Part 40

5.8K 487 16
                                    

Happy Reading.....


Becky Pov

Aku mengerjapkan mataku, aku merasa aneh. Aku tidur dimana? Aku teringat, Tuanku memintaku masuk ke kamarnya, lantas kenapa aku tidur di ranjang Tuanku? Padahal aku merasa duduk di lantai dan tertidur.

Aku terkejut melihat tuanku tidur di sofa, ya Tuhan... Aku takut Tuan marah. Aku segera beranjak dari ranjang dan bagaimana keadaan nona muda? Aku berjalan menuju kamar Elli dan aku lega, Nancy yang menjaganya.

Aku mengelus rambut nona muda yang mirip dengan tuan. Bahkan kepintarannya pun mirip dengan Tuan, kemana ibunya? Aku mungkin takkan sanggup meninggalkan anak secantik nona jika aku menjadi ibunya. Aku akan menyayanginya dan merawatnya dengan baik seperti sekarang. Aku merawat nona dengan segenap jiwaku.

"Kau sudah bangun?" tanya Tuan membuatku terkejut.

"Maaf Tuan, saya khawatir pada nona." ucapku tak enak.

"Panggil saja dia Elli.." ucap Tuan membuatku terkejut.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Tidak Tuan, saya tak berani." ucapku.

"Ini perintah dan aku tak mau di bantah." ucap Tuan seram dan aku hanya mengangguk.

"Mandilah, setelah itu ajak Elli sarapan." ucap Tuan dan aku mengangguk.

Aku segera pergi ke kamarku, melepaskan pakaianku dan masuk ke kamar mandi. Aku mengusapkan sabun di tubuhku, aku merasakan seseorang memperhatikanku.

Aku melihat ke arah pintu, namun tak ada siapa-siapa. Mungkin ini hanya perasaanku saja?

Aku segera menyelesaikan mandiku dan mengeringkan tubuhku. Aku berjalan ke kamarku dan aku terkejut. Sebuah gaun berwarna cokelat tua terpampang di ranjangku. Siapa yang membawanya kemari?

"Becky, Tuan meminta kau mengenakannya." ucap Nancy sambil memberiku sepasang sendal cantik yang senada dengan gaunnya.

"Untuk apa?" tanyaku bingung.

"Ini perintah." ucap Nancy dan aku pun terpaksa menurutinya.

Aku terkejut, sehabis sarapan Tuan membawa kami ke kediaman Tuan Winata.

"Hai Becky.." sapa Tuan Mirza sambil mengelus Elli yang ada di sampingku.

"Tuan.." ucapku sesopan mungkin.

"Kapan kalian meresmikan hubungan? Masih tuan-tuanan huh?" goda Tuan Mirza membuatku bingung.

Meresmikan hubungan siapa? Aku hanya menunduk, aku takut berbuat salah dan Tuan akan menghukumku.

Selama aku di pungut oleh Tuan, aku tak pernah tahu siapa nama Tuanku. Tak seperti Tuan Mirza, aku hafal karena Tuan selalu menyebut namanya. Tuan menyentuh pundakku.

"Makanlah.." ucap Tuan.

"Saya masih kenyang." tolakku, aku malu jika harus makan di sini.

Tuan menarik tanganku dan membawaku ke sebuah ruangan lalu memberikan piring berisi makanan.

"Tapi.." Tuan menatapku tajam.

"Duduk dan makan. Elli akan aku ajak bermain bersama Bian dan Brandon." ucap Tuan dan aku hanya bisa mengangguk pasrah.

Aku jadi teringat awal pertemuanku dengan Tuan. Setelah kematian pappa Tuan itu datang di saat seseorang menembaki rumahku dan Tuan menyelamatkanku dengan membawaku pergi.

Aku tertembak dan hanya itu yang aku ingat. Aku terus mengikutinya sampai sekarang. Yang ku ingat namaku Rebecca Miller dan keluargaku selain pappa, aku tak tahu.

Aku menghabiskan makanan lezat itu.

"Kau menyukainya Becky?" tanya Nyonya Alena. Dia wanita cantik yang baik hati memiliki anak lelaki bernama Noah, Yoan dan Nyonya Alena kini tengah mengandung lagi.

"Lezat sekali Nyonya.." ucapku sopan.

"Aku yang memasaknya bersama Megan." ucap Nyonya Alena.

Nyonya Megan juga sangat cantik, dia memiliki anak bernama Fabian, Maira dan sedang mengandung lagi. Dan satu lagi Nyonya Gabriel, dia seorang dokter, istri Tuan Mirza. Dia memiliki anak bernama Michael dan sama juga, tengah mengandung!!

Mereka memang keluarga bahagia dan anehnya hanya Tuanku yang tak memiliki istri dan hanya memiliki seorang anak.

"Kau melamun.." tegur Nyonya Megan membuatku tak enak.

"Maaf Nyonya, saya hanya sedang berfikir.." ucapku dan aku merasa penasaran dengan Tuanku.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Nyonya Gabriel.

"Tuanku, kemana istri tuanku? Selama aku tinggal bersamanya Tuan selalu membawa wanita yang berbeda." ucapku jujur.

Nyonya Alena terkekeh begitu pun Nyonya Megan dan Nyonya Gabriel.

"Istrinya sudah meninggal dan Tuanmu gagal move on." ucap Nyonya Megan membuatku bingung.

Gagal move on?

Tuan mendekatiku.

"Ajak makan Elli, Becky.." perintahnya dan aku langsung mengangguk dan pamit pada saudara Tuanku. Aku berjalan menuju ruang keluarga untuk menemui Elli.

Aku tak tahu jika Tuanku mengikutiku. Aku menggendong Elli yang tampak senang melihatku.

"Mom..." teriaknya membuat tubuhku membeku.

Mom? Kenapa dia menyebutku mom?

Aku melihat ke belakang, mungkin mom-nya ada di belakangku, namun aku tambah terkejut melihat Tuan yang menatapku datar.

Ya Tuhan bagaimana ini? Aku tak mau Tuanku salah paham kepadaku!

Tbc

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang