Part 30

5.8K 455 7
                                    

Happy reading.....

Xavier Pov

Aku mengerjapkan mataku, aku merasa pening dan aku berada dimana? Aku menatap ke sekelilingku.

Deg

Jantungku berdegup kencang ketika aku melihat Alessa tidur sambil duduk di sampingku, kepalanya beralaskan lengannya yang mungil.

"Alessa..." gumanku dan aku teringat ketika Alessa berpelukan dengan si pemerkosa.

Aku memejamkan mataku.

"Kak Xavier..." guman Alessa lalu menyentuh tanganku. Dia memainkan jemariku dengan lembut.

"Kau akan menikahi Marco?" tanyaku dan Alessa mengerjap, terkejut menatapku.

"Kak..." ucapnya dengan nada senang.

"Alessa..." gumanku lagi.

Alessa menunduk,

"Maaf kak..." ucap Alessa membuatku bingung, maaf untuk apa? Alessa memberanikan dirinya untuk menatapku.

"Apa kakak kecewa padaku?" tanya Alessa.

Aku menghela nafas berat, tentu aku kecewa jika Alessa mencampakanku.

"Aku harus berdamai dengan masa laluku kak. Aku berusaha memaafkan dia, mengikhlaskan perbuatan kejinya padaku. Andai dia tak melakukan itu padaku.. Mungkin kita takkan pernah bertemu.." ucap Alessa.

Aku menatap wajahnya, masih ada perasaan terluka dan rasa sakit yang di pancarkan matanya.

"Kakak masih mau menikahiku, kan?" tanya Alessa membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya tak percaya.

"Kau tak memberi kesempatan pada lelaki itu?" tanyaku terkejut.

"Kesempatan apa kak? Aku hanya meminta dia agar tak menyakiti wanita dan menyebarkan penyakitnya. Dia sudah cukup terpukul dengan penyakit yang di idapnya." ucap Alessa. Aku berusaha duduk, lalu menarik tubuh Alessa ke pangkuanku.

Alessa memelukku dengan lembut.

"Apa aku salah memaafkan dia?" tanyaku.

"Kita buka lembaran baru sayang..." bisikku sambil mengecup pucuk kepalanya. Alessa menatapku lalu menciumku dengan lembut.

"Aku milikmu kak.." bisik Alessa dan aku membalas ciumannya dengan penuh gairah.

Aku menyelipkan tanganku di punggungnya dan mulai bergerak liar meremas buah dadanya yang ranum.

"Aku tahu kalian akan segera menikah, tapi bisa kah kalian tahan dulu hasrat kalian itu?" tanya Chris. Oh sial!!

Aku melepaskan pagutanku dan menatap tajam ke arah Chris.

"Kau kakak berengsek!" ucapku geram dan Chris malah tertawa. Alessa menatapku bingung.

"Chris bilang kau akan memilih Marco."ucapku dan Chris terkekeh.

"Kakak ini..." rutuk Alessa sambil turun dari ranjang dan mencubit Chris yang tertawa geli.

"Berhenti main-main Chris!" ucap Sarah sambil mendekatiku dan memeriksa kondisiku.

Chris tampak merajuk.

" Bisakah Farel saja yang memeriksa Xavier?" tanya Chris.

"Aku dokter, harus profesional." ucap Sarah dan Chris menatapku tajam, aku lelah dengan sikap kekanakan kakak iparku ini!!

Alessa Pov

Hari pernikahan kami tiba, aku merasa gugup. Apa aku akan bahagia dengan pernikahan ini? Aku menatap kak Mirza yang menatapku secara intens.

"Kak.." sapaku dan kakak langsung memelukku.

"Berbahagialah sayang.." bisik kak Mirza dan aku mengangguk pelan. Ya kakak benar, aku harus berbahagia.

Aku berjalan menuju altar di dampingi oleh kak Mirza, entahlah dia bersikukuh ingin mengantarku ke altar. Aku menatap kak Xavier yang tampak bersinar dengan tuxedo putihnya. Ya, aku ingin nuansa serba putih. Aku suka putih...

Kami pun mengucapkan sumpah sehidup semati, janji yang takkan pernah aku ingkari sampai hembusan nafas terakhirku. Kak Xavier mengecup kening dengan lembut lalu tersenyum bahagia.

Pesta pernikahanku di rancang sedemikian rupa dan aku senang semua keluargaku berkumpul.

"Selamat ya.." ucap Megan, adiknya kak Xavier yang sangat cantik.

"Terima kasih.." ucapku dan aku agak aneh melihat reaksi kak Wira ketika melihat Megan, mereka seperti saling bermusuhan.

"Kau jangan khawatirkan mereka.." ucap kak Chris yang tahu kalau aku mencemaskan kak Wira.

Kami pun tidur di hotel yang sudah di booking untuk tempat pesta sekaligus tempat beristirahat para tamu dan keluarga. Aku curiga dengan kak Chris yang menuangkan sesuatu ke minuman kak Wira. Tapi apa mungkin kak Chris akan melukai kak Wira?

Kak Xavier menyentuh pundakku.

"Kak.." ucapku kaget 

"Kau sedang apa?" tanya kak Xavier lalu mengecup leherku.

"Tak ada, aku hanya memperhatikan kakak-kakakku.." ucapku dan kak Xavier menarik lenganku, mengajakku ke kamar.

Aku tersenyum bahagia ketika kak Xavier menciumi tubuhku dengan lembut, kecupan basahnya di setiap kulitku terasa nikmat dan lembut. Kak Xavier menelanjangi tubuh kami berdua.

"Kak..." erangku ketika kak Xavier memasukan kejantanannya ke dalam milikku. Aku menatap mata hijau kecoklatan kak Xavier.

"Aku mencintaimu Alessa..." bisik kak Xavier dan aku mengecup hidungnya.

"Aku juga mencintaimu kak, sangat mencintaimu.." ucapku sambil memeluknya erat dan merasakan tiap hujaman di bawah sana.

*****

Keesokan harinya, aku di kagetkan dengan kerusuhan yang terjadi di kamar kak Wira.

"Ada apa yang terjadi?" tanyaku pada kak Mirza da aku melihat ke dalam kamarnya. Sepreinya terlihat kusut dan terdapat noda darah.

"Apa terjadi pembunuhan?" tanyaku terkejut.

Kak Xavier menyentuh pundakku. "Wira memperkosa Megan." ucap kak Xavier.

Deg

Jantungku berdegup kencang  Tak mungkin kak Wira yang alim dan pendiam seperti itu. Aku menatap kak Chris yang tampak tenang. Mungkinkah??

Tbc

Hanya disini cerita kenapa Wira memperkosa Megan terkuak....

Thanks for reading.....

Love you...

muaah....

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang