5

8K 818 48
                                    

*******

Taehyung yang awalnya tidur dengan tenang tiba tiba dia bergerak tidak nyaman, berputar putar. Menahan suaranya agar tidak keluar, bayang bayang masa lalu itu kembali lagi.

'Jim ayo lempar dia.'

'tidak Tae...'

'ayo kita lempar Kookie kesana Jim.'

'tidak Tae, jangan.'

'Tae, jangan bodoh Kookie akan tenggelam.'

'hana, dul, set...'

'TAE....'

BYUR....

'KOOKIEEE...'

BRAK

Bunyi lain itu juga terdengar juga hingga membuat Taehyung semakin tak beraturan.

"Kookie ..." lirih Taehyung sembari terduduk dengan keringat yang bercucuran.

Nafas Taehyung tercekat, kepalanya pusing. Kupingnya tiba tiba berdengung hingga membuatnya tidak bisa mendengar.

Taehyung berusaha mengambil obatnya dan saat ia akan meminum obatnya ternyata gelasnya terjatuh.

PRANG

Taehyung akhirnya meminum obatnya tanpa air putih, ia mengatur nafasnya. Air matanya mengalir dengan deras, bayangan masa lalu itu membuatnya merasa bersalah bahkan sulit tidur setiap kali.

Itu mengapa dia membutuhkan obat itu karena tidak ada lagi sandarannya selain botol kecil putih itu.

"Maafkan hyung, maafkan hyung Kookie." Lirih Taehyung.

Taehyung bersandar pada pinggiran kasurnya, ia benar benar kehabisan tenaga. Taehyung membutuhkan sandaran, dia membutuhkan seseorang yang mampu membuatnya untuk bangkit.

Ia berfikir jika takdir mempermainkannya tapi pada kenyataannya dirinya memang tidak bisa melawan takdir, takdirnya sudah tertulis dengan baik. Taehyung tidak bisa mempungkiri jika pada akhirnya dialah yang akan pergi.

Dialah yang akan membuat semuanya kembali bahagia dengan kepergiannya, dialah yang akan membuat rumah ini menjadi kembali nyaman karena ketidakhadirannya.

"Appa, Eomma tolong bawa Taehyung pergi sebelum keadaan semakin rumit." Lirih Taehyung.

******

Waktu terus berjalan, keadaan Taehyung tampak baik baik saja tapi nyatanya dia semakin lemah. Keadaannya sering memburuk dan tidak bisa dipungkiri jika akhir akhir ini ia sering mengonsumsi obat itu.

"KIM TAEHYUNG SUDAH KU KATAKAN BERAPA KALI JIKA OBAT PENENANG AKAN MEMBUAT KEADAAN MU SEMAKIN PARAH." Hoseok sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

"Hyung aku sakit, aku membutuhkannya karena kalian tidak bisa lagi untuk ku andalkan." Lirih Taehyung. Hoseok menatap saudaranya itu dengan sendu, dia tidak tega melihat adiknya itu terluka. Dia tidak bisa melihat Taehyung kesakitan.

"Taehyung-ah...."

"Hyung, aku membutuhkan semuanya, aku membutuhkan ketenangan. Bayangan sialan itu selalu datang hingga membuat ku tampak sangat berdosa, itu semakin membuat ku tampak seperti penjahat aku butuh ketenangan hyung." Ucap Taehyung.

"Aku membutuhkan ketenangan itu hyung..." Taehyung benar benar merasa hancur, Hoseok yang mendengar itu langsung memeluk Taehyung.

"Jangan begini Tae, hyung juga terluka." Ucap Hoseok sembari menangis, air matanya tak bisa lagi ditahannya.

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang