Part 17

6.6K 438 5
                                    

21+ Be wise

Happy reading...

Alessa Pov

Aku tak tahu apa yang terjadi di antara aku dan kak Xavier, ya dia melamarku tapi aku ragu dengan keseriusannya. Mungkinkah dia hanya bercanda? Tapi andai itu bercanda pun sangatlah keterlaluan.

Aku menatap wajah kak Xavier yang tampak damai dalam tidurnya setelah berusaha tidur karena rasa sakit si punggungnya. Apa kak Xavier mengidap kanker sumsum tulang belakang?

Aku mendengar dari suster bahwa obat kak Xavier sudah datang dan akan melakukan penyuntikan tulang belakang dengan segera.

"Kenapa melamun?" tanya kak Xavier membuyarkan lamunanku.

"Kakak tidak tidur?" tanyaku terkejut.

"Sakit.." ringgisnya sambil bergelung manja dalam pelukanku.

"Sabar kak..." bisikku sambil mengecup kepalanya dengan sayang.

Akhirnya kak Xavier di suntik dan aku tak bisa menemuinya sampai besok pagi. Dokter Farel melarangku karena kondisiku juga yang sama lemahnya dengan kak Xavier.

Aku melangkah keluar dari ruangan kak Xavier dan segera pulang untuk membersihkan tubuhku yang sudah lengket. Sesampai dinl rumah, aku berjalan menuju kamarku.

"Alessa.." panggil kak Chris sambil menatapku.

"Ya kak?"

"Kau habis dari mana?"

"Rumah sakit."

"Xavier baik-baik saja?"

"Ya kak, kenapa kakak memukul kak Xavier sampai seperti itu?" tanyaku. Kak Chris menatapku.

"Aku takut dia menyakitimu..." ucap Kak Chris. Aku memeluk tubuh kakakku.

"Kak apa mungkin kak Xavier menyukaiku?" tanyaku, karena aku masih belum percaya kak Xavier melamarku.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya kak Chris.

"Aku hanya ingin tahu saja kak.." ucapku.

"Kita lihat saja keseriusannya sampai dimana." ucap kak Chris sambil mengecup keningku.

"Baiklah kak, aku mandi dulu.." pamitku dan kak Chris mengusap wajahku lalu kembali ke kamarnya.

Aku  menatap ponselku berbunyi. Lima panggilan tak terjawab dari kak Xavier?  Aku segera menelepon baliknya. namun tak di jawab dan sebuah pesan masuk.

Xavier
Alessa, jangan temui aku lagi. Aku sudah bosan bermain denganmu.

Aku mengernyitkan keningku, apa aku tak salah baca?

Alessa
Maksud kakak?

Xavier
Aku tahu kau gadis pintar, aku hanya pura-pura karena setelah aku pikir lagi,  aku tak tertarik lagi padamu.

Deg

Jantungku berdegup kencang, ini nomor kak Xavier dan tak mungkin ornag lain yang mengirimnya bukan??

Tapi bukannya kak Xavier akan sadar nanti besok pagi? Aku meneleponnya namun di reject, aku coba lagi karena aku takkan percaya sebelum aku mendengar suara kak Xavier.

Aku terus meneleponnya namun tak di angkat, lalu dia mematikan ponselnya hingga operator yang menjawabku dan aku menangis sejadi jadinya. Aku benci kak Xavier....

Setelah puas aku menangis, aku merasa haus, tenggorokanku terasa gatal dan kering. Aku bangkit dari tempat tidurku, namun kepalaku terasa berputar.

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang