8

6.8K 782 67
                                    

*****

Jimin menatap semua bungkus kado yang ada di depannya lalu tanpa sengaja ia menghitung semua bungkusan itu.

"Taehyung." Lirih Jimin tanpa sadar.

Jimin langsung menggelengkan kepalanya untuk menepis semua pikiran negative yang ada di kepalanya.

"Kau kenapa?" tanya Jin yang tiba tiba datang, Jimin yang melamun pun langsung terkejut.

"Ah Jin hyung." Ucap Jimin sembari tersenyum.

"Kenapa kau melamun sembari menatap kado kado itu?" tanya Jin.

"Tidak apa apa hyung." Ucap Jimin, Jin hanya tersenyum sembari mengusap surai coklat milik Jimin.

"Hadiah itu kurang satu, hyung tahu." Ucap Jin, Jimin langsung terkejut mendengar pernyataan Jin.

"Hadiah yang akan selalu kau buang itu tidak ada bukan?" ucap Jin lagi, Jimin hanya tersenyum tipis lalu menundukkan kepalanya.

"Aku merasa aneh hyung walaupun aku tak pernah mau menerima hadiah itu." Ucap Jimin, Jin langsung merangkul bahu adik bungsunya itu.

"Biarkan dia berjalan dengan kakinya sendiri karena pada kenyataannya dia tidak membutuhkan kaki orang lain, dia terlalu buruk untuk berjalan bersama orang lain." Ucap Jin, Jimin hanya diam.

Jin sendiri yang mengatakan hal itu sebenarnya merasa aneh dengan yang terjadi. Melihat Taehyung yang mengeluarkan darah dari hidungnya, tak sengaja mendengar suara kesakitan dan sekarang adik terlupakannya itu tak memberikan hadiah apapun.

"Sudahlah ini sudah malam, tidurlah." Ucap Jin.

"Ne, hyung juga tidur." Ucap Jimin.

"Jalja." Ucap Jin sembari menutup pintu kamar Jimin.

*****

Taehyung duduk termenung di halaman belakang rumahnya, tempat yang akhir akhir ini menjadi tempat favoritenya.

Menatap bintang yang indah dengan udara dingin yang segar, setelah puas menatap bintang indah itu Taehyung menatap lurus sembari menerawang semua kejadian masalalu nya yang tampak begitu bahagia.

'apa aku bisa menyerah sekarang?' batin Taehyung.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Hoseok, Taehyung langsung tersenyum menatap Hoseok.

"Di luar udaranya sangat dingin, kenapa kau nakal sekali." Kesal Hoseok.

"Hanya ingin menatap bintang yang hari ini sedang bersinar dengan terang." Ucap Taehyung.

"Kenapa kau sangat suka sekali menatap bintang?" tanya Hoseok.

"Karena aku merasa bisa berada dekat dengan appa dan eomma, bisa menyalurkan semua kesedihan ku dengan mereka bahkan aku juga bisa merasakan betapa senangnya menjadi salah satu dari mereka." Jelas Taehyung sembari tersenyum, untuk kata kata Taehyung yang terakhir membuat Hoseok terdiam sebentar.

"Tae, aku melihat tadi kau tak memberikan kado pada Jimin, wae? Biasanya kau memberikannya walaupun kau tau apa akhirnya yang akan terjadi." Ucap Hoseok, Taehyung hanya tersenyum.

"Hanya tidak ingin memberikan hadiah lagi." Ucap Taehyung, Hoseok langsung menoleh kearah Taehyung dengan bingung.

"Kenapa? Apa kau takut ak..." ucapan Hoseok terhenti saat melihat senyuman lebar merekah di bibir Taehyung yang sekarang juga tengah menatapnya. Hoseok merasa tatapan itu sangat aneh.

"Ada apa?" tanya Hoseok.

"Aku tidak takut hyung, aku hanya ingin memberikan kado terakhir yang indah dan berharga bahkan kado itu tidak akan bisa di buang tapi aku yakin kado itu akan di kenang." Ucap Taehyung.

Hoseok yang awalnya ingin mengganti topic karena merinding tapi nyatanya ucapan Taehyung semakin aneh.

"Tae..." lirih Hoseok.

"Semua akan baik baik saja hyung." Ucap Taehyung.

"Kapan kau akan memberikan kado itu?" tanya Hoseok, ia ingin memastikan jika perkiraannya itu salah.

"Saat hari itu telah hadir, saat semuanya sudah berakhir maka kau dan yang lainnya akan tahu hadiah apa yang akan aku berikan hyung." Ucap Taehyung, Hoseok langsung menatap Taehyung sendu.

"Taehyung-ie...." Lirih Hoseok sembari menahan air matanya karena dadanya sudah sesak.

"Aku tahu hyung tidak bodoh. Tidurlah ini sudah malam." Ucap Taehyung sembari melangkah masuk meninggalkan Hoseok yang sudah menangis.

*****

Jin berjalan menuju kamarnya tapi tidak sengaja ia melihat Taehyung yang menaiki tangga, Jin menatap Taehyung datar.

"Ada apa hyung?" tanya Taehyung.

"Apa yang terjadi padamu? Apa kau mulai sadar?" tanya Jin.

"Maksudnya?" tanya Taehyung.

"Kami senang kau tidak memberikan kado tak bermutu mu itu." Ucap Jin, Taehyung langsung tersenyum saat sudah sadar kemana arah percakapan Jin.

"Aku tidak akan memberikan kado apapun untuk kalian hyung jadi jangan kawatir." Ucap Taehyung sembari tersenyum, Jin menatap Taehyung bingung.

"Akan ada saatnya untuk aku memberikan kado terakhir untuk kalian." Ucap Taehyung, Jin semakin bingung.

"Tidurlah hyung, ini sudah malam." Lanjut Taehyung sembari tersenyum lalu melangkah pergi meninggalkan Jin yang masih menatapnya bingung.

Perasaan Jin tiba tiba mendadak tidak enak, dadanya tampak sesak saat ia mengingat senyuman terukir di bibir Taehyung.

"Aish anak itu..." kesal Jin sembari kembali melangkah menuju ke kamarnya.

****

Taehyung memasuki kamarnya, pandangan pertama yang langsung ia lihat adalah foto keluarganya lima tahun lalu. Ia tersenyum simpul lalu ia melangkah mendekati foto itu.

Duduk di kursi meja belajarnya, mengusap lembut foto keluarga itu sembari tersenyum simpul.

"Terimakasih sudah pernah membuat ku bahagia." lirih Taehyung sembari menatap dirinya yang sedang tersenyum bahagia dengan Jimin dan Jungkook yang sedang memeluknya dengan bahagia.

"Maaf jika aku masih belum bisa membahagiakan kalian sampai saat ini." ucap Taehyung sembari meletakkan foto itu lagi.

"Maafkan aku eomma, appa karena tidak bisa menjaga keluarga kita maaf karena aku sudah membuat keributan di keluarga kita."

Taehyung menatap beberapa botol obat, kemudian dirinya menerawang kejadian yang sudah terjadi.

"Aku janji hyung akan memberikan hadiah terindah untuk kalian, aku janji akan pergi untuk kebahagiaan kalian." Ucap Taehyung sembari tersenyum tipis.

*****

.

.

TBC.

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang