Summer Party - Pertemuan

1.7K 50 34
                                    

Putri cantik itu bernama Freya. Matanya kelabu tajam, rambutnya berkilau bagai ke salon tiap hari, tapi itu cuma shampo kok. Tatapannya angkuh dan menyelidik. Meskipun cantik bak bidadari, tapi hatinya tidak secantik wajahnya. Freya tidak pernah peduli terhadap perasaan orang lain. Terutama Bane. Ya..ya...bagaimana bisa seorang Freya memilih Bane menjadi pendamping hidupnya? Biarpun Bane memiliki kapal pesiar, tapi itu adanya dilautan, tidak bisa dibawa kehadapannya. Sementara Freya menginginkan berlian sebesar rembulan.

"Mom...Dad...Aku mengambil part time pagi. Sampai jumpa,'' sapanya pada Raja dan Ratu sambil melambaikan tangan.
"Take care sayang.''

Meskipun Freya hidup berlimpah harta, tapi ia tetap bekerja. Karena ia tahu kalau semua hartanya tidak cukup membuat dia terkenal. Yap! Freya jadi duta shampo lain.

"Princess Freya, kau sempurna,'' kata salah seorang penata rias ketika mengagumi kecantikan Freya. Bagaimana tidak, bibirnya ranum membuat siapa saja ingin mencium.
"As always,'' jawabnya sambil menyibakkan rambut diikuti laghting berlebihan dan kamera zoom in zoom out.

Selesai dengan pemotretan itu, Freya menikmati udara diluar studio. Ia duduk beselonjor diatas beberapa kursi yang disusun pada tepian gazebo membiarkan kaki jenjangnya disinari matahari. Kacamatanya diletakkan diatas meja, ia tahu itu milik Layla, sahabat karibnya. Freya suka sekali meminjam barang milik Layla, meskipun Layla tidak sependapat.

Musim panas tahun ini terasa begitu menyengat, Freya menghabiskan es jeruk dan membuang gelas plastiknya kedalam tempat sampah dengan sekali lemparan. Tapi tidak masuk.
"Sial,'' ia mendengus tanpa beranjak dari kursinya.
Ada rasa bersalah dalam hati jika membiarkan sampah itu dibuang sembarangan, sebab Freya tahu betul rasanya dibuang sembarangan.

"Roger, aku butuh bantuanmu,''
Panggilnya melalui ponsel pintar berbicara dengan nada sarkastik pada lawan bicaranya. Roger pun langsung menuju studio satu tempat Freya melakukan pemotretan.

"Roger disini, princess,'' ia datang dengan gagahnya. Sepatu boots kulit yang hitam pekat dengan coat berwarna kuning menyelimuti tubuh pria beranak satu ini. Puntung rokoknya dibuang dengan bengis menandakan ia siap menghajar minion yang mengganggu.

"Tolong buang sampah itu pada tempatnya, aku tidak suka ada sampah dibuang sembarangan,'' titahnya pada tangan kiri keluarga kerajaan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong buang sampah itu pada tempatnya, aku tidak suka ada sampah dibuang sembarangan,'' titahnya pada tangan kiri keluarga kerajaan itu.

"Astaga princess Freya, aku jauh-jauh datang dari hutan dengan menggunakan spell flicker dan set physical emblem hanya untuk buang sampah?'' Roger protes, dedikasinya sebagai garis depan kerajaan terasa diinjak-injak.

"Memangnya kau ingin melihat Freya terluka? Jika demikian Raja dan Ratu akan membenci dirimu dan sisa hidupmu,'' jawabnya hiperbola.

Hhaashh....dengan dengusan kesal Roger pun membuang sampah pada tempatnya. Ia tak sanggup beradu mulut dengan wanita. Padahal hanya mengambil sampah di tanah dan memindahkan pada tempatnya tidak akan melukai dirinya sesenti pun. Freya memang selalu semena-mena. Roger merasa muak dengan putri raja yang tidak terdydyc itu.

***
Setelah menyelesaikan misi tidak penting itu, ia bergegas pulang dengan hati meletup-letup. Roger duduk lesehan sambil menyandarkan punggungnya pada dinding kayu rumah miliknya. Tidak lama kemudian datanglah gadis cantik membawakan secangkir kopi untuknya.
"Ayah cepat sekali sampai, baru saja aku ingin menyusulmu,'' gadis cantik yang hendak beranjak remaja itu duduk disampingnya. Matanya bulat besar, tingginya hanya sepinggang Roger. Ya dia adalah putri semata wayangnya bernama Lolita.

"Aku tidak punya harga diri,'' jawab Roger lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak punya harga diri,'' jawab Roger lesu. Sontak membuat Lolita geram.

"Apa maksud Ayah? Adakah seseorang yang...'' belum selesai Lolita berbicara, sang ayah langsung menutup bibir lancipnya.

"Shhsssttt...ayo masuk kedalam,'' titahnya pelan. Ia merasakan sebuah kejanggalan yang terjadi disekitar rumahnya.

Roger pun menggunakan Skill 3 untuk membuatnya berubah jadi Aliando si ganteng-ganteng srigala. Apapun akan dilakukannya untuk melindungi rumah mungil ditengah hutan itu.

Srkkkk....brukk...

Sesuatu jatuh dari semak, topi koboy melambung di udara dan mendarat dikepala Roger. Astaga topi ini.... batin Roger. Ada luka yang terbuka dihatinya. Kemudian Roger skill 3 dan berubah menjadi marksman. Menyelidik setiap sudut rumah dan siap menembak create yang mendekat. Maklum saja gubuk mungil itu memang berada ditengah turret untuk melindungi dari serangan musuh.

"Roger?'' Sapa seseorang dengan sumringah ketika melihat topinya diatas kepala Roger.

"Kau...''

Mobile Legend SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang