Part 29

5.3K 407 3
                                    

Happy Reading.....

Alessa Pov

Aku harus belajar memaafkan, aku harus belajar melupakan masa laluku karena masa sekarang dan masa depanku adalah kak Xavier. Pintu terbuka dan Marco menatapku, dia membawa bunga tulip kesukaanku dan juga cokelat.

Dia tersenyum manis, walau bagiku senyumnya begitu menjijikan.

Marco memberikanku cokelat dan menyimpan bunga di nakas.

"Hai.." sapa Marco, aku hanya tersenyum.

"Maafkan aku.." ucap Marco dan aku mulai menahan air mataku.

"Aku memang suka menggunakan obat terlarang jadi... Ya aku setengah mabuk waktu itu.." ucapnya sambil  tersenyum kecut.

"Bagaimana sahabatku?" tanyaku dan dia tersenyum.

"Aku seorang mafia jadi aku melenyapkan saksi yang bisa memberatkanku. Aku memang jahat.." ucap Marco langsung mengakui kebiadaban dan kelicikannya.

Marco menggenggam tanganku.

"Aku bersedia bertanggung jawab.." ucap Marco dan aku menggelengkan kepala.

"Aku sudah mencintai seseorang, dia menerimaku apa adanya." ucapku.

"Sungguh aku mau menebus kesalahanku.." pinta Marco sungguh-sungguh. Aku tersenyum.

"Aku memaafkanmu Marco, aku hanya meminta satu hal. Berhenti bersikap kasar pada wanita dan jangan sebarkan lagi penyakitmu.." ucapku dan Marco menangis.

"Ya, aku memang jahat.. Aku pun tak menyangka akan mengidap penyakit kutukan seperti ini.." isak Marco. Aku memegang pundaknya lalu memintanya memelukku.

"Kita masih bisa berteman, lupakan masa lalu dan aku sudah ikhlas.." bisikku membuat Marco terkesima.

"Pria itu beruntung memilikimu.." ucap Marco dan aku tersenyum sambil mengutaikan pelukanku.

Marco menyentuh pipiku dan mengecuo keningku.

"Terima kasih banyak Alessa, kau memang malaikat.." ucap Marco.

"Alessa.." panggil kak Chris membuatku kaget.

"Xavier masuk rumah sakit.." ucap kak Chris dan aku langsung panik. Kenapa kak Xavier bisa masuk rumah sakit lagi? Apa yang terjadi??

Chris Pov

Aku tahu ini kebodohanku tapi aku.tak menyangka Xavier selemah itu, namun aku lega ketika mengetahui jika Xavier hanya kelelahan.

"Chris.." sapa Sarah dan aku langsung memeluknya, perutnya sudah mulai membesar.

"Kau apakan Xavier?" tanya Sarah dan aku terkekeh.

"Kau selalu bereksperimen!" rutuk Sarah sambil menggigit hidungku dengan lembut.

Aku tersenyum,

"Aku lapar..." bisikku.

"Ya sudah kita ke kantin." ucap Sarah namun aku menariknya ke sebuah ruangan kosong dan langsung menciumnya dengan rakus.

Aku melumat bibirnya tanpa ampun, menaikan roknya dan membuka gesper celanaku.

"Aku merindukanmu.." bisikku lalu membalikan tubuh Sarah dan menempelkannya di ranjang. Aku memasuki lubangnya yang masih saja terasa sempit.

"Oh.." desahku dan kami pun melakukan quick sex di kamar pasien.

Sarah menatapku sebal.

"Kau memang hiper seks!" rutuknya sambil menutup wajahnya dengan buku menu. Aku tertawa senang karena setelah menyetubuhi isteriku tercinta otak dan tubuhku terasa bugar

"Aku lapar.." ucap Sarah.

"Pesanlah apa yang kau mau." ucapku dan Sarah memesan beberapa makanan.

Aku menatap ponselku yang berbunyi. Aku memang selalu mengawasi adik iparku, selain karena dia cantik. Aku sangat menyayangi Megan, dia liar sekaligus lembut.

Aku senang akhirnya Wira dan Megan saling jatuh cinta.

"Kenapa?" tanya Sarah sambil merebut ponselku dan membaca email dari orangku.

"Kau mengawasi adikmu?" tanya Sarah tanpa curiga.

"Ya, kau tahu sendiri kembaranki itu terlalu naif, tapi aku senang akhirnya mereka saling jatuh cinta." ucapku.

"Jangan macam-macam Chris!" ancam Sarah dan aku tertawa geli.

Meski aku sudah menikah, hasratku pada wanita cantik memang tak pernah menurun meski ujung-ujungnya aku akan melampiaskan hasratku pada Sarah.
Aku rasa tak ada salahnya jika aku mengeceng bukan?

Sarah mengembalikan ponselku lalu menyantap makanannya. Aku jadi teringat pekerjaanku, beberapa bulan ini aku akan di sibukan dengan black world.

"Sarah, beberapa bulan ini aku akan sibuk. Aku harap kau mengerti dan tidak macam-macam." ucapku dan Sarah menatapku bingung.

"Malam ini kau harus siapkan dirimu di atas ranjang.." godaku dan Sarah langsung mendelik kesal.

"Cuma ranjang ya di otakmu itu Chris!" protes Sarah, aku terkekeh lalu mengambil tangannya dan mengecupnya dengan lembut.

"Aku mencintaimu.." ucapku dan Sarah tersenyum bahagia.

"Aku juga mencintaimu Chris.." balas Sarah.

****

Aku membuat video percintaanku dengan Sarah. Entahlah aku begitu terobsesi dengan Sarah, jika aku jauh. Aku bisa memuaskan diriku sambil menonton wajah Sarah ketika bercinta.  Aku mungkin seperti orang sinting, namun seperti inilah cintaku pada Sarah....


Tbc

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang