Part 01 : Free Class

1.3K 92 69
                                    

{Vote & Komen}

"Pertemuan memang awal dari segalanya,
Tapi tidak semua pertemuan bisa berakhir bahagia apalagi menjadi suatu hubungan."

--SangAlumniHati--

   Dimulai ketika Aqlah sang pangeran setiap insan para siswi di kelasnya sedang serius mengajarkan pelajaran matematika kepada laki-laki yang tidak jauh mirip dengannya.

    Iya betul, dia Noufam Aksara Althaf, laki-laki manja yang selalu membela kakanya ketika keluarganya selalu menyalahkan Aqlah dalam berbagai hal. Noufam bukan sekedar adik, namun Noufam adalah teman sekaligus tempat keluh kesah Aqlah. Terhitung beruntung karena Aqlah maupun Noufam tidak pernah dipisahkan dalam lingkup persekolahan, dimulai Tk, SD, SMP dan sampai sekarang SMA yang selalu sekelas dengannya.

   Not as beautiful as the television world karena faktanya setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT berbeda kemampuan, begitu pun dengan Aqlah dan Noufam walaupun mereka terhitung bersaudara tetapi kemampuan Aqlah jauh dibandingkan dengan Noufam. Jika Aqlah pintar dalam akademik pembelajaran sebaliknya adiknya malah pintar dalam bidang kesenian.

   Aqlah sosok laki-laki yang sangat ramah dan baik, Jangan ditanya tentang kemampuan dalam mata pelajaran, Tidak di ajarkan pun Aqlah sudah tahu karena Aqlah memiliki kemampuan nyata (actual ability) dan kemampuan potensial (potential ability) juga berbeda dengan laki-laki lain, dikala orang-orang fokus dengan masalah percintaan yang dikkmbinasi dengan masalah kehidupan, ia memilih untuk selalu memfokuskan satu tujuan penting di atas tujuan-tujuan yang lainnya.

   "Dimana ada keinginan disitu ada jalan untuk mencapai cahaya kesuksesan" Sebuah moto yang selalu Aqlah pegang dan laksanakan, Jika dilihat dari segi umur, sebenarnya Noufam masih muda dibanding Aqlah, karena pada dasarnya adik kakak yang satu ini bukan kembar namun hanya berjarak satu tahun saja, Noufam lebih muda satu tahun dari Aqlah, Sehingga kadang pikirannya belum dewasa, masih labil, dan jugaa tidak stabil. Namun dibalik itu semua Noufam sangat menyayangi Aqlah, lebih dari keluarganya, tidak dapat di ungkapkan melalui kata-kata sebesar apa kasih sayang Noufam sebagai adik Kepada Aqlah kakanya. Sehingga Noufam bersikeras untuk memilih selalu bersama Aqlah.

   Namun ada masanya keegoisan Noufam sering dijadikan alasan untuk meminta apapun yang ia inginkan, dengan alibi bahwa dirinya merupakan anak laki-laki terkecil dan muda di keluarganya, sehingga mau tidak maau Aqlah selalu menurutinya.

    Sebenarnya Kedua orang tua mereka sangat menyayangi kedua anaknya itu, Aqlah maupun Noufam, namun memang benar adanya orangtua Aqlah selalu memprioritaskan Noufam, hal tersebut dilakukan agar secara tidak langsung Aqlah belajar untuk menjadi peran penting untuk mengurus adik satu-satunya itu.

   "Bang, Noufam pusing karena dari tadi abang ngajarinnya kecepetan, lima pangkat dibagi dikali dikurang lima akar pangkat, please bang, puyeng Ofam!" Keluh Noufam yang tidak digubris Aqlah.

   "Fam, Jangan dibawa pusing! Ini pelajaran menghitung! Jika abang bisa, Kamu juga harus bisa! Kebiasaan selalu aja nyerah sebelum bertempur"
Jawab Aqlah yang dibalas senyum sinis dari adiknya.

    Suasana jamkos terus berlangsung, Selang lima menit, Siska sang ketua kelas mengumumkan jika Pak Budi  tidak masuk kelas karena pergi ke luar kota. Dan that's every student's favorite time otomatis free class, semua murid langsung mengekspresikan kesenangannya dengan melakukan hal-hal yang dilarang saat belajar, seperti berisik, menggangu teman, makan, bahkan ada yang keluar pergi ke kantin, namun seketika ekspresi Aqlah berubah karena Noufam lari keluar kelas tanpa pamit meninggalkan Aqlah yang sudah serius mengajarinya matematika. "Tidak sopan" Aqlah membatin.

   "Hay... "
Sapa manja Deprita dan langsung duduk di sampingnya.

   Deprita Fatima atau Prita adalah sahabat dari Almira, Prita bisa disebut seperti kakak Almira karena ia sangat tahu apa pun yang berkaitan dengan Almira.

   "Hmm, hy Prita"
Jawab Aqlah dan membalasnya dengan senyuman manisnya.

   "Eh, Aqlah kenapa Noufam pergi? padahal kamu abangnya, emangnya ibu dan ayah kamu mendidik Noufam gimana sih?, kok perbedaannya sangat jauh, jangan-jangan Noufam bukan adik asli kamu (Prita tertawa)", Aqlah tidak menjawab pertanyaan dari prita, karena Aqlah berpikir tidak ingin meneruskan pembicaraannya, sosok Aqlah sangat serius, ia tidak suka candaan bahkan orang yang karakter seperti Prita yang ceplas-ceplos.

   "Aqlah, sebenarnya Almira itu punya perasaan lebih kekamu" Bisik Prita tanpa dosa yang membuat kedua arah matanya tertuju pada Almira yang dari tadi fokus dengan handphone yang mengarah kepadanya.

   Aqlah menatap Prita "Prita, Aku sangat menyayangi kedua orang tuaku, Tidak benar jika kamu menanyakan didikkan kedua orang tuaku seperti tadi, Kamu temanku begitupun Almira dia temanku, dan aku tidak suka karakter kamu, lebih baik diam daripada bicara yang membuat orang lain sakit hati!" Ucap Aqlah dengan tenang dan tersenyum menutupi rasa kesalnya kepada Prita.

   "Sorry-sorry, aku gak bermak... "
Jawab Prita yang dipotong Aqlah.

   "Kamu sahabatnya Almira, aku sudah bisa menebaknya" Aqah bergegas dari tempat duduknya.

   "Apa ada yang salah dengan pembicaraanku?" Prita membatin dan langsung bergegas kebangkunya.

   "Anehnya Aqlah, dia marah atau tidak ya? ketika aku menanyakan didikkan orang tuanya akh sial!", Prita bingung dengan perkataan yang Aqlah lontarkan.

   Ketika di bangku, dengan cepat Almira langsung bertanya kepada Prita tentang pembicaraanya dengan Aqlah sang idaman hatinya. "Prita, kamu tadi bicara apa sama Aqlah?" Almira sedikit berbisik.

   "Eh Almirararara udah nanya aja"
Jawabnya untuk menutupi kebingungannya karena ucapan Aqlah.

   "Emmm (ekspresi Almira berubah menjadi so cute), kamu... kamu bicara apa sama Aqlah?" Tanya kembali Almira dengan memasang ekspresi penuh keingin tahuan.

   "Aku bilang dia ganteng"
Jawab Prita dingin yang membuat Almira membulatkan bibirnya untuk meng-oh kan Jawaban Prita. "Aku gak percaya, baru pertama kalinya aku berbohong kepada Almira", Prita membatin.

   "Haha, free class enak juga ya"
Ceplos Almira dingin.

   "Tumben, biasanya paling gak mau kalau free class apalagi pelajaran matematika" Prita mencubit kedua pipi Almira "Ih jangan cubit!, gak tembem juga! eh Ta, sekarang aku bisa menatap Aqlah lama karena jam kosong, andai aja Aqlah tahu perasaanku pasti aku bahagia"

   "Udahlah jangan tatap dia terus, nanti mata kamu rusak!"
Jawab Prita sedikit tertawa menutupi tidak enaknya.

   "Ta kenapa Aqlah keluar?, padahal aku sangatttt menyukai Aqlah, dia datang dari mana sih?, yang pasti keluarganya pasti sangat-sangat baik"
Ucap Almira yang semakin membuat Prita tidak enak hati.

   Aqlah menyayangi keluarganya sangat menyayangi, Aqlah tidak akan memberikan kesempatan untuk orang yang menghina keluarganya, pertanyaan Prita tentang didikkan yang ia tanyakan kepada Aqlah membuat Aqlah bicara seakan itu semua karena suruhan Almira.

   Teka-teki yang ditunjukan Aqlah sangat baik dan rapih, sehingga Prita tidak sadar apa yang dipikirkan Aqlah sekarang.

--Next_Part⬇⬇--
--Read Like And Comment--
30 Januari 2018

Sang Alumni Hati [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang