10

7.4K 778 33
                                    

******

Sampai menjelang pagi pun keluarga Kim tidak mendapatkan kehadiran Taehyung sedangkan Hoseok sudah pergi sejak pagi tadi.

"Aku berharap dia benar benar lenyap." Lirih Jimin.

"Ayo cepat turun kita harus segera sarapan." Teriak Jin dari bawah untuk memanggil adik adiknya.

"Ne hyung..." teriak semuanya selain Yoongi yang hanya berdehem dan itu pasti tak di dengar oleh siapapun.

"Kemana Hoseok?" tanya Namjoon saat semua sudah berkumpul.

"Dia sudah berangkat ke rumah sakit sejak pagi buta tadi." Ucap Jin.

"Untuk apa dia sepagi itu?" tanya Namjoon.

"Mungkin ada operasi mendadak." Ucap Yoongi.

"Aku titip makanan untuk sarapan Hoseok." Ucap Jin.

"Hmmm...." Jawab Yoongi, semua hanya menggelengkan kepalanya.

****

Hoseok memasuki ruangan nomor 4455 VIP itu dengan tergesah, ia pun langsung memeriksa keadaan Taehyung.

"Hyung...."

"Ada apa Tae?" tanya Hoseok sembari masih fokus pada selang infus itu.

"Ini masih pagi kenapa hyung sudah datang?" tanya Taehyung, Hoseok langsung tersenyum setelah mengganti infus itu ia langsung duduk di samping brankar Taehyung.

"Hyung hanya ingin memeriksa keadaan mu." Ucap Hoseok.

"Kau sudah sarapan?" tanya Taehyung.

"Harusnya hyung tanya seperti itu." Ucap Hoseok, Taehyung hanya tersenyum dengan cengiran bodohnya itu.

"Hyung akan meminta ganosha untuk megambilkan sarapan mu." Ucap Hoseok.

"Ini masih terlalu pagi untuk sarapan hyung, hyung saja yang sarapan duluan nanti hyung sakit." Ucap Taehyung.

"Hyung akan mengambil makanan mu dulu baru hyung akan makan." Ucap Hoseok.

"Nanti saja hyung."

"Baiklah.

"Bagaimana keadaan mu?" tanya Hoseok.

"Sedikit membaik." Ucap Taehyung.

"Baiklah, untuk saat ini jaga kesehatan mu dan jangan masuk sekolah dulu setelah itu hyung akan menanyakan beberapa hal." Ucap Hoseok, Taehyung langsung terdiam mendengar pernyataan Hoseok.

****

Jimin memasuki kelasnya lalu netranya menatap bangku Taehyung yang kosong, tiba tiba perasaan tidak enak menguasai hatinya.

Entah apa yang dirasakan Jimin yang pasti semua terjadi begitu saja dan ingat bagaimana pun darah lebih kental daripada air jadi jangan pernah meremehkan perasaan tidak enak itu.

Jimin merasakan telah terjadi sesuatu yang buruk pada saudara kembarnya itu tapi lagi lagi ia menutupinya dengan egonya.

"Ada apa?" tanya Taemin, Jimin langsung tersadar.

"Tidak." Ucap Jimin sembari melangkah menuju bangkunya.

"Ah iya anak itu tidak masuk?" tanya Taemin.

"Molla." Datar Jimin.

"Jim, harusnya kau jangan melakukan hal seperti kemarin." Ucap Taemin.

Bagaimana pun Taemin masih memiliki perasaan sebagai seorang manusia, ia tidak tega melihat Taehyung yang seperti sekarat kemarin.

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang