PLM 29 ~ Sacrifice of Love

584 27 0
                                    

"Mengapa harus ada pengorbanan cinta? Mengapa cinta harus dikorbankan? Mengapa sesakit ini? Dan masih banyak mengapa mengapa selanjutnya yang menjadi pertanyaan. Inginku sederhana... Yaitu mencintaimu dan bahagia bersamamu tanpa ada halangan dan rintangan. Namun aku salah, pengorbanan itulah yang menyadarkanku bahwa cinta sejati itu tidak harus selalu bersama selamanya."

-Oliver Leinster-

❤️❤️❤️

Setelah menunggu kesadaran Joanna di rumah sakit, Olivia bergegas pulang. Dirinya merasa lelah seharian ini. Ia begitu lega melihat kebahagian kakaknya kembali. Walau memang keadaan Joanna sangat dikhawatirkan akhir-akhir ini.

Olivia mengembuskan nafas kasar. Ia tak habis pikir dengan kekejaman mantan kekasih Oliver dan Kenneth. Sungguh, mereka hampir menghilangkan nyawa malaikat kecil yang ada didalam kandungan kakak iparnya, bahkan nyawa Joanna.

"Aku tidak akan mengampuni Kalian jika itu terjadi..." desis Olivia pelan sembari menunggu lampu lalu lintas bewarna hijau.

Sesampainya di rumah besar itu, Olivia keluar dari mobilnya dan hendak membuka pintu tatkala seseorang menutup mulutnya dengan sapu tangan. Olivia hendak berontak sebelum ia kehilangan kesadaran.

Suasana rumah besar itu cukup sepi. Selain karena ayahnya yang masih di rumah sakit, hanya mereka berdua yang tinggal di sana. Karena pasti asisten rumah tangganya sudah pada tidur. Hingga tidak ada yang tahu bahwa Olivia sudah dibawa pergi oleh orang yang berpakaian hitam ditambah penutup kepala yang hitam pula.

❤️❤️

"Oliver..." panggil Joanna yang terbaring di ranjang pasien.

Oliver mengalihakan pandangan dari laptopnya dan menatap istri cantiknya itu. "Iya, Sayang?"

"Olivia...?"

"Dia sudah pulang. Ada apa?" Kali ini Oliver menghampiri Joanna dan mengelus rambutnya lembut.

"Dia pulang sendiri?" tanya Joanna lagi.

Oliver menghela nafas pelan. Kemudian melepaskan kacamata yang bertengger dihidung mancungnya. "Ya... Katanya dia lelah. So, dia pamit duluan. Kenapa, Sayang? Kamu masih ingin dia disini?"

Joanna memejamkan matanya sejenak. "Tidak, Oliver. Aku hanya... Coba kau hubungi dia."

"Hmm?" Oliver memandang Joanna bertanya-tanya sebelum menyetujui, "Okay."

Oliver beranjak dan mencari ponselnya tuk menghubungi adiknya itu. Setelah menunggu nada panggilan, tak ada jawaban dari Olivia. Ia mencoba ketiga kalinya, namun hasilnya tetap sama. Lalu, ia menatap Joanna pasrah.

"Dia tidak menjawab panggilanku." ucapnya kembali menghampiri Joanna.

Joanna gelisah. Entah mengapa pikiran dan perasaannya tidak enak mengenai adik iparnya itu. Ia berpikiran bahwa sudah terjadi sesuatu yang buruk pada Olivia. "Oliver, bisakan kau pulang ke rumah Papa dan cek apakah Olivia sudah sampai rumah?"

Oliver mengernyit tidak mengerti. "Ini sudah 40 menit semenjak Olivia meninggalkan rumah sakit. Kemungkinan besar dia sudah nyampe rumah sekitar 10 menit yang lalu. Mungkin dia sekarang sedang di kamar mandi atau malah sudah dialam mimpi, Sayang. Lalu kenapa aku harus pulang dan meninggalkanmu disini?"

Please, Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang