Hari-hari berlalu begitu cepat, pesta pora semakin dekat. Sekarang sudah hari jumat dan Freya begitu cemas. Bukan sedih lagi.
Lampu taman sudah terpajang disepanjang jalan, terdapat pula bunga-bunga untuk menyambut sang putri keluar dari istana. Tentu saja bucket bunga yang dipersiapkan Freya untuk sang kakak telah ia rangkai dari kamboja dan aroma kenanga, iya kenanga bukan kenangan.
"Freya, aku ingin berbicara padamu, empat mata,'' tiba-tiba saja Rafaela datang menghampiri Freya yang sibuk merangkai bunga.
"Bicara saja, aku akan dengarkan.''
"Aku ingin kita bicara berdua dengan serius!'' Rafaela gigih, berharap Freya berdiri dan ikut dengannya.
"Ya kan kita sudah berdua.''
"Oiya.''
"Jadi gini, sebenarnya niatku disini hanya membebaskan orangtuamu dari kedaulatan rakyat, tidak lebih. Tetapi ternyata aku masuk terlalu dalam hingga mereka menganggapku lebih dari itu. Aku...'' kalimatnya menggantung. Sementara Freya menoleh padanya yang terlihat kelu.
"Lanjutkan Rafaela,'' pinta Freya.
"Aku ingin pergi dari sini,'' tambahnya dengan satu tarikan nafas.
"Kau gila! Pesta pora adalah besok. Jangan sampai orangtuaku menyia-nyiakan hartanya karena ulahmu, Rafaela.''
"Pesta pora tetap berjalan, kau bisa gunakan sayapku untuk penyamaran dan kau bisa mendapatkan Clint seutuhnya. Aku tahu kau membenciku karena kau takut jika aku memilih Clint, iya 'kan?''
Freya mulai berpikir. Pasalnya memang benar, ia membenci Rafaela karena tidak ingin kehilangan Clint. Tapi bisa saja Freya berdiskusi dengan Rafaela agar ia tidak memilih Clint, tidak dengan cara pergi meninggalkan pesta pora seperti itu.
"Tidak sekarang. Kau bisa pergi setelah ini, Rafaela.''
Kemudian Freya meninggalkannya sendiri dengan sisa bunga mawar dan durinya yang berserakan. Rafaela menatap Freya nanar dan pandangannya hilang ketika Freya belok ke dapur. Mungkin hendak masak sambalado, karena sejak tinggal bersama Clint, Freya benar-benar jadi ibu rumah tangga yang lulusan D3, di dapur, di sumur, di kasur.
Persiapan pesta pora sudah 99% Freya bergegas menuju kamar mandi hendak luluran dan kemudian bersolek, karena jujur saja sejak tidak bekerja, Freya tak punya uang untuk perawatan. Lihat rambutnya saja lusuh, kulitnya kusam, beha nya tidak pernah ganti, itu-itu saja. Moonton kata orang mah.
Raja dan Ratu sibuk mendata dan melakukan checklist untuk persiapan yang sudah selesai, beberapa pasukan pun turun jabatan menjadi pembantu rumah tangga untuk sementara. Dalam kesibukan itu kepala Ratu terasa sakit, ia tidak tahan dengan bau ketiak pasukannya yang wara-wiri menata dekorasi. Dan beberapa pasuka membawakan obat parahmen sakit kepala.
"Ini mana...." Raja berteriak serak karena suaranya terkuras habis dari kemarin.
"Apa ja?" balas Roger.
"Sound system...saya mau absen nih."
"Astaga lupa ja, kemarin dipinjem Bruno buat dangdutan," Roger panik dan Raja pun berkacak pinggang.
Sudah 99% ternyata hanya dekorasinya saja, sistem penataan listrik, cahaya dan suara masih belum selesai. Roger pun merasa bersalah akan hal ini. Segala si Bruno pinjam lah, bikin repot saja, batin Roger. Ia bahkan tidak tahu Bruno meminjam itu untuk ikutan kontes dangdut akademi.
"Oiya...Toa musolah."
Roger memang tidak pernah kehabisan akal. Pasalnya tak ada rotan, akal pun jadi. Kemudian Roger pun meminta izin untuk mencopot toa musolah dan memindahkannya ke Istana kerajaan.
"Toa musolah sudah, pencahayaan sudah, tinggal listrik nih, saya takut ada hal tidak terduga mengenai ini. Enaknya gimana ya Roger?" tanya Raja dari bawah sambil memegangi tangga yang dinaiki Roger.
"Bebas ja, situ kan Raja. Paling tidak suara adzan akan terdengar sampai Istana."
Kemudian Raja pun meninggalkan Roger yang masih berceloteh diatas sana.
***
Hai, update lagi nih Mobile Legend versi komedi. Sengaja bikin part yang sekitaran 500 kata biar gak terlalu lama bacanya. Di seri pesta pora ini bakalan dikasih cerita yang agak berat ya, akutu gamau cuma sekedar komedi yang gak lucu-lucu amat udah gitu ceritanya gak punya poin. Komennya dong jangan lupa biar ada masukan yah... makasiiih :**
KAMU SEDANG MEMBACA
Mobile Legend Series
HumorBernama Freya. Cantik memang aku akui, usia muda pun ia miliki. Freya tinggal disebuah kerajaan besar bernama Land of Dawn. Sifat angkuh membawa sebuah malapetaka bagi dirinya sendiri. Ia pikir semua orang mencintai seutuhnya, padahal mereka hanya m...