Part 2

9.3K 590 5
                                    

Happy Reading ....




Author pov

Nancy menatap kesal kepada lelaki yang bernama Marco, ya dia adalah pedofil yang menyukai gadis di bawah umur.

Nancy sangat membenci Marco karena dia hanya meniduri wanita secara paksa dan gratisan karena Marco merupakan orang berkuasa yang semena-mena.

"Minggir!" ucap Nancy kasar ketika pria itu mulai menari narik lengannya.

"Tidurlah bersamaku malam ini Sayang.." pintanya membuat Nancy muak.

"Aku akan berkencan dengan Mr Evan, jadi kau jangan menghalangiku!" ucap Nancy sambil sesekali melirik ke mobilnya takut Alessa curiga. Marco yang mengetahui gelagat Nancy ikut melirik,

"Hmmm... gadis segar..." bisik Marco.

"Jangan berani kau menyentuhnya!" ucap Nancy lalu pergi meninggalkan Marco.

Pria itu segera memutar arah agar gadis di dalam mobil itu tak melihatnya mendekat. Marco langsung membuka pintu mobil dan menarik tubuh gadis itu, sangat cantik dan masih sangat muda.

"Siapa kau.." ucap Alessa namun Marco langsung membalikan tubuhnya, mengangkat rok dan memasukan miliknya kedalamnya.

Marco mengira Alessa sama jalangnya dengan Nancy, namun dia terkejut ketika merasakan penghalang yang terasa di tembusnya. Marco menatap paha mulus Alessa yang di tetesi darah kerawanannya. Namun nafsu lebih menguasai pikiran Marco dan dia pun memperkosa Alessa secara keji.

Setelah mencapai klimaks, Marco sadar, gadis yang dia perkosa sudah terkulai lemah. Marco segera merapihkan pakaiannya dan meninggalkan Alessa yang sudah tampak mengenaskan.

*****

Nancy berjalan menuju mobilnya, namun ada yang aneh. Alessa tak terlihat di dalam mobil. Nancy berjalan menuju samping mobilnya dan melihat Alessa sudah terkapar di lantai dengan celana robek yang tak jauh dari tubuhnya tergeletak.

"Alessa.." jerit Nancy panik, dia melihat pahanya yang di hiasi bercak darah, roknya tersingkap sampai perut dengan kemeja yang masih utuh.

"Marco..." ucap Nancy geram lalu segera menelepon ambulans.

Rafael dan Widya shock mendengar kejadian yang menimpa Alessa, putri kesayangannya. Wajah Alessa penuh luka lebam.

"Anak kita kak El..." isak Widya tak kuasa melihat keadaan Alessa yang tak berdaya.

Rafael segera menyelidikinya, dia meminta anak buahnya untuk melacak si pemerkosa.

"Mamma mana Alessa?" tanya Wira sambil terengah engah lalu menatap Alessa. Wira sangat menyesal karena tak bisa melindungi adiknya.

"Ayah sedang mencari pelakunya." ucap El sambil mengusap punggung Widya yang rapuh.

Segala pemeriksaan dilakukan, Liam dengan telaten mengurus Alessa dengan sangat baik.

"Dia mengalami trauma dan ada kemungkinan koma." ucap Mark dokter yang juga mengurusi Alessa. Widya menangis histeris membuat El memeluknya dengan erat.

"Sabar sayang, kita akan segera menemukan pelakunya." bisik El lembut.

"Aku tak rela anakku jadi seperti ini kak..." isak Widya.

Tak lama Mirza dan Ariana datang, mereka menatap kesedihan yang tergurat di wajah kedua orang tuanya.

Mirza mencoba menyelidikinya, namun segala akses tertutup. CCTV di basement itu ada yang merusaknya, hanya jejak sperma yang menjadi satu satunya bukti. Nancy pun tiba tiba menghilang entah kemana, terasa aneh dan janggal. Sepertinya pria yang memperkosa Alessa bukan orang sembarangan!!

Mirza mengusap wajahnya dengan kasar, dirinya merasa gagal melihat Alessa koma dan orang yang sudah menyakitinya masih bebas berkeliaran.

"Sepertinya Nancy diculik atau bekerja sama dengan pria itu." ucap Rafael membuat Mirza mendengus kesal.

"Aku bersumpah akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!" ucap Mirza geram.

"Bersabarlah, yang sekarang kita khawatirkan adalah Alessa. Ayah tak mau kehilangan anakku.." ucap Rafael dengan mata sembabnya.

"Alessa kuat ayah, dia lemah secara fisik tapi hatinya sekuat mamma.." hibur Mirza membuat Rafael sedikit terhibur.

Satu tahun berlalu....

Luka lebam di wajah Alessa sudah menghilang, wajah cantiknya tak bersinar seperti dulu. Alessa menatap kosong ke arah jendela, ada rasa sakit yang menghantam hati Rafael setiap melihat putrinya yang masih shock.

"Sayang... Ini ayah, ayah janji takkan meninggalkanmu lagi." bisik Rafael, air mata Alessa menetes.

"Ayah akan selalu mencintaimu dan melindungimu Alessa..." bisiknya lagi.

"Ayah..." guman Alessa membuat Rafael menangis bahagia, akhirnya anaknya merespon ucapannya.

"Alessa..." isak Rafael serak sambil memeluk anaknya dengan bahagia.

Tbc

Untuk adegan koma dan shock nya Alessa banyak yang aku skip karena takut kalian jadi bosan..

Thanks for reading....

Love you

Muuaaaàhhh....

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang