part 35

5.7K 478 21
                                    

Happy Reading......

Xavier Pov

Aku menatap peti mati Alessa yang mulai di kubur oleh tanah. Hatiku terasa sesak dan sakit melihat sedikit demi sedikit peti matinya tertutup tanah.

Apa aku bisa mencium dan memeluk Alessa lagi? Kenapa Alessa tak membawaku ikut serta bersama kematiannya?

Kematian Alessa benar-benar menghancurkan hidupku. Tubuhku drop karena kesedihanku yang benar-benar menghantam jiwaku. Bagaimana tidak?

Aku tak sanggup melihat orang yang aku cintai meninggal di hadapanku, aku berpisah dengan Alessa secara menyakitkan.

Aku mengurung diriku.

"Xavy, mom mohon, jangan seperti ini. Bagaimana dengan anakmu?" isak mom dan aku menatap bayi tak berdosa itu.

"Kau juga belum memberinya nama.." ucap dad.

Aku jadi teringat adikku yang belum ditemukan. Apa aku akan bertemu dengannya? Apa Tuhan memberiku kesempatan untuk bertemu dengan adikku itu?

"Brandon..." ucapku membuat wajah mom terkejut.

"Brandon Alexander.." ucapku lagi dan Mom menangis.

Aku merindukan adik yang tak pernah aku temukan dan entah dimana keberadaannya. Dan mungkin, aku takkan pernah bisa melihatnya seumur hidupku. Dad memelukku dengan erat,

"Kau harus kuat Xavier.." ucap dad dan aku hanya bisa menangis.

Aku Xavier Alexander yang mulai melemah dan rapuh setelah di tinggal Alessa Mahendra. Aku bukan malaikat atau tentara perang yang kuat, aku hanya manusia biasa yang penuh dengan kelemahan.

Di setiap sudut dunia ini aku selalu teringat Alessa, senyumnya, rintihannya, tangisannya bahkan desahan nafasnya pun aku ingat dengan jelas.

Dia selalu ada di atas ranjangku, setia menantiku pulang dan merengek manja jika aku sibuk. Aku harus bagaimana sekarang? Alessa sudah meninggalkanku.

Meski aku mendengar kabar Megan hamil, semua tak merubah keadaanku. Tubuhku semakin melemah, jiwaku terbawa mati oleh Alessa. Aku sudah tak memiliki semangat hidup lagi....

Dad mendekatiku dan mom.

"Megan..." bisikku.

"Sebentar lagi datang...." ucap mom dengan mata sembabnya. Ini hari ke tujuh aku kehilangan Alessa, Tuhan aku sudah tak sanggup lagi...

Ketika Megan datang, ia langsung menemuiku dan memelukku dengan erat.

"Kak.." isak Megan dan aku tersenyum ke arahnya.

"Adikku.." bisikku dan Megan hanya menangis.

"Aku punya kabar baik nak.." ucap dad dan aku menatap ke arah dad.

"Brandon negatif, dia tak mengidap HIV.." ucap dad membuat hatiku lega, beban di pundakku terasa meringan.

"Dad, jaga dia untukku." ucapku dan dad hanya menatapku.

Aku menatap Alessa menghampiriku, akhirnya dia menjemputku. Aku menangis penuh haru.

"Anak kita sehat.." gumanku dan Alessa mengangguk sambil menjulurkan tangannya kepadaku. Aku menatap mom, dad, Wira dan Megan, aku sudah tenang sekarang. Aku percayakan anakku pada mereka. Aku menggenggam tangan istriku dan melangkah keluar dari ruangan itu.

Alessa akhirnya kita bisa bersama untuk selamanya....



Chris Pov

Aku mengusap kepalaku, rasanya kepalaku mau pecah. Sarah sialan, aku benar-benar membenci Sarah.

"Jangan terlalu di porsir." ucap kak Mirza membuatku tambah kesal.

Aku sebenarnya tidak pusing dengan pekerjaanku tapi rumah tanggaku.

"Dan jangan terlalu sibuk mengurus gajah.." ejek kak Mirza membuatku geram, andai dia bukan kakakku mungkin aku sudah menembak mulutnya.

Ponselku berbunyi dan aku melihat siapa yang meneleponku. Mama? Aku segera mengangkat teleponnya.

"Ya?" tanyaku pada mamma.

"Alessa meninggal dunia.." ucap mamma. Aku menatap kak Mirza.

"Kapan?" tanyaku tak percaya.

"Baru saja, setelah dia melahirkan, cepatlah kemari dan ajak kakakmu. Dia begitu sulit di hubungi.. " ucap mamma.

"Baiklah." ucapku sambil menutup teleponnya.

"Apa?" tanya kak Mirza.

"Alessa.. Adik kita sudah pergi.." ucapku dan kami hanya bisa tertegun untuk mencerna semuanya.

Apa ini  mimpi?

Kak Mirza menepuk pundakku.

"Ayo kita pergi.." ucap kak Mirza membuyarkan lamunanku. Aku pun mengangguk lalu mengikuti kak Mirza.

Semua terasa begitu cepat, aku dan kak Mirza merasa terpukul dengan kematian adik kesayangan kami. Alessa pergi setelah melahirkan Brandon, apa ini sandiwara yang Tuhan berikan untuk kami?

Aku menatap makam adik kesayanganku, Xavier yang terus menangis tampak lebih terpukul. Kesehatannya menurun drastis dan entahlah semua tampak kacau, ayah tampak terpukul begitu juga denang mamma, semua berduka dengan kematian Alessa.

Aku pun sama terlukanya begitu pun kak Mirza karena Alessa adalah adik kesayangan kami. Dia gadis yang baik dan aku merasa sangat kehilangannya.

Seminggu kemudian, Xavier pun menyusul Alessa. Cinta sejati memang seperti itu bukan? Tak seperti Sarah yang akan mati di tanganku karena penghianatannya.

Ini akan menjadi rahasia yang aku bawa sampai mati. Hanya Ayah, Mirza dan anak buahku nanti yang tahu tentang kematian Sarah.

Aku menyusun semua rencana itu, bersiaplah Sarah Carey.....

Aku mampu melewati bagaimana kehilangan adik kesayanganku, apa lagi menghadapi kematian Sarah? Aku tersenyum sinis lalu berjalan menuju ruanganku.

Tbc

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang