29

9.9K 689 36
                                    

*****

Jimin memandang cermin itu dengan pandangan kosong, ia mengenali tatapan elang itu. Jimin sangat hafal sekali meskipun beberapa tahun belakangan ini ia tidak benar benar menatap mata indah nan tajam itu.

"Taehyung-ah...." Lirih Jimin, Hoseok tidak bisa menahan lagi. Ia menangis di belakang tubuh Lee uisa.

"Hoseok-ah..." lirih Lee uisa sembari memegang tangan Hoseok dari belakang.

"Myun Ho-ah, ini menyakitkan." Lirih Hoseok di tengah isakannya.

"Hyung..." Jimin langsung menatap kedua hyung nya dan juga Lee uisa.

"Aku ingin melihat pendonor ini." ucap Jimin, Namjoon langsung menegang sedangkan Hoseok semakin keras menangis.

"Kau yakin ingin bertemu dengannya?" tanya Lee uisa, Jimin mengangguk dengan mantap.

"Dia sudah tidak ada." Ucap Hoseok lirih tapi Namjoon mampu mendengarnya.

"Apa maksud mu hyung?" tanya Namjoon.

"Dia pergi... dia benar benar menyerah.. dia.. hiks.. dia telah pergi...." Hoseok semakin terisak, Lee uisa langsung memeluk Hoseok.

"Myun Ho-ah, dia benar benar menyerah...." Hoseok menangis lagi di pelukan Lee uisa.

Namjoon terdiam, dia tahu siapa yang dimaksud Hoseok. Jimin masih tidak mengerti dengan ucapan Hoseok.

"Aku harus membawa dia pergi." Ucap Lee uisa.

"Uisa-nim, apa dia benar benar pergi?" tanya Namjoon.

"Kau akan tahu saat kedua hyung mu nanti datang." Ucap Lee uisa sembari melangkah pergi meninggalkan kamar rawat Jimin.

"Hyung....." Namjoon menatap Jimin sembari meneteskan air mata.

'aku tahu ikatan batin antara saudara kembar tidak bisa dibohongi, aku tahu perasaan saudara kembar lebih kentara daripada mereka yang sekedar saudara kandung.' Batin Namjoon sembari semakin terisak.

******

"Apa sudah merasa lebih baik?" tanya Jin.

"Kita harus ke Taehyung, hyung." Ucap Yoongi.

"Ayo." Jin membantu Yoongi untuk turun dari brankar dan menuntunnya ke kamar mayat.

Mereka sampai di depan kamar mayat dan di dalam sana sudah ada Hoseok dan Lee uisa yang sejak tadi selalu menemani Hoseok.

"Hoseok-ah..." Hoseok langsung menoleh kearah suara.

"Untuk apa kalian kesini? Apa kalian belum puas melihat Taehyung menderita." Ucap Hoseok tajam.

"Mianhae..." ucap Yoongi.

"Taehyung sudah menyerah hyung dan itu semua gara gara kalian." Ucap Hoseok.

"Bisa kita melihatnya?" tanya Jin.

"Untuk apa?" tanya Hoseok tajam.

"Aku ingin meminta maaf padanya, kami tahu kami bersalah." Ucap Jin.

"Taehyung harus dibawa pulang dulu." Ucap Hoseok.

"Tapi..."

"Lihatlah sebentar setelah itu dia harus segera dibawa pulang untuk di makamkan." Ucap Hoseok, Jin tersenyum begitupun juga lee uisa.

****

Namjoon memeluk Jimin begitu erat, Jimin pun sudah menangis dengan histeris setelah diberitahu bahwa mata itu adalah milik Taehyung.

"Hyung, aku adalah saudara paling buruk." Ucap Jimin.

"Jimin-ah tenanglah." Ucap Namjoon, Jimin dengan gerakan cepat langsung mencabut infus itu dengan kasar hingga membuat darah keluar dari telapak tangannya.

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang