Part 11

7K 483 6
                                    

Mulai hari ini, Hope update tiap hari ya..

Dedicate for xherlyxtian


Happy Reading...

Alessa Pov

Ternyata ada hal yang lebih berharga dari sekedar meratapi nasib, ketika aku melihat wajah polos anak-anak yang tak berdosa tertular penyakit yang mematikan. Aku berfikir mereka lebih tidak beruntung dari pada aku.

Masa depan mereka masih jauh dan ya mereka tak tahu apa apa soal penyakit mereka? Namun mereka menikmati hidup dengan semangat dan penuh harapan.

Ada yang senasib denganku, namanya Valeria. Dia di perkosa oleh ayah tirinya saat usia 6 tahun, sekarang usianya sudah 10 tahun dan ayah tirinya menularkan HIV.

Aku tersenyum menatap Valeria yang sedang merapihkan bekas dekorasi bersama Juan. Ya, Juan terkena HIV sejak bayi dan di tinggalkan di panti asuhan ketika orang tuanya tahu anaknya mengidap HIV.

Aku sungguh beruntung  dibalik semua penderitaanku masih ada keluargaku yang sangat mendukung dan tidak membuangku.

Kak Xavier menatapku.

"Ada apa kak?"

"Sudah jam 10, kau tak ikut sharing?" tanya kak Xavier Aku menatap jam tanganku.

"Hmm... Kau benar, terima kasih kak."
"Kita berangkat bareng.." ucap kak Xavier membuat aku bingung.

"Aku konselor di sana." ucap kak Xavier sambil tersenyum dan aku hanya mengangguk.

Ya, mungkin saja dia dulu mengambil jurusan itu namun orang tuanya sekarang memaksanya mengurus perusahaannya. Kami pun sampai di ruangan ibu Bertha.

"Alessa..." sapa ibu Bertha sambil mencium pipiku dengan lembut.

"Ibu!" sapaku ramah

"Xavier? Hmm..." ucap ibu Bertha dan Xavier hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya.

Centil!!

Acara selesai, aku segera mengemasi bukuku.

"Langsung pulang?" tanya Kak Xavier

"Iya kak.." jawabku.

"Pulang bareng?" tanya kak Xavier membuatku bingung, apa pemilik perusahaan raksasa di hadapanku ini tidak sedang sibuk?

"Sudah ada yang menjemput ya?" tanya pria itu lagi.

"Apa kau tak memiliki kesibukan lain?" godaku.

"Banyak, sekalian jalan saja." ucap kak Xavier sambil tersenyum manis.

"Hmm... Supirku sudah menunggu."

"Aku sudah menyuruhnya pulang.." ucap kak Xavier membuatku kaget.

"Kenapa?" tanyaku tak suka.

"Aku yang akan mengantarmu." ucap kak Xavier.

"Tapi kau tak usah mengusir supirku juga!" tukasku sambil berjalan meninggalkannya.

"Maafkan aku telah membuat kau tak suka, ya sudah biar supirku saja yang mengantarmu kalau kau tak suka pulang bersamaku." ucap kak Xavier sambil mengambil ponselnya di saku jasnya. Aku segera mengambil ponselnya.

"Kau harus bertanggung jawab, antar aku pulang!" ucapku sambil mempercepat langkahku namun kak Xavier menarik lenganku dan memeluk pinggangku.

"Mobilku sebelah sana, kau salah arah!" bisik kak Xavier membuat wajahku memanas. Dia melepaskan pinggangku lalu memegang tanganku menuju mobilnya terparkir.

HOPE (Repost) Tamat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang