Bernama Freya. Cantik memang aku akui, usia muda pun ia miliki. Freya tinggal disebuah kerajaan besar bernama Land of Dawn. Sifat angkuh membawa sebuah malapetaka bagi dirinya sendiri. Ia pikir semua orang mencintai seutuhnya, padahal mereka hanya m...
Sore hari yang dingin, Bane duduk di ruang kerjanya memandangi luar restoran yang penuh dengan salju. Terkadang ia memikirkan kisah cinta yang tak sampai kepada Freya. Tapi Bane tidak egois, ia rasa cinta tak harus memiliki.
Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Bane seraya terbangun dari lamunannya dan mempersilahkan seseorang diluar sana untuk masuk.
"Bos, maaf diluar ada tamu, katanya bernama Nur Layla,''
"Loh ngapain?''
"Gatau,'' Miya lantas keluar ruangan setelah permisi. Bane pun turut mengikuti Miya keluar ruangan untuk menemui Layla.
Miya mengalami depresi besar akibat kegagalan rencananya terhadap Freya, belum lagi Zilong yang meninggalkan dirinya. Akhirnya ia memilih meninggalkan akademi dan mulai magang di cafe Bane Van der Wijk. Miya bahkan numpang tinggal di ruang belakang cafe yang berukuran 2x3x3 itu.
"Bos,'' Layla menyapa Bane yang datang menghampirinya.
"Miya, tolong bawakan teh,'' Bane menitah Miya.
"Teh Thailand maksudnya bos?''
"Teh tarik aja, buat Layla gausah yang mahal-mahal.''
"Oke bos.''
Layla agak tersinggung, ia rasa Bane memang medit sekali, pantas saja Freya tidak mau berada disisinya. Bagus lah.
"Ada apa Lay?''
"Hallo bos, passwordnya?'' Macam kuis berhadiah aja minta password.
"Lay lay lay lay lay lay panggil kamu Layla. Layla jarang pulang abang jarang dibelay. Jadi apa maksud dan tujuanmu datang kemari?''
"Jadi gini bos, aku minta tambahan cuti seminggu lagi,'' Layla to the point.
"Loh ngapain lagi? Kurang baik apa saya memberikan kamu dispensasi kemarin, 'hah?''
"Bukan gitu bos, saya ada perlu,'' Layla mengibaskan rambutnya yang baru dicat berwarna merah itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nggak seminggu, 3 hari.''
"5 hari deh bos.''
"Pasnya aja 4.''
"Ok deal?''
"Deal.''
Akhirnya setelah negosiasi panjang dengan bos Bane, Layla dapat tambahan cuti 4 hari dengan Miya sebagai gantinya. Agak sulit menurut Bane menggantikan posisi Layla dengan Miya. Pasalnya Miya sungguh pendiam, tatapannya tajam dan kurang ramah. Mana bisa wanita itu menggantikan posisi Layla yang memikat banyak pengunjung, termasuk Clint ketika summer party dimulai. Bane hanya mendengus pasrah.
'Akan ku bunuh marksman mesum itu jika ia membuat Layla cuti lebih lama,' batin Bane.
Bane berkacak pinggang setelah Layla pergi. Ia bahkan menyuruh Miya mengambil minuman teh tarik yang tidak disentuh Layla untuk dijual lagi. Sayang belum lima menit.
Untuk menghindari masalah hati yang pelik, Bane lekas memutar lagu kebangsaan Van Der Wijk.
Setelah situasi kondusif paska persidangan Rafaela, Roger benar-benar menjaga Freya dari ancaman masa lalu, yaitu mantannya yang tampan luar dalam, Alucard. Pasalnya Roger tahu betul bagaimana Freya menangis setelah putus darinya. Ya, Freya menangis tanpa henti, meskipun begitu Freya tidak pernah menjelekkan Alucard didepan siapapun. Baru-baru ini Al berani muncul dan membuat putri kesayangannya baper lagi. Maka Roger tidak akan membiarkan hal itu terjadi, ia muak.
Untuk memalingkan pikirannya, Roger menyarankan agar Freya kembali mengajar di akademi fighter. Ya Freya kembali tanpa rasa takut dan melupakan masa lalunya yang kelam. Ia berusaha melupakan Clint seorang tapi malah terkenang Alucard tersayang. Freya juga penasaran siapa wanita beruntung yang memberikan cinta dan kasih kepada Clint melebihi dirinya.
***
Subuh hari, Roger sudah ada di kamar Freya. Ia berdiri menyilangkan tangan kekarnya dan membangunkan putri itu dengan keras.
"Oi, ibu guru tidak boleh telat,'' Roger mulai menggoyangkan tubuh Freya dengan ujung kakinya.
"Hnn...'' Freya masih di alam mimpi.
"Aku akan mengantarmu ke akademi.''
Sontak Freya terperanjat dan langsung duduk ditepian kasur. Ia menoleh pada Roger seolah interupsi otak untuk pertanyaan konfirmasi. Naas Roger memilih meninggalkan Freya di kamar.
Usai rapi ia pun bergegas sarapan di meja makan. Ini adalah sarapan yang istimewa bagi Freya setelah semua masalah usai. Sang ratu dengan spesial membuatkan masakan kesukaan Freya, nasi oncom sambel petai.
"Momy...terimakasih makanannya enak sekali,'' Freya mencium pipi sang ratu dengan gemas. Sementara sang ratu tahan nafas karena mulut Freya yang bau.
"Ah....putriku tumbuh dengan hati yang besar.'' Sahut Raja Ratu dan Roger bersamaan.
Sontak saja itu membuat mereka saling melempar pandang. Buru-buru Roger meminta maaf dan segera meninggalkan ruang makan untuk segera bersiap mengantar Freya ke Akademi.
Roger, pria paruh baya itu memang tidak punya mobil seperti Johnson. Tapi setidaknya ia bisa mengantar Freya dengan kaki dan tangannya. Dalam perjalanan tiga kilometer itu, Roger banyak terdiam.
"Nah loh ketauan!'' Freya menangkap mata Roger melirik padanya. Sementara Roger hanya memalingkan wajah.
"Oiya, putrimu ada di akademi Tank bukan? Siapa namanya?'' Freya basa basi dikit.
"Lolita.''
"Kenapa kau mau mengadopsi anak dari hutan?''
"Kau tidak perlu tahu. Karena tidak harus menikah untuk jadi seorang ayah.'' ***
Maaf ini updatenya lama, kemarin habis berduka. Mohon maklum ya gengs. Ibu Leader road to Legend 😅 udah epic 1.