Part 25

5.9K 426 6
                                    

Happy Reading.....


Sarah Pov

Sudah dua hari aku di kurung di kamar, Helena orang yang patuh dan kuat jadi aku benar benar tak bisa berkutik. Sialnya Chris tak pernah menemuiku lagi setelah kejadian itu. Aku menghela nafas lelah, aku tak mau hidup di kurung seperti ini, aku juga punya karier yang harus aku jalani.

Aku mencoba meminta Helena agar Chris datang, karena ponselku pub di tahan oleh Chris!!

Akhirnya Chris datang dengan wajah tampannya, aroma tubuhnya benar benar membuatku mabuk kepayang, namun aku mencoba menepis gairahku. Aku harus fokus pada apa yang aku mau, yaitu kebebasanku!

Chris menatapku sambil menyentuh pipiku.

"Apa kau sudah puas dengan wanita simpananmu?" tanyaku membuat Chris mengerutkan keningnya.

"Silahkan kau temui mereka untuk memuaskan hasratmu, tapi tolong lepaskan aku, aku punya karier dan kehidupanku sendiri." ucapku.

"Baiklah, kau bebas." ucap Chris dingin.

Kenapa perasaanku jadi kesal? Bukannya seharusnya aku senang Chris tak mengurungku lagi?

"Kenapa diam?" tanya Chris membuyarkan lamunanku.

"Emh.. Aku cuma tak percaya saja kau melepasku." ucapku sambil mengusap rambutku.

"Aku tak mau terjadi apa apa dengan bayiku." ucap Chris dingin. Kenapa Chris seperti menjaga jarak denganku?

Aku tersenyum kaku lalu membaringkan tubuhku.

"Aku ingin istirahat, besok aku akan kembali bekerja." ucapku dan Chris mengangguk dan keluar dari kamarku. Well, kenapa Chris jadi cuek padaku?

Aku menjadi gelisah, apa Chris akan mendepakku setelah aku melahirkan anaknya? Apa kemarin dia menemui Miranda? Kenapa aku jadi gusar dan cemburu?

Aku bangkit dari tidurku dan keluar dari kamarku. Aku mencari Chris namun dia tak ada di kamar sebelah, aku melihat gorden jendela tertiup angin. Apa Chris berada di balkon? Aku berjalan menuju balkon dan mengintipnya.

Deg

Chris menangis? Kenapa dia menangis?

"Alessa.." gumannya penuh dengan kepedihan. Aku mendekati Chris lalu memeluknya dari belakang dan tubuhnya tampak menegang.

Alessa Pov

Aku melihat kak Xavier yang masih tertidur lelap, aku merapihkan selimutnya agar tetap hangat, namun tangannya tiba tiba menyentuh lenganku.

"Alessa.." guman kak Xavier membuatku senang.

"Kakak.." ucapku sambil tersenyum.

"Terima kasih.."

"Untuk apa kak?" tanyaku tak mengerti.

"Karena kau sudah merawatku dengan baik.. ucap kak Xavier sambil mengelus pipiku dengan lembut.

Aku tersenyum bahagia,

"Kakak tak merasa sakit lagi?" tanyaku.

"Reaksi infeksi pada penderita HIV berbeda beda Alessa, mungkin setelah bercinta kau mengalami ruam dan aku mengalami pingsan!" ucapnya sambil terkekeh.

"Kakak.." bisikku malu, takut ada orang yang mendengar pembicaraan kami.

Kak Xavier malah mencubit hidungku dengan cukup keras membuatku sebal.

"Kakak!" protesku dan dia hanya tertawa.

Klik!

Pintu terbuka dan orang tua kak Xavier muncul membuatku takut namun kak Xavier mempererat genggamannya.

"Ma.. perkenalkan dia Alessa." ucap kak Xavier memperkenalkanku pada orang tuanya.

"Alessa Mahendra.." ucapku sopan dan mamma Xavier tampak senang.

"Kau putrinya Rafael Mahendra?" tebak ayahnya kak Xavier. Aku tersenyum lalu mengangguk.

Ayahnya tampak tak menyukaiku, wajahnya datar dan sedikit tegang.

"Mamma ingin berbicara denganmu.." ucap mamma kak Xavier sambil membawaku ke luar ruangan. Jantungku berdegup kencang, apakah mereka akan memisahkanku dengan kak Xavier?

Mamma kak Xavier tampak cantik dan anggun, aku menyukainya tapi aku takut.

"Kau kekasih Xavier?" tanya mamma kak Xavier.

"Iya.." ucapku dan dia tersenyum. "Kau sudah tahu penyakit anakku?" tanya wanita itu lagi dan aku mengangguk.

"Apa kau tak takut tertular?" tanya mamma kak Xavier lagi.

Aku menghela nafas, bagaimana jika dia tahu aku juga HIV menanyakan kenapa aku bisa terkena HIV? Apakah mereka akan menerimaku?

Aku menunduk takut,

"Aku tak takut.." ucapku akhirnya namun reaksi mamma kak Xavier makin memojokanku.

"Kenapa?" tanya wanita itu  heran. Aku menatap mata perempuan itu lalu kembali menunduk.

"Kau tak usah takut Alessa.." ucap wanita itu lembut.

"Aku juga mengidap HIV.." ucapku akhirnya namun di luar ekspektasiku, wanita itu langsung memelukku.

Evelyne Alexander memang wanita lembut yang penuh kehangatan, aku menangis. Aku kira dia akan memojokanku dan memarahiku. Tapi aku harus jujur bukan? Aku tak mau masalahku ini akan menjdi gunung es yang suatu saat dapat meledak.

"Aku.. Aku terkena HIV karena.. Karena aku di perkosa..." ucapku sambil menangis.

Perempuan itu hanya mengelus rambutku sambil memelukku.

"Tak peduli seperti apa masa lalumu, yang penting kau dan Xavier bahagia..." ucap mamma Xavier membuatku tambah berurai air mata. Tuhan.... Terima kasih kau sudah mengirimkan orang orang baik di sekitarku, sungguh aku merasa beruntung dan bahagia...

Tbc

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang