Part 7

7.8K 531 3
                                    

Happy Reading... 


Author Pov

Farel tersenyum atas pertanyaan yang Xavier ajukan kepadanya.  

"Privasi, sama sepertimu. Yang pasti dia terkena HIV karena dia korban." ucap Farel membuat Xavier tambah penasaran.

"Aku rasa pertemuan nanti akan sangat menarik untukku." ucap Xavier.

"Aku hanya minta kau jangan menyakitinya." ucap Farel membuat Xavier terdiam.

Xavier berjalan menuju parkiran, dia sangat penasaran dengan gadis bernama Alessa.

Kenapa hatinya begitu tertarik dengan gadis itu? Padahal seumur hidupnya Xavier tak pernah merasakan hal seperti ini pada wanita mana pun.

"Xavier..." sapa Inggit, ya dia adalah teman kuliah Xavier dulu.

"Inggit?" ucap Xavier malas karena Inggit pernah mengejar-ngejarnya.

"Kau semakin tampan saja.." goda wanita itu dan Xavier langsung tersenyum sinis.

"Aku harus pulang, permisi!" ucap Xavier sambil berlalu dari hadapan Inggit.

Xavier mendengkus sebal kenapa dia harus bertemu wanita itu di sini? Dan Inggit merasa kecewa karena Xavier selalu menolaknya.


Chris Pov

Aku menatap anak buahku yang sedang mencari keberadaan si pemerkosa adikku.

"Sudah satu tahun lebih belum ada titik temu?" tanyaku tak percaya.

"Nancy di temukan tewas dan itu tambah memperburuk pencarian kita Master.." ucap salah satu anak buahku.

"Wanita itu termasuk wanita jalang. Dia sudah meniduri banyak orang, menurut daftar yang saya temukan, pelanggan berpengaruhnya Guy Cane, Angelo Waston, Nolan Fernandez dan Marco Lazuari." ucap anak buahku lagi. 

"Selidiki mereka satu per satu." perintahku. "Cari yang memiliki daftar riwayat AIDS." ucapku lagi dan mereka mengangguk lalu segera melakukan tugasnya.

Aku seorang player, tetapi setelah melihat penyakit mengerikan adikku. Aku jadi tak berminat bermain jalang lagi, ya seks bebas memang penuh resiko dan aku tak mau mengambil resiko memalukan seperti itu, apa lagi setelah tahu betapa mengerikannya HIV!

Aku menatapnya adikku yang sedang tertidur, aku adalah anak pembangkang di keluarga ini. Aku bukan anak penurut seperti kak Mirza, kak Ariana dan  Wira.

Namun ayah selalu menutupi kelakuanku, aku putus sekolah sejak usia 15 tahun dan lebih menyukai tantangan sebagai mafia sejati seperti ayahku daripada sekolah. Ayahku sempat marah dengan keputusanku namun aku bersikukuh dan akhirnya ayah mengalah.

Di usia 14 tahun aku melakukan seks pertamaku dengan teman wanitaku bernama Sarah Carey. Dia bisa dikatakan cinta pertamaku, karena ya aku menyayanginya sampai sekarang. Aku tak tahu jika keperawanannya merupakan hadiah perpisahan untukku.

Dia pindah ke Jerman untuk mengejar impiannya menjadi seorang dokter. Tak seperti aku yang frustasi dan tak mau bersekolah lagi.

Ya, semenjak itu kehidupanku kacau, aku menjadi player sejati.

"Chris..." sapa Miranda mainanku.

"Ada apa?" tanyaku malas.

"Tak ke diskotik?" tawar Miranda.

"Tidak, aku mau fokus pada pekerjaanku Mir.." ucapku
dingin membuat Miranda kesal.

"Kau tak mau bermain denganku?" goda Miranda.

"Tidak." ucapku datar.

"Baiklah..." ucap Miranda menyerah.

Sebenarnya dia setia, aku yang merampas keperawanannya, dan sampai kini pun dia tetap bermain denganku. Hanya aku yang selalu menyelingkuhinya, karena aku tak mencintai Miranda.

"Kembalilah ke New York dan tunggu aku disana!" perintahku dan Miranda hanya mengangguk.

Aku berjalan menuju ruangan ayahku dan dia tampak terkejut ketika melihatku di LA.

"Kenapa kau masih disini?" tanya ayah.

"Apa ayah tak merindukanku?" tanyaku membuatnya sebal.

"Pekerjaanmu disana masih banyak.yang harus di selesaikan Christopher!" ucap ayahku. Aku tersenyum,

"Aku masih merindukan Alessa..." ucapku asal.

"Jika ada apa-apa aku pasti menghubungimu."

"Apa ayah lupa jika kami kembar? Kami punya ikatan batin dan entah kenapa aku malas pulang." ucapku sambil duduk di sofa ayahku dengan nyaman.

"Dewasalah sedikit anakku sayang.." ucap ayah lembut yang selalu membuatku nyaman jika berada di dekatnya.

*******

Aku bangkit dari dudukku setelah banyak berbincang dengan ayahku.

"Aku pulang dulu ayah..." ucapku sambil memeluknya dan ayahku membalas pelukanku.

"Tahun depan kau urus perusahaanku di New York!" ucap ayah membuatku terkejut.

"Apa?" tanyaku terkejut.

"Ya, selain di dunia hitam kau pun harus bisa bekerja di dunia nyata. Bagaimana jika kau harus pensiun? Aku tak mau kau hanya memiliki ke ahlian membunuh saja!" ucap ayah membuatku tersenyum.

"Aku tak mau ayah." ucapku.

"Kau harus mau dan tak ada penolakan. Kau bisa mulai belajar sekarang sambil mengurus dunia hitammu." ucap ayahku dan aku hanya menggeleng saja.

Bagaimana nanti saja, toh belum terjadi bukan?

Ayahku mengantarku ke lift dan saat perjalanan menuju lift, aku melihat seorang pria bersama anaknya. Gadis itu, akhirnya aku bertemu lagi!!

"Mr. Carey, anda bisa tunggu di ruangan saya sebentar. Saya ingin mengantar anak saya sampai lift!" ucap ayahku dengan sopan.

"Tak perlu ayah, aku nanti kembali lagi dan soal tawaran barusan. Aku setuju!" ucapku sambil tersenyum smirk, gadis itu melotot ke arahku dan aku, dengan gayaku langsung membalikan tubuhku bak model terkenal.

"I will catch you girl!'' ucapku tanpa suara dan aku yakin dia mengerti karena tubuhnya menegang sempurna.

Tbc

Thanks for reading....

Love you

Muaaaah....

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang