30

10K 683 51
                                    

*****

Satu bulan sudah berlalu dan keadaan Jungkook semakin membaik setelah dua hari setelah operasi Jungkook sadar.

"Hyung, harusnya aku tahu sejak awal maka semuanya tidak akan seperti ini." ucap Jungkook.

"Semua sudah terjadi, jangan menyalahkan diri sendiri terus." Ucap Jin.

"Hyung, ada satu yang harus aku sampaikan pada kalian." Ucap Hoseok sembari duduk di samping Yoongi.

"Apa?" hoseok kembali bangkit lalu memasukkan cd ke tempatnya kemudian kembali duduk.

"Apa itu?" tanya Jungkook, tanpa mengatakan apapun Hoseok masih fokus ke layar hingga akhirnya mereka melihat sosok namja yang sangat mereka rindukan, sosok yang mereka sia siakan.

'Hyung, aku sangat menyanyangi kalian. Terimakasih semuanya..... Jimin-ah, terimakasih pernah bermain bersama ku, terimakasih sudah mau menjaga ku dulu dan terimakasih sudah menjadi saudara yang baik. Kau harus ingat, aku tidak akan pernah menyesal pernah menjadi saudaramu bahkan saudara kembar mu....' Taehhyung tersenyum, Jimin pun menangis di pelukan Hoseok.

'Namjoon hyung, Yoongi hyung, Seokjin hyung terimakasih untuk semua kasih sayang yang telah di berikan pada ku, maaf sudah membuat kehidupan kalian terasa berat karena kehadiran ku dan maaf karena selalu menyusahkan kalian. Aku tetap mencintai kalian, aku tidak pernah menyesal menjadi adik kalian meski harus terluka....' Semua sudah menangis kecuali Hoseok dan Yoongi, Yoongi hanya menatap layar dengan datar.

'Jungkookie, aku sangat merindukanmmu. Maaf karena sudah merenggut kebahagiaan mu, setelah ini ah ani maksud ku mulai sekarang kebahagiaan mu akan kembali. Maaf membuat mu merasakan sakit, maaf dan terimakasih pernah menjadi kelinci Bunny ku yang sangat lucu, aku menyanyangi mu....' Jungkook memeluk Jin dan menangis di pelukan itu.

"Kenapa dia sangat bodoh sekali hyung...." Ucap Jungkook di sela tangisnya.

'Hyung, Jimin. Terimakasih sudah berada di samping Jungkook sampai orang tak berguna seperti ku pergi, saranghamnida...." Taehyung tersenyum dengan lebar, menunjukkan bahwa dia bahagia yang nyatanya tidak.

'Ah mian, aku hampir melupakan mu Hoseok hyung. Kau harus tahu hyung jika aku sangat menyanyangi mu dan aku sangat berterimakasih karena kau sudah mau percaya padaku dan selalu merawat ku, terimakasih selalu ada untuk ku dan maaf karena aku akhirnya memilih untuk menyerah, saranghaeyo hyung. Jangan menangis, aku menyanyangi mu dan jangan pernah... ah....' Taehyung menghentikan ucapannya dan berusaha menyeka darah yang keluar dari hidungnya.

'ah darah lagi... maaf hyung. Maaf dan terimakasih, sepertinya sampai disini dulu. Aku menyanyangi mu dan yang lainnya sampai kapan pun, dan kalian harus ingat satu hal, aku akan pergi bersama salju yang pergi secara perlahan dan akan kembali turun menjadi daun jatuh yang indah pada musim semi. Ah dan satu lagi, Hoseok hyung maaf membohongi mu. Daftar keinginan yang sangat aku wujudkan adalah senyuman kalian saat aku pergi jadi jangan menangis. Saranghae, annyeong.' Layar itu menghitam setelah Taehyung tersenyum dan masih terlihat jelas bekas darah di sekitar hidungnya.

Yoongi langsung berdiri meninggalkan ruangan itu, ia keluar rumah.

"Taehyung-ie mianhae..." lirih Jin, Hoseok bahkan sekuat tenaga menahan agar tidak menangis.

******

Yoongi mengendarai mobilnya di atas rata rata hingga ia sampai di tempat yang ada dalam pikirannya sejak tadi.

Yoongi menatap datar pandangan di depan matanya, bibirnya tidak memperlihatkan apapun. Ia hanya diam tanpa sepatah kata pun, tatapan dingin dan datar itu tidak memancarkan apapun.

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang