*****
Semua sudah berkumpul di ruang tengah, hanya ini yang bisa dilakukan keluarga Kim karena mereka tidak mungkin berada di halaman belakang mengingat kondisi Jungkook yang belum stabil.
"Hyung, semakin dekat natal udaranya semakin dingin." Ucap Jungkook, semua mata langsung memandang Jungkook kawatir.
"Gwenchana?" tanya Jimin sembari mengeratkan jaket Jungkook.
"Gwenchana hyung, aku hanya kedinginan. Jangan berlebihan." Ucap Jungkook.
"Sudah ayo kita berpesta." Ucap Namjoon sembari mengangkat gelasnya.
Chersss.....
Semua bersenang senang, canda tawa itu bahkan terdengar sangat bahagia. Senyuman kebahagiaan yang belum pernah Taehyung lihat lagi selama delapan tahun lalu.
"Terimakasih tetap bertahan di samping mereka hyung, termasuk disamping Jungkook." Gumam Taehyung sembari tersenyum simpul lalu ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.
©ᾨᾨ©
Semua sudah terlewati dengan baik, musim dingin berjalan cukup cepat. Keadaan semakin kacau, Taehyung semakin melemah tapi tetap saja dia akan berusaha sampai semuanya membaik.
Taehyung menatap Jimin yang berdiri di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Mwo?" tanya Jimin.
"Kau, mereka.... Kalian akan menemukan kebahagiaan itu, menemukan semua yang telah lama hilang."
"Kami tidak akan pernah bahagia." Datar Jimin.
"Wae?"
"Karena kau tetap ada di kehidupan kami." Taehyung langsung tersenyum simpul.
"Kau tahu? Kau adalah namja idiot yang dilahirkan eomma delapan belas tahun yang lalu dan apa kau tahu namja idiot seperti yang dilahirkan eomma dalam keadaan yang tak pernah di inginkan...."
"Kau.... Tak akan pernah di harapkan untuk hadir jika kau selalu membuat masalah Kim Idiot." Lanjut Jimin sembari melangkah pergi.
"Terimakasih untuk semuanya, aku janji akan mengembalikan semuanya sebelum aku pergi." Lirih Taehyung sembari tersenyum miris.
******
Hoseok menatap kamar adiknya itu dengan bingung dan kawatir, pasalnya kamar itu kosong dan terlihat sangat rapi.
"Ini musim dingin Tae, kenapa kau sangat nakal sekali." Kesal Hoseok, ia mencari Taehyung dimana mana tapi tidak menemukannya hingga akhirnya kakinya melangkah menuju halaman belakang.
Hoseok terdiam di ambang pintu, melihat Taehyung yang duduk sembari terus menatap kedepan.
Hoseok pun melangkah mendekati Taehyung tapi kakinya sekali lagi terhenti saat suara berat Taehyung terdengar di pendengarannya.
"Apa ini saatnya untukku eomma, appa...."
Hoseok langsung memegan bahu Taehyung, tersenyum manis untuk menghibur adiknya.
"Hyung..."
Hoseok langsung duduk di samping Taehyung, ia menatap Taehyung dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kau akan sembuh." Ucap Hoseok sembari memegang kedua tangan dingin Taehyung.
"Hyung... aninya..."
"Jangan menahan semuanya Tae, jika sakit katakan sakit jika tidak katakan tidak jadi kau akan sembuh." Ucap Hoseok.
"Apa mereka juga akan melirik ku jika aku mengatakan, aku sakit hyung. Apa mereka akan memelukku? Tidak kan hyung?" ucap Taehyung, Hoseok terdiam dengan ucapan Taehyung.
Selama ini Taehyung selalu diam, apa ini kata hati Taehyung selama ini? jawabannya tidak, itu masih belum semua isi hati Taehyung.
Taehyung hanya ingin keluargannya juga meliriknya. Ia juga ingin sebelum pergi Taehyung memiliki sesuatu yang bisa untuk di ingat.
"Jika aku pergi jangan ingat aku sebagai lelaki bodoh hyung tapi ingat aku sebagai adik mu." Ucap Taehyung.
"Kau akan selalu menjadi adikku apapun yang terjadi dan juga kau akan tetap berada disamping ku." Ucap Hoseok, Taehyung hanya tersenyum senang.
"Terimakasih jika masih mau menerima ku hyung." Gumam Taehyung.
ᾨ©ᾨ©
Natal tahun ini masih sama bagi seorang Kim Taehyung, tidak ada yang berubah sama sekali baginya tetap sama.
Keluarganya tetap tidak merayakan natal bersamanya, keluarganya masih menatapnya tajam dan penuh kebencian.
"Tae ayo."
"Aku malas hyung."
"Ini sudah waktunya kau check up." Ucap Hoseok, Taehyung terdiam sebentar.
"Melakukannya atau tidak, semua akan sama jadi biarkan aku seperti ini dulu baru aku akan melakukannya." Ucap Taehyung.
"Semakin hari kau semakin mengelantur, sudah hentikan semuanya ayo sekarang bersiap siaplah." Ucap Hoseok, Taehyung hanya menghembuskan nafasnya pelan.
"Ne hyung, kau tunggu di bawah saja." Ucap Taehyung.
****
Hoseok duduk di kursi ruang tengah dan Namjoon tidak sengaja melihat Hoseok yang sedang terlihat frustasi.
"Mau ke rumah sakit Hoseok-ah?" tanya Namjoon.
"Hmmm." Hanya deheman yang Hoseok berikan, mungkin ia terlalu lelah.
"Kau tampak lelah apa tak sebaiknya kau istirahat?" ucap Namjoon.
"Aku hanya sebentar jadi jangan kawatir, aku hanya akan memeriksa satu pasien ku setelah itu aku pulang." Ucap Hoseok.
"Tidak bisa yang lain?" tanya Namjoon.
"Tidak bisa Namjoon-ah, kalau dia mengamuk bagaimana?" tanya Hoseok.
"Kau kira rumah sakit jiwa." Gerutu Namjoon, Hoseok hanya tersenyum tipis.
"Ah iya setelah ini Jungkook harus check up jadi jangan lupa." Ucap Hoseok, Namjoon langsung menatap Hoseok.
"Jungkook akan check up besok, Song Uisa tidak bisa." Ucap Namjoon.
"Ah baiklah aku pergi dulu." Ucap Hoseok sembari melangkahkan kakinya menuju ke depan.
Sedangkan Taehyung masih terdiam di tengah tangga karena ia tahu apa yang harus dia lakukan.
Namjoon membalikkan badannya lalu ia melihat Taehyung sebentar kemudian memalingkan wajahnya dengan tatapan jijik, ia langsung melangkahkan kakinya ke dapur.
"Aku tahu hyung jadi jangan kawatirkan apapun." Gumam Taehyung.
****
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Gift to Brother
FanfictionCover By: SugaVAuthor 😍💜😍 ------- Senyuman dan canda tawa yang dulu selalu tergambar di keluarga itu dengan seketika menghilang. Cahaya mentari yang selalu menghangatkan keluarga itu dengan seketika berubah menjadi musim yang dingin. Akankah caha...