Part 38

6.1K 490 6
                                    

Happy Reading.....


Chris Pov

Berita kematian Sarah mulai mencuat dan polisi datang ke rumahku.

"Ada apa?" tanyaku.

"Mrs Sarah Mahendra tewas di bunuh." ucap polisi dan aku pura-pura terkejut.

"Apa?"

"Lebih baik anda ikut kami sambil kami jelaskan." ucap polisi itu dan aku pun mengikuti mereka.

Rencana yang sempurna, Sarah dinyatakan di bunuh oleh selingkuhannya dan Matt, entah bagaimana Leo mencuci otaknya. Dia mengakui jika dia membunuh Sarah karena berbohong telah bercerai denganku. Aku tersenyum puas meski ada orang yang tak mempercayai kejadian itu.

Kak Mirza menatapku.

"Hai duda, gajah telah kau singkirkan huh?" sindirnya dan aku hanya tersenyum dingin.

"Itu hukuman bagi seorang penghianat." ucapku sambil duduk di hadapan kakakku.

"Chris..." ucap kakakku sambil menarik lenganku hingga aku berdiri kembali.

"Aku tak akan menangis." ucapku mencoba tegar namun kak Mirza tak peduli, dia memelukku dengan erat.

Tangisku pun pecah, ini pertama kalinya aku merasakan sakit yang teramat sakit.

"Maafkan aku kak.." ucapku perih.

"Menangislah, aku takkan menyalahkan atas apa yang kau perbuat.." ucap kak Mirza.

"Ayah pasti marah.."

"Jangan dipedulikan, aku berada di sampingmu.." ucap kak Mirza dan aku hanya bisa mengangguk pelan.

"Aku menyayangimu kak..." ucapku sedih.

"Aku tahu." ucap kak Mirza.

Ayah tampak enggan mendebatku soal kematian Sarah, dia mendekatiku lalu memelukku erat.

"Ayah mengerti, obatilah luka hatimu itu nak.." ucap ayah di luar dugaanku. Aku menunduk dan ayah memegang pipiku.

"Lelaki harus kuat, kesalahanmu adalah kau terlalu emosi. Kau tak memikirkan bagaimana nasib anakmu yang kehilangan ibunya." ucap ayah.

"Sarah tak pernah menginginkannya maka dari itu, Elli pun tak membutuhkan ibu seperti dia." ucapku dan ayah hanya menghela nafas.

"Bermainlah sesukamu, jika Kau lelah, ayah siap membantu.." ucap ayah dan aku mengangguk pelan.

Ya, aku terus berpetualang dari gadis satu ke gadis yang lain, dari kota satu ke kota yang lain. Dalam hidupku hanya ada kepuasan seks dan kekuasaan. Aku tak mau berkomitmen lagi, bagiku wanita hanya pembawa kesengsaraan.


5 tahun berlalu....

Elli tumbuh menjadi anak yang cantik dan pintar. Itu semua karena Becky yang dengan telaten menjaga dan merawatnya. Aku selalu menyibukan diri dengan pekerjaanku di perusahaan dan black World, aku banyak melakukan kerja sama dan melebarkan sayapku hingga aku menjadi mafia nomor dua mengalahkan kakekku David Reed.

Walau aku sibuk, aku tetap meluangkan waktu untuk adik dan kakakku. kak Mirza dengan Gabriel dan Megan dengan Wira. Kak Ariana? Ah dia selain sibuk di dunia desainer, kakakku yang satu ini termasuk model terkenal.

Meski kami tak dekat, kami masih berkomunikasi walau jarang. Kak Ariana sangat berbeda dengan kami, dia terlalu sombong dan perfeksionis. Kak Ariana tak pernah menyukai profesi kami dan sialnya hanya mengakui Wira sebagai adiknya karena dia menjadi seorang dokter bukan mafia. Tapi buatku tak jadi masalah, asalkan dia tak mengusik kebahagiaanku semua tak jadi masalah.

Aku kembali mabuk setelah puas berpesta di luar sana merayakan kemenanganku. Aku berjalan menuju kamarku dan Becky melihatku pulang.

"Tuan, anda mabuk lagi..." ucap Becky sambil memapahku.

"Kau tak usah ikut campur anak kecil!" dengusku sambil mendorongnya kasar agar menjauhiku.

Becky tampak kesal dengan sikapku.

"Tuan hentikan kegilaan ini!" ucap Becky membuat rahangku mengeras, well dia sudah berani mengaturku.

"Apa kau bilang?" pancingku, aku ingin tahu sampai dimana dia berani kurang ajar kepadaku.

"Mau sampai kapan Tuan seperti ini? Nona Elli sudah semakin besar dan mulai mengerti. Bagaimana jika dia tahu jika Daddy nya seorang pemabuk dan sering membawa teman wanitanya?" ucap Becky.

Ya, aku memang sering membawa wanita jalang jika aku sudah terlalu mabuk, tapi Elli masih kecil dan apa gunanya Becky jika dia tak bisa menjaga Elli? Aku tersenyum sinis.

"Berani menceramahiku anak kecil?" tanyaku dan Becky menatapku.

"Anda masih mengatakan saya masih kecil Tuan? Apa anda tak sadar, waktu sudah berlalu dan anda masih seperti ini?" sindir Becky membuatku semakin geram.

Aku menarik tubuhnya dan mendorongnya ke dinding dengan kasar.

"Kau masih anak kecil!"

"Saya bukan anak kecil lagi Tuan!" ucap Becky dan aku menatap wajahnya lalu turun ke dadanya yang memang sudah membusung, berbeda dengan dulu, Becky yang masih kecil dan payudaranya belum tumbuh seperti sekarang.

"Apa kau tahu statusmu?" tanyaku membuat Becky mengernyit.

"Selain kau pengasuh anakku kau juga milikku. Kau budakku Becky!" ucapku dalam membuat wajah cantiknya memucat.

"Tu.. Tuan... Sadarlah.." pinta Becky yang mulai ketakutan.

" Justru kau yang membuatku sadar jika kau sudah pantas untuk memuaskan tuannya!" bisikku lalu merobek pakaiannya...

Tbc

Thanks for reading....

Love you

Muaah.....

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang