aku lebih mencintaimu."

Oliver mengecup bibir Joanna dengan penuh perasaan. Mereka bahagia... Bahagia bersama dengan calon anak mereka. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa ada rencana jahat yang sedang menghampiri mereka dengan perlahan. Dan mungkin akan merusak kebahagiaan yang telah mereka bangun saat ini.

❤️❤️

"Aku tidak sabar deh melihat keponakanku lahir ke dunia. Hihihi..."

Pagi itu Olivia bergegas ke rumah kakaknya mendengar Joanna telah kembali. Ia sangat senang ditambah kakak iparnya itu tengah mengandung keponakannya. Memang, Olivia bermimpi memiliki adik yang lucu. Namun, sepertinya mimpinya itu harus dikubur dalam-dalam lantaran Ibunya telah meninggal sejak ia masih kecil. Sangat di sayangkan.

"Olivia, daripada kamu menunggu keponakan. Mending kamu cari pasangan, dan kamu akan mendapat anak sendiri..." Ujar Oliver santai kemudian mengambil minuman yang sudah disiapkan Joanna untuknya.

"What?!" Olivia mendelik. "What are you talking about?!"

Joanna tertawa kecil mendengar penuturan suami dan adik iparnya. "Benar tuh, Liv... Dengan umurmu yang sudah dewasa, kau kurang pantas jika hanya mendapat keponakan. Lebih pantasnya mendapat anak."

"Oh my... C'mon. Ini masih pagi. Tak bisakah kalian tidak bicara mengenai hal itu? Bikin mood buruk aja." Kesal Olivia.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Raymond, Liv?"

"Kak!!!" Olivia tidak kuat lagi duduk di meja makan yang memojokkannya itu.

"Why?" Kata Oliver dengan santai.

"Please... Kalian jangan bahas ini lagi ya... Kalau tidak, aku pulang!"

"Tapi kan..."

"Sudah-sudah, Oliver... Kasihan adikmu. Daripada dia pulang karena ngambek. Nggak lucu, kan?" Joanna menginterupsi.

Olivia menghela nafas bersyukur karena masih ada orang yang berada dipihaknya.

"Untung yang melarang tidak menggodamu lagi itu istriku. Kalau bukan, aku tetap akan menggodamu, Olivia..." Oliver terkekeh geli melihat tatapan horror adiknya itu.

Begitulah. Olivia menyukai kakak iparnya. Karena dia telah mengubah sikap Oliver menjadi pribadi yang lembut penuh kasih sayang. Terlebih ia akan menjadi seorang Ayah...

Terimakasih, Joanna...

❤️❤️

2 Februari 2020

Apa kabar readers??? 😍😍😍
Kembali lagi dengan Saya 😂😊

Eh, BTW Saya mau buat cerita baru nih, tapi berhubung "Please, Love Me!" belum selesai... Saya berusaha menyelesaikannya dulu. Walau udah stuck banget ceritanya akan dibawa kemana. Tapi... Semoga kalian masih suka sama ceritanya yaa... 😘

Please, Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang