28

9.9K 733 11
                                    

******

Jin dan Yoongi langsung terdiam, kedua dadanya mereka sangat sesak. Yoongi menangis histeris mengingat jika perlakuannya pada Taehyung sangatlah kelewatan.

BRUK

Tubuh Yoongi ambruk, dia baru saja sadar dari pingsannya kemarin dan sekarang dia pingsan lagi. Tubuh Yoongi seakan akan berubah menjadi sangat lemah, perasaan Jin semakin kalut.

Hoseok dan Lee uisa menoleh kearah suara, tiba tiba kilatan mata Hosoek berubah menjadi merah padam menatap kedua manusia itu dengan penuj amarah.

"Kim Seok Jin, Kim Yoongi...." Hoseok berjalan kearah kedua Kim bersaudara itu.

"Hoseok-ah tolong bantu aku membawa Yoongi." Ucap Jin, Hoseok hanya menatap keduanya tajam.

"Pantaskah aku membantu kalian?" tanya Hoseok, Jin terkejut mendengar ucapan Hoseok. Lee uisa memberi kode pada perawat itu untuk membawa jasad Taehyung ke kamar mayat sedangkan Lee uisa masih berusaha menenangkan Hoseok.

"Mianhae..." lirih Jin.

"Kau lihat hyung, Taehyung ku pergi. Dia pergi dengan penuh luka, apa selama ini kau sadar jika dia terus saja terluka disaat bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman."

"Apa kau mengerti artinya TERLUPAKAN HYUNG...." Hoseok sudah tak bisa di kendalikan, Lee uisa langsung menarik Hoseok untuk pergi.

"Hoseok-ah tenanglah..."

*****

Namjoon merasa cemas dengan Yoongi yang tidak juga datang datang, ini sudah dua jam lamanya Yoongi pergi ke ruangan Jungkook.

"Hyung..."

"Eoh?"

"Apa Yoongi hyung masih lama?"

"Aku tidak tahu."

"Perasaan ku tidak enak hyung." Ucap Jimin, Namjoon langsung terdiam.

Jimin langsung memegang dadanya yang tampak sakit, ia seperti sesak nafas. Namjoon semakin kawatir.

"Hyung, perasaan ku benar benar tidak enak." Ucap Jimin sembari berusaha meraih tangan Namjoon.

"Jungkook akan baik baik saja." Ucap Namjoon.

"Taehyung...." Lirih Jimin, Namjoon langsung terdiam seribu bahasa.

"Ada apa dengan anak itu?" tanya Jimin, Namjoon masih diam.

"Dia Kim Taehyung yang selama ini sudah melawan penyakitnya hingga akhirnya ia menyerah hyung, ia sudah menyerah. Dia menyerahkan semuanya sekarang."

"Dia menyerahkan semuanya sekarang."

"Ia sudah menyerah."

Kata kata itu terus terngiang di telinga Namjoon berkali kali, Namjoon terdiam karena lidahnya tiba tiba keluh.

"Hyung...." Namjoon tersadar saat tangan Jimin berhasil meraih bahu Namjoon.

"Ah ne? gwenchana...." Ucap Namjoon gugup.

"Tidak hyung, tapi perasaan ku tidak enak." Ucap Jimin.

"Semua akan baik baik saja Jimin-ah..."

"Aku bermimpi sebelum bangun hyung dan apa kau tahu disana ada Taehyung, ia tersenyum bahkan aku berfikir itu sangat nyata. Kita ada di taman bersama, kita bermain bersama...." Ucap Jimin terhenti saat jantungnya berdetak dengan tida beratur.

"Wae?" tanya Namjoon.

"Jantung ku berpacu sangat cepat hyung, aku takut." Ucap Jimin, Namjoon terdiam lagi.

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang