Part 1

11.3K 583 7
                                    




Happy Reading....

Alessa Pov

Aku menatap kemesraan kedua orang tuaku, ya aku terkadang iri dan bermimpi memiliki pasangan sebaik ayah. Meski wajahku paling cantik di keluarga ini, tetapi aku paling lemah. Sejak lahir aku sering sakit sakitan dan jika aku kelelahan maka aku akan jatuh pingsan.

Ayah sudah membawaku ke seluruh dokter terbaik di Amerika bahkan Jerman, tapi aku sehat sehat saja hanya daya tahan tubuhku yang lemah. Walau aku sering pingsan jika kelelahan tapi itu tak berbahaya asalkan ketika aku pingsan dalam posisiku harus aman.

Aku menatap sahabatku Nancy, orang  bilang dia seorang jalang yang picik. Namun aku dekat dengannya karena dia baik tak seperti yang orang katakan. Dia pernah menolongku ketika aku pingsan saat olah raga, dimana guru olah raga menganggapku hanya acting, Nancy lah yang membelaku. Sejak itu kami bersahabat dan aku tak peduli dengan apa yang di katakan oleh orang lain. 

"Alessa, sini!" ucapnya sambil memperlihatkan beberapa lembar foto.

"Siapa mereka?" tanyaku tak mengerti.

"Dia incaranku, menurutmu mana yang harus aku pilih?" tanya Nancy.

Ya dia memang jalang, tapi aku tak peduli dengan sifatnya yang satu itu yang penting dia tak menyeretku dalam masalahnya.

"Aku suka pria ini, dia terlihat cool." ucapku sambil terkekeh.

"Hmm.... Dia Xavier. Tampan bukan? Aku harus ekstra keras mengejarnya." ucap Nancy lesu membuatku tertawa geli.

"Aku pikir kau sudah hampir mendapatkannya!" ejekku membuat wajah Nancy di tekuk.

"Aku yakin dia akan mencintaimu jika kau memberikan dia cinta yang tulus." ucapku.

"Aku rasa dia gay, dia pria yang tak bisa di sentuh!" erangnya membuatku tertawa.

"Lalu kenapa kau mau mengejar seorang gay?" tanyaku penasaran. Nancy menyodorkan sebuah majalah bisnis dan aku membaca cover majalah Itu.

"Dia pengusaha sukses terkaya se-Amerika!" celotehnya.

"Hmmm...." gumanku lalu memberikan majalah itu padanya lagi.

"Kejarlah apa yang bisa kau raih.. Hanya itu saranku!" ucapku dan Nancy hanya tersenyum lalu mencium majalah itu. Ah gadis aneh!

Aku melihat kak Wira, kembaranku.

"Kak!" teriakku, dia menoleh lalu tersenyum ke arahku.

"Alessa.." balas kak Wira lalu merangkulku.

"Kakak pulang bersamaku?" tanya Alessa.

"Hmmm.... Kakak masih ada les, kakak lelah tapi mau bagaimana lagi.." ucapnya lesu.

"Kak Chris juga sibuk, ayah ada rapat.." ucap kak Wira

"Semangat kak!!" ucapku memberinya semangat dan dia hanya tersenyum tipis.

"Kau hati-hati pulang, aku tak mau terjadi apa-apa denganmu!" ucap kak Wira.

"Aku bisa pulang sendiri kak, jangan khawatir.." ucapku.

*****

Jam pelajaran usai, aku berjalan menuju pemberhentian  taxi.

"Alessa, kau pulang sendiri?" tanya Nancy heran.

Ya, biasanya aku selalu di antar jemput kakak atau ayahku. Hanya kali ini kakak harus les dan ayahku ada rapat penting. Aku harus membuktikan diri jika aku bisa pulang sendiri.

"Ya, aku belajar mandiri!" ucapku senang.

"Bagaimana jika aku antar?" tawar Nancy, ya dia memang sahabatku.

"Baiklah.. Terima kasih!" ucapku senang.

Aku pun berjalan menuju mobilnya, ya mobil yang bisa di katakan mewah berjenis sedan.

"Masuk!" ucap Nancy dan aku pun membuka pintu mobilnya dan masuk.
"Tapi antar aku sebentar ke perkumpulan ya? Aku hanya akan membawa gaunku untuk nanti malam." ucap Nancy.

"Gaun? Kau akan pergi ke pesta?" tanyaku antusias.

"Ya, begitulah.." ucap Nancy sambil tersenyum tipis.

Mobilnya terparkir di sebuah basement hotel.

"Gaunmu di hotel?" tanyaku aneh.

"Ya, tunggu sebentar!" ucapnya lalu keluar dari mobil.

Namun aku melihat Nancy di hadang oleh seorang lelaki seram, dia seperti beradu mulut dengan Nancy. Aku memperhatikannya dengan khawatir karena pria itu tampak arogan dan kasar. Akhirnya Nancy pergi meninggalkan pria itu dan memasuki lift. Aku lega, Nancy baik baik saja.

Namun tiba tiba pintu mobilku terbuka dan seseorang menarikku dengan kasar. Aku menatap wajah pria itu, ya pria yang bertengkar dengan Nancy.

"Siapa kau?" tanyaku ketakutan namun pria itu hanya menyeringai, membalikan tubuhku dan mengangkat rokku lalu merobek celana dalamku.

"Tolong...mmmmh..." jeritku namun pria itu membungkam mulutku, aku berusaha melawan namun tenaganya lebih besar dariku.

Aku merasakan sesuatu yang keras memasuki milikku, rasanya sangat sakit. Kakiku terasa lumpuh, tubuhku menegang, setiap aku meronta dia akan membenturkan kepalaku ke pintu mobil dan terus menggesekan sesuatu dibawahku yang terasa sakit dan perih.

Pria itu tampak seperti kesetanan, memukuli pantatku, meremas bokongku seperti meremas pasir pantai membuatku merasakan panas dan perih di permukaan kulitku.

"Tolong..." ucapku serak, namun dia menghantam kepalaku dengan tangan besarnya dan semua menjadi gelap.

Tbc

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang